
3rd May 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
UGM Waspadai Terorisme dan Radikalisme
Universitas Gadjah Mada/TEMPO/Sudaryono
Quote:
TEMPO Interaktif, Yogyakarta- Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Sentot Haryono, mengatakan telah menyiapkan pencegahan atas meluasnya radikalisme di kalangan mahasiswa. Semua civitas akademika diharapkan ikut mencegah meluasnya radikalisme di kalangan mahasiswa. Salah satunya dengan mengkonsolidasikan semua unit kegiatan bidang kerohanian.
�Agar mewaspadai Negara Islam Indonesia, tahun ini kami juga akan memasukkan materi anti-NII di bookletmahasiswa baru,� kata Haryono di sela Sarasehan Nasional 2011 mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam menegakkan konstitusionalitas Indonesia, di Yogyakarta, Senin 2 Mei 2011 kemarin. Dia menambahkan, perluasan aktivitas NII telah lama muncul, terutama di Yogyakarta.
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menganggap tindakan jaringan NII terhadap sejumlah siswa dan mahasiswa merupakan bukti kuat aktivitas makar. Pemerintah harus segera menindak tegas seluruh pelaku yang menanamkan ide perlawanan terhadap ideologi negara Pancasila secara paksa. �Pengeboman, cuci otak, dan pembuatan rekening itu jelas makar dan harus segera ditindak,� kata Mahfud.
Aksi terorisme dan radikalisme memang sedang marak di Indonesia. Pengurus Pesantren Ihya'us Sunnah, Yogyakarta, Ja'far Umar Tholib, mengatakan saat ini sudah ada upaya menghentikan aliran dana dari luar ke pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia. �Kan, sudah ada pencegahan aliran dana yang dicurigai digunakan untuk gerakan teror, tetapi tetap saja ada aksi teror,� kata Ja'far kemarin.
Menurut Ja'far, radikalisme dan terorisme Indonesia didanai oleh perorangan dan lembaga di luar negeri, termasuk pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, yang kemarin tewas di Pakistan. Namun, kematian Usamah, katanya, tak mempengaruhi pendanaan gerakan itu.
Adapun terpidana kasus terorisme, Asep Djaja, menganggap kematian Usamah tak mengurangi teror di Indonesia. "Mujahidin berperang bukan karena Usamah," kata anggota kelompok radikal pimpinan Abu Tholut ini. Kelompok ini pada 2005 disebut-sebut sebagai penyerang pos Brigade Mobil di Desa Loki, Seram Bagian Barat, Ambon.
Mengantisipasi ancaman gerakan ini, kepolisian meminta masyarakat terlibat dalam pengamanan. "Semua, kan, sudah bagus dalam pengamanan lingkungannya," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo.
MUH SYAIFULLAH | EKO WIDIANTO | EKO ARI WIBOWO | ADDI MAWAHIBUN IDHOM
|
|