Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Other Discussion > Save Our Planet

Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 15th April 2011
DreamWorldJr's Avatar
DreamWorldJr DreamWorldJr is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2010
Location: Bandung
Posts: 541
Rep Power: 43
DreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis Guru
Default Cuaca Sebabkan Hama Ulat Bulu


Quote:
Serangan ulat bulu di tiga kecamatan Probolinggo mulai membuat cemas warga. Sejak seminggu terakhir, hama ulat bulu tidak hanya menyerang pohon mangga, tapi juga warga setempat. Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putra mengatakan, Dinas Pertanian hanya bisa menekan perkembangan ulat bulu tersebut dengan melakukan penyemprotan pestisida.

�Kita lakukan penyemprotan dengan pestisida sampai tiga hari ke depan. Jadi, ini memang penanganan jangka pendek karena sudah meledak. Tetapi, untuk jangka panjangnya memang harus kembali kepada ekologi sebenarnya, bagaimana kemudian lingkungan itu bisa menjadi tidak ada ledakan hama bisa dikendalikan dengan keseimbangan alam dalam keseimbangan yang ekonomis,� kata Wibowo.

Ia menambahkan, salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran hama ulat bulu adalah cuaca. Cuaca yang lembab sangat mendukung perkembangbiakan serangga tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh Peneliti Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Brawijaya, Abdul Latief Abadi. Dia menyatakan, serangan ulat bulu yang terjadi di Probolinggo diakibatkan karena kelembaban alam. Turunnya hujan secara terus menerus mengakibatkan cuaca menjadi lembab. Hal tersebut yang memicu perkembangan ulat bulu. Gejala tersebut bisa terjadi pada serangga apa pun.

�Ulat bulu ini, ada tetapi tidak sebanyak sekarang. Biasanya dia musiman. Dugaan kami ini adalah anomali musim. Cuaca yang terus menerus hujan menyebabkan kelembaban sangat tinggi. Kita sudah mengabaikan masalah lingkungan. Kita sudah terlalu fokus bagaimana menyediakan pangan lebih banyak, sehingga lingkungan ini tidak lagi alami seperti dulu,� papar Abdul Latif.

Ia mengungkapkan, diperlukan perbaikan ekologi lingkungan untuk mencegah terjadinya serangan hama ulat bulu.

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berpendapat serangan hama memang disebabkan oleh faktor perubahan iklim dan rusaknya ekologi lingkungan. Akan tetapi, hama tersebut bisa ditekan perkembangannya dengan melakukan penanaman secara serentak.

�Perubahan iklim karena penanaman yang tidak serentak begitu yah. Jadi, cuaca yang tidak bisa di prediksi. Perubahan musim akan menimbulkan eksplosi hama dan penyakit. Kalau penanamannya tidak serentak maka eksplosi ini akan menjadi luas dan lebih kuat serangannya,� ujar Wakil Ketua Umum HKTI, Rachmat Pambudi

Menurut Anggota Komisi Pertanian DPR, Viva Yoga Mauladi, pemda seharusnya sudah bisa mengantisipasi terjadinya serangan hama ulat bulu. Dengan demikian, hama ulat bulu itu tidak sampai menyerang warga sekitar.

�Harusnya dari awal sudah di ketahui bahwa, akan ada serangan bukan hanya ulet bulu, hama wereng. Ini menunjukkan bahwa koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat menjadi masalah besar. Kenapa, karena tidak ada antisipasi terhadap perubahan cuaca yang mendesak untuk dilakukan penanganan secepatnya.�

Viva Yoga Mauladi menambahkan, meluasnya serangan serangga karena perkembangbiakan ulat yang sangat cepat. Dalam jangka waktu tiga hari, telur sudah berubah menjadi ulat. Karena itu, perlu ketanggapan dari pemerintah dalam menyelesaikan kasus serangan ulat bulu.


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:28 AM.


no new posts