FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Pertama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat TUHAN YME, sehingga pada kesempatan kali ini, saya "myidkaskus" dapat kembali mem-posting sebuah hal yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya tidak mengharapkan sebuah ![]() ![]() ![]() ![]() Postingan kali ini mengenai sebuah hal yang saya asumsikan banyak ceriwiser belum tahu. Kalau udah ya ane minta maap gan ![]() Langsung saja, sesuai judulnya, maka TS mempersembahkan : [/spoiler][spoiler=open this] for BERITA-NYA GAN :ngacir: Berapa sering di dalam kehidupan ini kamu merasa ingin mati saja? Saya? Jangan ditanya, hampir setiap bulan akan ada beberapa hari saya meratapi kehidupan ini dan menginginkan kematian segera menjemput saya. Bodoh? Sangat. Tapi selalu terulang dalam selang beberapa bulan. Entah karena PMS atau semacamnya, saya tidak melakukan penelitian lebih lanjut. Tidak ada satu orang pun yang bisa menenangkan saya jika sudah demikian ceritanya. Saya ingin mati saja! Pikiran itu seakan merasuki saya. Hari-hari itu akan menjadi hari saya meratapi kesendirian saya ttanpa keluarga padahal saya memilikinya. Tidak pula saya ingin kembali ke tengah-tengah mereka karena itu tak kalah sia-sia. Air mata akan tumpah ruah semaunya. Tidak ada yang orang yang bisa mengeringkannya kecuali diri saya sendiri. Biasanya bisa berjam-jam saya menangis tanpa mampu mengendalikan perasaan saya. Saat seperti itulah saya akan melupakan yang namanya makan, mandi, dan hal rutinitas lainnya. Saya hanya menginginkan sebuah bahu tempat bersandar dan ketika saya sadar satu hal. Bahwa saya tidak punya bahu untuk menyandarkan kepala saya, tangisan itu akan semakin menjadi-jadi. Semua orang bisa memberikan kata motivasi untuk saya, tidak akan ada yang mempan sebelum saya memuaskan diri saya untuk menangis. Apabila sudah puas, saya akhirnya menyalakan laptop dan mulai menulis hingga lelah. Membuat tulisan yang sesuai dengan suasana hati saya. Manusia memang butuh didengarkan, ketika tidak ada satu orang pun yang mau mendengarkannya, menulis adalah cara yang paling efektif untuk saya mencurahkan segalanya. Saya bisa menulis puluhan halaman tanpa rasa mengantuk sama sekali. Menulis adalah terapi yang saya lakukan membangkitkan semangat hidup saya selain membaca. Membaca hanya mempan sebentar, mengalihkan perhatian saya yang sebenarnya. Saya akan memuaskan diri sendiri untuk mengutuk kehidupan, segala ketidakbahagiaan. Bahwa kehidupan itu tidak menyenangkan. Setelah itu membangun kembali rasa ingin meneruskan kehidupan saya yang hanya satu-satunya. Semua orang boleh menertawakan kebodohan saya. Inilah cara saya untuk lebih tenang. Keluarkan tanpa sisa. Muntahkan dengan sepuasnya. Tidak peduli dengan pendapat orang lain yang membaca kicauan kutukan saya di twitter. Omelan saya yang tak ada habisnya. Setiap pilihan kata yang menunjukkan kegalauan saya. Tidak ada satu lelaki pun yang bisa menyebabkan kegalauan tingkat tinggi seperti ini. Semua kenyataan yang ada sudah cukup mengerikan sehingga kekecewaan pada lelaki tak akan mampu mengalahkannya. Saat orang berpikir saya putus cinta dan menangis meraung-raung karenanya saya hanya bisa membiarkan pendapat itu mengalir karena besok, setelah saya menuntaskan tangisan saya, saya akan kembali seperti biasanya. Tertawa gembira. Menjadi diri saya yang lainnya. Dadu selalu dilemparkan dan mengeluarkan angka yang baru. Bisa sama bisa saja berbeda. Semua hal tersebut saya muntahkan dalam bentuk tulisan. Ada yang saya publikasikan ada pula yang hanya tersimpan di memori laptop. Tidak semua tulisan layak untuk dicemarkan pada orang lain bukan? Jemari saya memang bisu, tapi lewat jemari yang bisu ini saya berbicara di sini. Membentuk kata demi kata yang bisa jadi akan menyesatkan. Mengeluarkan gumpalan darah beracun di tubuh saya dan menguatkan saya kembali esok hari untuk menjelang detik yang baru di dalam kehidupan. Menulis adalah terapi paling manjur untuk melupakan tentang keinginan saya terhadap kematian. Saya hanya punya satu kehidupan, bagaimana mungkin saya ingin menghentikannya tanpa izin dari Sang Pemilik Kehidupan itu sendiri. Saya belum siap masuk neraka bulat-bulat dengan dosa saya yang segudang. Tak terhitung dosa yang akan menghantarkan saya pada pintu neraka nantinya. Semoga kesempatan di detik berikutnya menjadi pengampunan bagi saya. [/quote][quote] Dari hal tersebut, ternyata menurut pandangan TS memang iya gan, soalnya dengan menulis kita dapat meng-ekspresikan diri kita kepada orang lain. Pengelaman TS, TS sangat lebih bersemangat saat postingan TS di blog TS atau KASKUS banyak yang respon, hidup berasa lebih indah, dan kita merasakan kalu kita di didengarkan orang lain di seluruh penjuru bumi (allay).Maksudnya orang-orang diluar sana yang bahkan gak kenal sama kita sekalipun. Selain itu, kita juga berasa kalau ternyata hidup kita BERPENGARUH terhadap orang lain yang ada di penjuru forum/orang2 dimanapun mereka berada, coba sekarang pikirkan? Saat agan menulis sesuatu, siapa tahu ternyata agan menjadi bahan pembicaraan orang-orang diluar sana, misal ni.... Ane biki thread ini, terus ada orang baca, jangan-jangan mereka cerita-cerita deh gan tentang thread ane (kita) bahkan TS-nya ![]() Orang yang dengerin bilang "Mana gan??". "Tuh coba liat profilnya myidkaskus, liat thread yang atas ndiri" ![]() ![]() Dan, jangan-jangan Mimin juga iktan gan. ![]() ![]() sumber Jadi, NGASKUS = POSTING POSTING = KOMEN KOMEN = KOMEN DI THREAD ANE YAH GAN ![]() KOMEN DI THREAD ANE = TERAPI ![]() JADI, KOMENTARLAH SEKARANG JUGA....! ![]() Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
ternyata banyak kelebihannya pula
|
#3
|
|||
|
|||
![]()
Ngeceriwis = posting gan.... bukan ng*skus hehehe
|
#4
|
|||
|
|||
![]()
hehehe..betul NDAN
bukan G*N yak ![]() ![]() |
![]() |
|
|