FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() TEMPO.CO, Yogyakarta--Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, yang memulai penyelidikan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan kesaksian yang mengejutkan dalam eksekusi empat tahanan yang tewas Sabtu pekan lalu. Sebanyak 31 tahanan di blok A5 (Anggrek Nomor 5) yang menyaksikan eksekusi itu dipaksa tepuk tangan oleh penembak. "Ya, mereka dipaksa eksekutor itu untuk bertepuk tangan setelah ia menembak mati empat tahanan," kata penyidik Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Mimin Dwi Hartono, di Cebongan, Selasa 26 Maret 2013. (Baca juga: Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman dan Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman) Video: Komnas HAM Kunjungi LP Cebongan Empat tahanan yang ditembak adalah Hendrik Angel Sahetapy (Deki), Adrianus Candra Galaja (Dedi), Yohanis Juan Manbait, dan Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu (Adi). Mereka diduga dihabisi terkait dengan kasus penganiayaan anggota Komando Pasukan Khusus TNI AD, Sersan Satu Santoso, di Hugo's Cafe, Yogyakarta, tiga hari sebelumnya. Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila juga mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi, Komisi menyimpulkan pelaku sangat terlatih dan profesional. Ia menyebutkan, setiap personel kawanan itu membawa senjata laras panjang dan pistol di kiri dan kanan pinggang serta memakai rompi dan zebo (penutup muka) yang seragam. Mereka juga mengenakan rompi yang diduga rompi antipeluru. Sedangkan pakaian yang dikenakan ada yang berupa kemeja lengan pendek ataupun panjang. Celana yang dikenakan bukan seragam, tapi postur tubuhnya tegap dengan tinggi yang hampir sama. "Bergerak dengan singkat, cepat, terencana," kata Laila. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, membenarkan informasi dari para saksi di tempat kejadian perkara mengenai ciri-ciri pelaku. Namun, Boy mengatakan, penyidik masih harus mengumpulkan fakta yang lebih akurat. Sebelumnya, Kepala Penerangan Kopassus Mayor Susilo menyatakan pihaknya akan menindak tegas anggotanya jika terlibat kasus penyerangan ke Lapas Cebongan. Hingga kini, Kopassus mengklaim belum ada bukti keterlibatan mereka. "Kami masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian," kata Susilo. Cek info penyerangan profesional di penjara Cebongan Sleman. sumber |
#2
|
|||
|
|||
![]()
bener2 ngeri bayangin sikon pas kejadian
Last edited by muso; 2nd June 2013 at 01:01 PM. |
#3
|
||||
|
||||
![]()
pasti syok banget ya napi lain pas kejadian...
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
dibayangin aja ngeri ndan
gimana ngerasain sendiri ![]() |
![]() |
|
|