Kakak Jerry Lolowang, Jeannyffer Milka Lolowang (tengah, kaus putih) memberikan senyum untuk Jerry bersama para pebasket timnas dan NBL, di Sarinah, Thamrin, Minggu (6/10/2013). |Mantan kapten tim basket Satya Wacana Metro LBC Bandung, Jerry Lolowang, mendapat banyak dukungan dari keluarga, teman, serta para penggemarnya, untuk
berjuang melawan kanker testis yang kini dia derita. Pria 26 tahun tersebut tengah menjalani perawatan di Penang, Malaysia.
Komunitas peduli kanker,
We Care and Share, yang diprakarsai oleh mantan pebasket, Denny Sumargo, menggelar acara amal bertajuk "Keep Smile for Jerry" di Sarinah, Thamrin, Jakarta, Minggu (6/10/2013). Panitia acara ini juga mengundang keluarga Jerry untuk berbagi cerita dengan orang-orang yang ikut berpartisipasi.
Kakak Jerry, Jeannyffer Milka Lolowang, mengungkapkan rasa terima kasih tak terkira atas terselenggaranya acara ini. "Saya tidak menyangka acaranya akan seperti ini. Banyak sekali yang ikut berpartisipasi. Saya ingin berterima kasih, terutama untuk Denny Sumargo yang mengusulkan acara ini, meskipun saat ini dia tidak bisa hadir."
"Sewaktu saya menghubungi Jerry, dia tidak punya kata-kata yang pantas disampaikan selain terima kasih. Dia juga tidak menyangka banyak sekali yang memberi perhatian dan peduli padanya," ungkap Jeanny saat ditemui
Kompas.com.
Acara ini diramaikan oleh pertunjukan
dance serta
freestyle basket. Selain itu, dua pemain Satya Wacana yang kini berada di timnas, Respati Ragil Pamungkas dan Kaleb Ramot Gemilang, juga datang untuk menyampaikan dukungan. Mereka datang bersama rombongan pebasket timnas lain serta pebasket NBL, seperti Andakara Prastawa Dhyaksa, Ferdinand Damanik, Kelly Purwanto, Febri Rachmad Utomo, Rony Gunawan, Mario Gerungan, dan lain-lain
Pebasket dari Dell Aspac Jakarta yang juga merupakan teman SMA Jerry, Mario, mengaku terkejut saat mendengar kabar tentang Jerry. Tetapi, dia yakin Jerry bisa melewati cobaan tersebut.
"Jerry orang yang
humble. Kami berteman sejak SMA sampai di NBL. Kami juga sama-sama orang Manado, meskipun waktu memakai bahasa Manado logatnya Jawa, karena dia lama di Solo," ungkap Mario sambil tersenyum mengingat pertemanannya dengan Jerry.
"Dia harus tetap kuat. Mungkin bagi manusia mustahil, tapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," tambahnya. Mario merupakan salah satu pebasket yang menyumbangkan
jersey-nya untuk dilelang pada acara amal tersebut.