Begitu derasnya protes terhadap Hanung Bramantyo mengenai film karyanya yang dianggap kontroversi tersebut, berikut cuplikan debatnya dengan seorang wartawan case per case tentang film yang dimaksud
Quote:
Inilah Perdebatan Hanung Bramantyo dengan Abdul Halim (wartawan Suara Islam/SI)
Quote:
wartawan SI (09 April jam 5:42):
Film terbaru anda keterlaluan. Film semacam itu hanya bisa dibuat oleh orang berfaham atheis atau hatinya dipenuhi dengan kebencian terhadap syariat Islam. Anda takabur dan besar kepala, ingin mencoba kesabaran umat Islam Indonesia. Semoga Allah SWT membalas dengan balasan setimpal atas kejahatan anda selama ini terhadap umat Islam.
Quote:
Hanung Bramantyo Anugroho (09 April jam 15:16):
Bagian mana yg anda anggap keterlaluan? Jangan2 anda belom menonton secara keseluruhan lalu berkomentar dan menuduh saya tidak beriman. Sesungguhnya dg anda menuduh sprt itu, sikap anda yg keterlaluan
Quote:
Wartawan SI (10 April jam 6:32):
Saya termasuk pemerhati film-film anda, sejak Perempuan Berkalung Sorban, Sang Pencerah dan terakhir ?, bahkan film film anda sebelum PBS. Disitu saya rasakan banyak nuansa PKI alias marxismenya. Hanya sang pencerah yang saya nilai 5 karena aktornya seorang murtad. Seandainya bukan seorang murtad, akan saya nilai 6. Masak tokoh sebesar KH Ahmad Dahlan diperankan seorang murtad, apa tidak ada aktor lain, apa itu bukan penghinaan! Lainnya saya nilai 2 alias sangat sangat sangat jelek sekali karena menghina Islam dan umat Islam. Makanya Taufiq Ismail tidak pernah mau ketemu dengan anda. Saya sendiri seorang wartawan di Jkt dan pernah wawancara dengan Taufiq Ismail tentang film anda !
Anda menuduh sikap saya keterlaluan, . Tetapi yang jelas anda sudah keterlaluan dan menghina serta merendahkan martabat Islam dan umat Islam. Seandainya anda tinggal di Pakistan, Afghaniustan atau Bangladesh, saya tidak tahu lagi bagaimana nasib anda. Anda pasti sudah kabur ke luar negeri. Untung anda tinggal di bumi Indonesia yang rakyatnya terkenal dengan keramah tamahan dan santunannya.
saya tidak pernah menuduh anda tidak beriman. Kalimat mana yang mengatakan anda tidak beriman. Masak sebagai sutradara film kok tidak teliti, makanya film-filmnya tidak bermutu dan penuh dengan fitnah dan kebencian terhadap Islam dan umat Islam.
Quote:
Hanung Bramantyo Anugroho (12 April jam 23:51):
Jawab dulu pertanyaan saya, bung. Bagian mana yg merendahkan Islam?
Quote:
Wartawan SI (13 April jam 5:36):
Quote:
Film �?� yang anda sutradarai penuh dengan fitnah, kebencian dan merendahkan martabat Islam dan umat Islam. Film anda penuh dengan ajaran sesat pluralisme yang menjadi saudara kandung atheisme dan kemusyrikan.
Spoiler for Pertama:
Pertama, ketika pembukaan sudah menampilkan adegan penusukan terhadap pendeta, kemudian bagian akhir pengeboman terhadap Gereja. Jelas secara tersirat dan tersurat, anda menuduh pelakunya orang yang beragama Islam dan umat Islam identik dengan kekerasan dan teroris.
Spoiler for Kedua:
Kedua, menjadi murtad yang dilakukan oleh Endhita (Rika) adalah suatu pilihan hidup. Kalau semula kedua orangtua dan anaknya menentangnya, akhirnya mereka setuju. Padahal dalam Islam murtad adalah suatu perkara yang besar dimana hukumannya adalah qishash (hukuman mati), sama dengan zina yang dirajam.
Spoiler for Ketiga:
Ketiga, muslimah berjilbab, Menuk (Revalina S Temat) yang merasa nyaman bekerja di restoran Cina milik Tan Kat Sun (Hengki Sulaiman) yang ada masakan babinya. Anda ingin menggambarkan seolah-olah babi itu halal. Terbukti pada bulan puasa sepi, berarti restoran itu para pelanggannya umat Islam.
Spoiler for Keempat:
Keempat, seorang takmir masjid yang diperankan Surya (Agus Kuncoro) setelah dibujuk si murtadin Menuk, akhirnya bersedia berperan sebagai Yesus di Gereja pada perayaan Paskah. Apalagi itu dijalaninya setelah dia berkonsultasi dengan ustad muda yang berfikiran sesat menyesatkan pluralisme seperti anda yang diperakan David Chalik.
Namun anehnya, setelah berperan menjadi Yesus demi mengejar bayaran tinggi, langsung membaca Surat Al Ikhlas di Masjid. Padahal Surat Al Ikhlas dengan tegas menolak konsep Allah mempunyai anak dan mengajarkan Tauhid. Apa anda ini kurang waras wahai si Hanung. Semoga pembalasan dari Allah atas diri anda.
