FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Republikan dan Demokrat masih kepala batu
Penurunan dolar berlanjut hingga sesi Asia Greenback masih mencatat penurunan terhadap semua mata uang mayoritas setelahperselisihan antara Senat yang dikuasai Demokrat dan Parlemen yang dikuasai Republikan timbulkan ancaman terhambatnya pertumbuhan padahal bank sentral masih mempertimbangkan pengurangan stimulus. Menurut Greg Gibbs, ahli trategi valas senior di Royal Bank of Scotland Group Plc di Singapore., pasar tengah mengantisipasi bahwa apabila terjadi penutupan beberapa departemen pemerintah berarti Federal Reserve juga akan mempertahankan kebijakan pengenduran untuk waktu yang lebih lama akibat resiko yang dihadapi ekonomi AS. Dollar yang turun dalam tiga hari belakangan ini, tergelincir ke level terendahnya sejak 3 Januari terhadap pound setelah penutupan sebagian departemen pemerintah AS dimulai dengan dead-lock-nya kongres bipartisan. Dolar turun 0,3 persen terhadap pound di level $1,6233 terpantau hingga pukul 7:03 pagi waktu London dan sempat berada di level $1,6247. Sementara dolare AS turun 0,1 persen terhadap euro ke level $1,3541. Sementara itu, yen menguat 0,1 persen naik ke level 98,16 per dolar setelah turun 0,5 percent. Namun yen hanya bergerak tipis terhadap euro berada di level 132,92 per euro. Penurunan yen terjadi setelah survei Tankan yang meruntuhkan estimasi para ekonom, dan Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan dia akan memproses dengan kenaikan pajak penjualan untuk pertama kali sejak 1997. Kemungkinan kesepakatan di menit terakhir menguap sesaat sebelum tengah malam karena parlemen masih kukuh pada seruannya untuk menunda bagian utama dari undang-undang perawatan kesehatan Presiden Barack Obama selama satu tahun. Tak mau kalah, Senat Demokrat pun sama tegasnya dalam melakukan penolakan. Jika terjadi, ini merupakan shutdown pertama dalam 17 tahun akibat dari kegagalan DPR dan anggota parlemen Senat gagal menyetujui rencana belanja untuk tahun fiskal baru yang dimulai hari ini. Presiden Barack Obama pada 27 September kemarin mengatakan bahwa kegagalan untuk menyetujui pembiayaan untuk menjaga pemerintah terbuka dan menaikkan plafon utang akan memiliki efek destabilisasi terhadap perekonomian. Menurut ekonom Moody Analytics Inc Economic Outlook Group LLC, menutup pemerintahan akan memangkas pertumbuhan ekonomi kuartal keempat sebanyak 1,4 persentase poin tergantung pada seberapa lama ‘shutdown’ tersebut. Last edited by MasterForexID; 1st October 2013 at 03:12 PM. |
![]() |
|
|