
Ratusan orang yang mengaku sopir bajaj berdemonstrasi di depan Balai Kota Jakarta. Perwakilan mereka pun diterima oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Namun, di tengah rapat, orang nomor dua di DKI Jakarta itu naik pitam dan menggebrak meja.
Suara Ahok terdengar keras, walaupun pintu ruangan rapat itu tertutup. Dia beradu argumen dengan para pria yang mengaku supir bajaj.
"Saya tidak tahu yang datang sopir bajaj. LSM. Yang mengaku punya bajaj. Ada bosnya juga itu. Mereka menolak untuk sistem rayon untuk bajaj. Saya bilang tidak bisa kecuali Anda tidak boleh menaikkan penumang. Tapi kalau tidak dirayonisasi, kamu nggak mau kan kalau ada yang datang mencyari duit di tempat kamu. Saya pikir ini fair," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Kamis (4/7).
Ahok yakin masalah ini hanya masalah ketidaksamaan persepsi. Dia pun telah menawarkan solusi tentang tuntutan para sopir bajaj. Salah satunya dengan membuka koperasi gratis agar mereka dapat mengikuti tender bajaj. Namun, mereka tetap berdalih.
"Dia tidak mau ikut tender katanya ini kan bukan uang negara. Kalau bukan uang negara terus nggak boleh dikasih kuota? Memang harus dilakukan. Kami tidak mau ikut karena ini nggak mau ini kan tender yang berbeda. Seperti lurah Warakas itu, dia nggak ngerti masalahnya," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.