FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Malang - Mahatir Rizki (19), mahasiswa jurusan IT semester II Universitas Muhammadiyah (UMM) yang selama ini hilang dikhawatirkan terperangkap dalam kelompok gerakan pembentukan Negara Islam Indonesia (NII).
Kekhawatiran pihak keluarga itu setelah mahasiswa asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menghubungi orantuanya, pada Selasa (19/4/2011) malam. Rizki mengaku telah hidup tenang, di sebuah tempat dan menolak pulang maupun kembali ke bangku kuliahnya. "Kami khawatir saja, dia (Rizki,red), ikut kelompok NII. Karena sebelumnya Rizki sempat menyebut, dirinya akan bergabung dengan kelompok itu," kata Ismed Jayadi (35), paman korban saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Rabu (20/4/2011). Ismed mengaku, sebelum kehilangan kontak, Rizki sejak sekolah tingkat atas terlibat dalam paskibra ini, sempat meminta uang kepada orangtuanya sebesar Rp 20 juta. Uang itu rencananya akan digunakan untuk kebangkitan negara baru. "Dia bilang ada kebangkitan Islam ke depannya, Negara Islam Indonesia," ujarnya. Namun, permintaan itu ditolak kedua orang tua Rizki. Semenjak itu, keluarga kemudian kehilangan kontak dengan anak kedua dari empat bersaudara itu. Keluarga berharap, keberadaan Rizki segera dapat diketahui, agar kecemasan yang dirasakan keluarga segera berakhir. "Semoga cepat ketemu mas, agar tidak sampai terjadi apa-apa dengannya," tutur Ismed sejak tujuh hari ini berada di Kota Malang, untuk mencari keberadaan keponakannya tersebut. Selain Rizki, mahasiswa UMM yang menjadi korban dengan dugaan modus pencucian otak ada 8 orang. Hanya saja kedelapan mahasiswa sudah kembali ke kampus dan mendapat bimbingan mental saat ini. Selain itu juga terdapat satu mahasiswi lagi, yang disebut-sebut berasal dari Universitas Brawijaya bernama Desy. Namun Unibraw belum memberikan kepastikan apakah Desy tersebut kuliah di Unibraw atau bukan. Para korban itu diberikan itu dicuci otaknya dengan pemahaman jika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu kafir oleh dua pelaku yang disebut-sebut bernama Fikri alias Feri alias Dani asal Cilacap dan Adam alias Muhayyin dari Kabupaten Lampung. Kesepuluh mahasiswa tersebut dimintai uang Rp 10 juta dengan dalih biaya pembaitan di Jakarta. Mereka yang pernah ke Jakarta, sesampai di stasiun kereta api matanya ditutup kain saat menuju ke sebuah rumah yang digunakan untuk lokasi pembaiatan. Spoiler for sumber:
biar lebih apdol kasih comment, dan bila berkenan kasih ![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]()
semakin banyak aja neh anak2 yang hilang.. semoga seperti yang di khawatirkan mengikuti gerakan NII
|
![]() |
|
|