Kena Gejala Radang Usus, Ratu Elizabeth II Dilarikan ke Rumah Sakit
London - Ratu Elizabeth II tengah dirawat di rumah sakit untuk yang pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir. Ratu Inggris yang berusia 86 tahun ini harus dirawat karena gejala gastroenteritis, semacam radang pada lambung dan usus.
Juru bicara Istana Buckingham menuturkan, seluruh rencana kegiatan Ratu Elizabeth II yang tengah direncanakan untuk beberapa waktu ke depan terpaksa dibatalkan akibat hal ini. Minggu ini, Ratu Elizabeth II dijadwalkan berkunjung ke Roma, Italia, yang merupakan kunjungan ke luar negeri pertama sejak Oktober 2011.
Selama ini, Ratu Elizabeth II dikenal kesehatannya yang prima dan selalu berdedikasi pada tugasnya, sehingga sangat jarang melewatkan setiap jadwal kunjungan maupun aktivitas pentingnya. Ratu dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (3/3) waktu setempat, sebagai langkah pencegahan agar penyakitnya tak semakin memburuk.
"Ratu kini dirawat di Rumah Sakit King Edward VII di London setelah mengalami gejala gastroenteritis. Sebagai langkah antisipasi, seluruh jadwal kunjungan selama minggu ini akan ditunda atau dibatalkan," ujar juru bicara Istana Buckingham seperti dilansir
AFP, Senin (4/3/2013).
Lebih lanjut, menurut juru bicara istana, Ratu dalam kondisi yang baik dan sadarkan diri. "Ini hanya sebagai antisipasi," imbuhnya.
"Beliau tidak langsung dibawa ke rumah sakit segera setelah merasakan gejalanya. Ini hanya demi memudahkan dokter untuk merawatnya," jelas juru bicara istana.
Media setempat melaporkan, Ratu akan dirawat di rumah dalam waktu dua hari ke depan. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, Ratu tidak diperbolehkan untuk dikunjungi oleh siapapun.
Sebelum dirawat di rumah sakit, Ratu dilaporkan dalam kondisi sehat saat menghadiri acara pemberian penghargaan, Minggu (3/3), bagi seorang stafnya yang sudah mengabdi sejak lama.
Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Inggris David Cameron ikut menyampaikan harapannya. "Kami berharap agar Ratu tetap dalam kondisi baik dan berharap agar beliau cepat sembuh," ucap PM Cameron.