Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan lembaga PBB United Nations Development Program (UNDP) menggelar konferensi internasional tentang korupsi. Dalam acara itu hadir 40 lembaga antikorupsi dari seluruh dunia.
"Seperti yang sudah diketahui dahulu ada 20 lembaga antikorupsi di tahun 90-an. Sekarang 7 kali lipatnya. Dan yang hadir adalah sebagian kecil, tapi mereka punya pengalaman, succes story," jelas Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di acara pembukaan konferensi di Hotel JW Marriott di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (26/11/2012).
Dalam acara itu hadir Ketua KPK Abraham Samad, perwakilan UNDP Beate Trenkmann, Ketua DPR Marzuki Alie, Wamenkum Denny Indrayana, serta 100 orang wakil dari 40 lembaga antikorupsi negara-negara seperti Hong Kong, Srilanka, Malaysia dan lainnya.
"Isu pokok yang menjadi bagian penting didiskusikan adalah prinsip-prinsip untuk membangun pemberantasan korupsi. Isu utama terkait independensi, efektivitas, harapannya diharapkan kerjasama menjadi semakin kuat," jelas Bambang.
Sedang menurut Marzuki Alie, dia meminta agar KPK tidak perlu ragu-ragu untuk bertindak sebagai lembaga independenden.
"Kalau KPK masih gamang, maka ini suatu preseden dalam pemberantasan korupsi," terang Marzuki yang berbicara selaku wakil DPR ini.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Trenkmann, konferensi digelar untuk menelorkan prinsip-prinsip lembaga antikorupsi di dunia.
"Korupsi sangat berdampak luas pada masyarakat. Jutaan dolar hilang, investasi tidak sampai dan melindungi masyarakat miskin," jelas wanita pejabat di UNDP ini.
Trenkmann melanjutkan, Indonesia dipilih menjadi lokasi konferensi karena pengalaman yang dimiliki KPK. "KPK kami pandang sebagai lembaga yang telah berfungsi dengan baik. KPK masih banyak hambatan, dari situ kami menganggap akan banyak pengalaman yang bisa dipelajari," tuturnya.