FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Indonesia Berkebun digagas oleh Ridwan Kamil sang Winner of International Design Competition dengan konsep Ekologi, Edukasi dan Ekonomi. Dimana setiap individu, apakah dia bapak, ibu, anak-anak atau lajang mengambil peran dalam suatu komunitas dan mengisi peran tersebut sesuai kemampuan dan kompetensinya sehingga kegiatan komunitas selalu positif, kekeluargaan dan bermanfaat.
Contoh Indonesia Berkebun yang sudah berjalan di Jakarta yaitu di Grogol dan Springhill. Sedangkan Bandung sedang merintis Cigadung Berkebun Pelaksanaannya cukup mudah, mungkin melalui obrolan dengan teman sekantor, teman sekolah atau jejaring sosial seperti twitter dan facebook akan diketemukan lahan tidur yang menganggur karena pemiliknya belum punya ide atau dana untuk membangun. Jumlah anggotanyapun suka-suka, sesuai kesepakatan. Demikian juga dana awal yang dibutuhkan untuk menggarap tanah yang semula pastinya tidak terawat sehingga membutuhkan pekerja khusus. Tetapi dengan berjalannya waktu, penyandang dana khusus mungkin tidak dibutuhkan karena akan tercukupi dari iuran anggota. Iuran anggota tersebut dibutuhkan untuk menggaji tukang (dinamakan perawat kebun) yang bertugas merawat kebun sehari-hari, misalnya menyiram tanaman atau merawat tanaman ketika pada waktunya berkebun anggota komunitas tertentu berhalangan hadir. Skema urban farming dari Indonesia Berkebun sebagai berikut : ![]() Sponsor : Pemberi pinjaman lahan dan / atau Pemberi dana untuk penggarapan tanah awal, pembelian benih, alat-alat berkebun (sesuai kesepakatan) Wali Kebun : Individu yang bertanggungjawab sebagai kordinator. Orang tersebut mempunyai kompetensi di bidang pertanian maupun tidak . Ya, namanya juga komunitas, pemilihan wali kebun benar-benar demokratis karena dia tidak digaji (istilah kerennya : social worker). Perawat kebun. Seorang pekerja (bisa paruh waktu) yang bertugas menjaga lahan. Khususnya ketika lahan baru ditanami sehingga membutuhkan perhatian ekstra. Komunitas. Suatu keluarga utuh maupun lajang yang mempunyai kepedulian berkebun tetapi tidak mempunyai lahan di pekarangannya. Quote:
Dalam waktu dekat DPKLTS akan menerbitkan buku tentang urban farming karena paradigma lama masih melekat dimana tanah harus diberi pupuk NPK yang harus dibeli di toko pertanian. Kemudian tanaman harus disemprot pestisida beracun untuk mengusir hama. Padahal semua kegiatan kebutuhan berkebun dapat ditemukan disekeliling kita. Tanpa mengeluarkan dana ekstra. Misalnya campuran air beras dan terasi bisa menjadi mikroorganisme lokal yang mengaktifkan tanah (semacam EM4 yang dijual di pasaran, tapi tidak dianjurkan dengan berbagai pertimbangan). Pupuk cair dan kompos pun bisa dibuat sendiri sehingga anggota komunitas tidak usah membeli, bahkan anak-anak bisa belajar proses kimia dan lingkungan hidup secara langsung. Untuk mengusir hama tanaman ? Ada ! Mulai dari tembakau, jambe, hingga daun tomat, cabe dan bawang putih. Hasilnya ? Tanaman yang sehat (sering juga disebut tanaman organik) dan panen dua kali lebih banyak dari biasanya. Yang pasti, anak-anak bisa bermain dengan leluasa tanpa takut terpapar pestisida yang beracun. Ada keunggulan lain dari berkebun yaitu berolah raga. Hanya dengan berkebun, kita dapat membakar 63 kalori per 10 menit. Padahal kegiatan berkebun seperti memangkas tanaman, membersihkan gulma, menyiram tanaman dan memberi pupuk, jarang menghabiskan waktu hanya 10 menit. Minimal 1 jam kita gunakan untuk berkebun, itu artinya kita sudah membakar 378 kalori. Berkebun, selain menjadi kegiatan relaksasi juga dapat melatih otot-otot kedua lengan,pinggang punggung dan bagian paha menjadi kuat serta meregangkan otot-otot panggul. sumber |
![]() |
|
|