Kuwait mengumumkan Kamis kemarin (31/3) bahwa mereka telah mengusir sejumlah diplomat Iran atas tuduhan melakukan aksi mata-mata merujuk pada invasi Irak tahun 2003 lalu, dan pengusiran ini menjadi ketegangan terbaru bagi hubungan Arab-Persia di wilayah Teluk.
Menteri Luar Negeri Kuwait Muhammad al-Sabah mengatakan kepada wartawan bahwa Kuwait mengusir sejumlah diplomat Iran atas dugaan menjadi mata-mata yang bekerja untuk Teheran, dan laporan terkait hal itu ada sejak invasi ke Irak.
"Akan ada tindakan terhadap kelompok diplomat Iran. Mereka akan dianggap persona non grata dan diusir dari Kuwait," katanya menegaskan.
Menteri luar negeri menuduh bahwa para diplomat Iran telah membuktikan mereka memiliki link ke jaringan mata-mata yang dicurigai, di mana tiga anggota jaringan mata-mata itu oleh pengadilan Kuwait dijatuhi hukuman mati pada Selasa lalu.
Iran sendiri menolak tuduhan Kuwait dengan menyatakan tuduhan itu tidak berdasar dan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan republik Iran tidak ikut campur dalam urusan internal Kuwait, kantor berita resmi Iran melaporkan pada hari Kamis kemarin.
Surat kabar Al-Qabas mengatakan tiga diplomat Iran terlibat dalam sel mata-mata tetapi pengadilan tidak bisa menuntut karena kekebalan diplomatik mereka.
Para diplomat Iran mulai merekrut anggota jaringan mata-mata mereka satu dekade yang lalu, menurut harian tersebut mengutip laporan dari pengadilan.
Dikatakan anggota sel mata-mata Iran telah lama beroperasi selama invasi 2003 pimpinan AS ke Irak, di mana Teheran mengumpulkan informasi mengenai pergerakan tentara Kuwait dan koalisi yang ditempatkan di emirat tersebut.
Analis Mustafa Alani dari Pusat Penelitian Teluk di Dubai mengatakan pengusiran para diplomat Iran tersebut tidak akan memiliki dampak jangka panjang terhadap hubungan antara Kuwait dan Iran.
xxx
1st April 2011
Dituduh Mata-mata, Kuwait Usir Sejumlah Diplomat Iran
