Tel Aviv, - Makam Yasser Arafat akan dibongkar besok, Selasa (27/11) untuk membuktikan dugaan bahwa mendiang pemimpin Palestina itu telah diracun dengan zat radioaktif polonium. Israel pun disebut-sebut terlibat dalam kematian Arafat.
Namun pemerintah Israel membantah keras tudingan tersebut. "Israel tidak terlibat dalam kematian Arafat," tegas juru bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (26/11/2012).
"Semua berkas medis berada di tangan Palestina dan bukan Israel yang menghalangi publikasi (berkas tersebut)," imbuhnya.
Para pakar asal Prancis, Swiss dan Rusia akan mengambil sampel-sampel dari jasad Arafat pada Selasa, 27 November besok untuk kemudian dibawa ke Prancis guna dianalisa.
Proses pembongkaran makam Arafat besok tak akan dibuka untuk umum. Terpal plastik warna biru akan dipasang di sekitar makam Arafat sehingga publik tak akan bisa menyaksikan pengangkatan jasad Arafat.
Namun sejumlah pakar meragukan akan adanya hasil konklusif karena zat polonium hanya berumur singkat dan menghilang lebih cepat dibandingkan bahan-bahan radioaktif lainnya.
Arafat meninggal di rumah sakit militer di dekat Paris, Prancis pada 11 November 2004 silam. Ketika itu para pakar Prancis tak bisa menyimpulkan apa penyebab kematian Arafat. Autopsi pun ketika itu tidak dilakukan atas permintaan Suha. Namun selama ini banyak warga Palestina yang yakin bahwa Arafat telah diracun oleh Israel.
Para jaksa penuntut umum Prancis pun mulai melakukan penyelidikan pada Agustus lalu setelah stasiun televisi Al-Jazeera menayangkan hasil investigasi pakar-pakar Swiss. Mereka menyebutkan telah menemukan kandungan polonium pada bendar-benda pribadi Arafat. Polonium merupakan zat sangat beracun yang jarang ditemukan di luar lingkungan militer dan sains.