Spoiler for Kelima:
Kelima, tampaknya anda memang sudah gila, masak pada hari raya Idul Fitri yang pebuh dengan silaturahmi dan maaf memaafkan, umat Islam melakukan penyerbuan dengan tindakan anarkhis terhadap restoran Cina yang tetap buka sehari setelah Lebaran. Bahkan sebagai akibat dari penyerbuan itu, akhirnya si pemilik Tan Kat Sun meninggal dunia.
Setelah itu anaknya Ping Hen (Rio Dewanto) sadar dan masuk Islam demi menikahi Menuk setelah menjadi janda karena ditinggal mati suaminya Soleh (Reza Rahadian), seorang Banser yang tewas terkena bom setelah menjaga Gereja pada hari Natal. Jadi orang menjadi muslim niatnya untuk menikahi gadis cantik. Sebagaimana anda menjadi sutradara berfaham Sepilis dengan kejam menceraikan istri yang telah melahirkan satu anak demi untuk menikahi gadis cantik yang jadi pesinetron. Film ini kok seperti kehidupan anda sendiri ya ?
Spoiler for Keenam:
Keenam, si murtadin Endhita minta cerai gara-gara suaminya poligami. Karena dendam, kemudian dia menjadi murtad. Anda ingin mengajak penonton agar membenci poligami dan membolehkan murtad. Padahal Islam membolehkan poligami dan dibatasi hingga empat istri dan melarang dengan keras murtad dengan ancaman hukuman qishash.
Seandainya anda setuju dan poligami dengan menikahi si pesinetron itu, anda tidak perlu menceraikan istri dan menelantarkan anak anda sendiri sehingga tanpa kasih sayang seorang ayah kandung dan dengan masa depan yang suram. Kasihan benar anak dan istri anda korban dari seorang ayah yang kejam penganut faham pluralisme dan anti poligami.
Spoiler for Ketujuh:
Ketujuh, anda menghina Allah SWT dengan bacaan Asmaul Husna di Gereja dan dibacakan seorang pendeta (Deddy Sutomo) dengan nada sinis dan melecehkan. Masya� Allah !
Spoiler for Kedelapan:
Kedelapan, anda menfitnah Islam sebagai agama penindas dan umat Islam sebagai umat yang kejam dan anti toleransi terhadap umat lain terutama Kristen dan Cina. Padahal sesungguhnya meski mayorits mutlak, umat Islam Indonesia dalam kondisi tertindas oleh Kristen dan Katolik serta China yang menguasai politik, ekonomi dan media massa.
Anda tidak melihat kondisi umat Islam di negara lain yang minoritas seperti Filipina Selatan, Thailand Selatan, Myanmar, India, Cina, Asia Tengah, bahkan Eropa dan AS. Mereka sekarang dalam kondisi tertindas oleh mayoritas Kristen dan Katolik, Hindu, Budha dan Komunis. Jadi anda benar-benar subyektif dan dipenuhi dengaan hati penuh dendam terhadap umat Islam
Spoiler for Kesembilan:
Kesembilan, film ini mengajarkan kemusyrikan dimana semua agama itu pada hakekatnya sama untuk menuju tuhan yang sama. Kalau semua agama itu sama, maka orang tidak perlu beragama. Jadi film anda ini dengan sangat jelas mengajarkan faham atheisme dan komunisme..
Spoiler for Terakhir:
Terakhir, nasehat saya, bertobatlah segera sebelum azab Allah SWT menimpa anda, karena hidup di dunia ini hanya sementara dan tidak abadi. Belajarlah kembali mengenai Islam yang benar sesuai dengan Al Qur�an dan As Sunnah, bukan Islam yang diambil dari kaum Orientalis Barat dan para sineas berfaham sepilis yang sudah sangat jelas memusuhi Islam dan umat Islam.
dua versi pendapat yg mengandung pembelajaran yg sangat dalam ..
Quote:
Originally Posted by bereketex
sama ndan..ane juga blom bisa berkomentar apa2
ntar kalo dah nonton, jangan lupa balik sini ya ndan.... ane pengen liat komentar kumendan sekalian.....
Sudut perspektif mana yang kita masing-masing pake.....
Perbedaan itu indah ndan...
ntar kalo dah nonton, jangan lupa balik sini ya ndan.... ane pengen liat komentar kumendan sekalian.....
Sudut perspektif mana yang kita masing-masing pake.....
Perbedaan itu indah ndan...
ndan, ane masi belum bisa komentar juga ...
ne ane mau minjam kasetnya ...
kalau saya sih sebagai penonton harus bisa membedakan mana film dan mana realita,, meski ada sebagian film yang menggambarkan realita atau kisah nyata,, selama dalam film tidak ada tulisan " berdasarkan kisah nyata" , "based on true event" , "best on true story " maka film hanya saya anggap sebagai kisah fiksi dan idealisme dari seorang sutradara,, karena setiap orang mempunyai idealisme dan khayalan yg berbeda beda..
yang penting setiap film harus kita apresiasi, baik positif maupun negatif..
dan akhirnya resume dari hasil nonton film paling hanya sebatas menjadi obrolan 2 orang, 3 orang maksimal 6 orang... he he he
gila jawaban Hanung...
bener2 mencerminkan dirinya yang salah kaprah.,....smoga Tuhan YME menuntun dirinya kembali kejalan yang benar....
saran ane buat HANUNG... ngaji dulu deh elu kang Hanung..biar mengerti agama ente dengan bener ....