Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 28th May 2011
putra1st's Avatar
putra1st putra1st is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Sep 2010
Location: -ceriwis-
Posts: 4,958
Rep Power: 50
putra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guruputra1st is Ceriwis Guru
Arrow Hubungan Kerusakan Ekologi dan Flu Burung

Quote:
Menurut laporan pakar kesehatan WHO, bahwa flu burung yang menyebar ke seluruh dunia, hampir tidak dapat dihindari. Pakar ilmu kekebalan penyakit dari Baylor College of Medicine AS yakni Feng Lili mengatakan, terjadinya flu burung disebabkan oleh ulah manusia. Manusia secara ekonomi dan materi menurutnya tanpa batas menuntut berlebihan, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan serta kerusakan lingkungan dan sumber alam, sehingga secara terus-menerus menyebabkan timbulnya berbagai macam kuman dan virus penyakit yang belum pernah ada sebelumnya, dan mengancam kelangsungan kehidupan manusia. Untuk membahas masalah ini, wartawan Dajiyuan telah mewawancarai wakil profesor bagian ilmu kedokteran yakni Doktor Feng Lili dari Baylor College of Medicine Houston, AS. Feng lili secara khusus meneliti chemotactic cellular factor dalam fungsinya secara fisiologi dan patologi, selain itu juga merupakan seorang pakar ilmu biologi molekul. Di majalah Medicine, ia telah mempublikasikan lebih dari 100 artikel ilmiahnya, dan empat kali mendapatkan dana penelitian ilmiah dari perusahaan farmasi. Saat ini, dia mempunyai dana riset ilmiah yang diberikan oleh dua lembaga penelitian kesehatan nasional untuk melakukan penelitian.
Dalam wawancara itu Feng Lili pernah berkali-kali menekankan, bahwa orang-orang seharusnya mempertimbangkan kembali hubungan antara manusia dengan alam. Hidup bersama secara harmonis dengan alam, baru merupakan jalan keselamatan kehidupan manusia.

Ekologi Mikroba Tidak Seimbang


Feng Lili mengambil sebuah contoh, ada suatu spirochaeta yang hidup di tubuh tikus, itu adalah patogen atau penyebab penyakit lyme diseade, dulu tidak pernah berdampak pada manusia. Sebab virus memerlukan jumlah tertentu untuk dapat menerobos tirai pelindung kekebalan tubuh. Pada tahun 1986 di China, pertama kali ditemukan lyme diseade di kawasan hutan, Heilongjiang. Namun, pada 1990, kembali ditemukan lagi di kawasan hutan Fu Jian, dan memisahkan patogen dari kutu tersebut yakni spirochaeta yang memencar.

Sejak 1975, secara tiba-tiba manusia mudah tertular burkit’s borrelia. Hal itu menurutnya diakibatkan rusaknya keseimbangan ekologi antar binatang. Dalam keadaan normal, rubah dan kucing hutan menutup saluran penularan lyme diseade melalui tangkapan dan memangsa tikus putih. Namun, karena hutan yang dirusak, rubah dan kucing hutan kehilangan tirai pelindung alam dan terpaksa menyingkir, akibatnya tikus putih dan kutu mengalami pembiakan dalam skala besar, sehingga menular kepada manusia.
Terus-terang logikanya sangat sederhana, ia menerangkan bahwa virus dan bakteri itu sendiri mempunyai satu ekologi keseimbangan di bumi, punya lingkungan yang tumbuh dan lenyap dengan sendirinya. Keseimbangan ekologi demikian memastikan virus dan bakteri memainkan fungsinya yang semestinya. Misalnya, mikroba alam yang kecil jumlahnya dapat mempertahankan daya tahan tertentu, tidak akan sampai menjadi patogeni dan berdampak pada manusia.
Namun, jika manusia merusak keseimbangan ekologi ini, berarti juga telah merusak lingkungan hidup virus dan bakteri yang tumbuh dan lenyap dengan sendirinya itu. Manusia hidup di lingkungan yang tidak seimbang ini, secara otomatis tentu harus menanggung akibatnya.

Pencemaran Sumber Air


Feng lili menuturkan, bahwa menurut laporan Dinas Lingkungan China, terdapat 370 juta penduduk tidak memiliki air bersih yang dapat diminum. Artinya, yang diminum adalah air yang dicemari oleh bahan-bahan kimia dan logam berat. Sedangkan air bawah tanah yang dangkal di seluruh negeri kurang lebih ada 50% kawasan yang mengalami pencemaran cukup parah, kurang lebih ada sekitar separo kawasan di kota yang pencemaran airnya lebih parah, dan mutu air bawah tanah cenderung menurun. Jumlah pembuangan air limbah di seluruh negeri pada tahun 2003 mencapai 6.8 miliar ton, kurang lebih 1/3 limbah industri dan 2/3 air buangan rumah tangga meresap ke dalam air sebelum diolah. Beberapa kawasan bagian utara “Ada sungai tapi kering, ada air juga kotor” , di selatan banyak sungai-sungai dan danau utama juga tercemar parah.

Polusi air tidak saja secara langsung berdampak pada tubuh manusia, juga berdampak terhadap tumbuh-tumbuhan yang bergantung pada pengairan air limbah dan hewan maupun unggas piaraan yang menggunakan air limbah ini. Bila manusia mengonsumsi hewan atau tumbuh-tumbuhan ini kembali, maka akan mengakibatkan polusi kedua pada tubuh.
Dengan perkataan lain, tingkat pengaruh polusi air dari satu kawasan, tidak saja berdampak pada orang-orang yang langsung mengonsumsi air kotor itu, mungkin bisa meluas ke seluruh dunia. Ia menekankan, manusia tanpa disadari keracunan secara perlahan-lahan, jika racun-racun ini terakumulasi ke dalam tubuh, maka tidak akan bisa dikeluarkan biar bagaimanpun juga, sehingga akan menyebabkan penyakit.
Feng lili menegaskan, bahwa masalah polusi air di China sangat parah. Menurut data statistik, di sepanjang sungai Kuning Chang Jiang, hanya satu kecamatan saja air limbah yang dibuang mencapai ratusan ribu ton setiap harinya. Belum lagi dengan sungai-sungai yang tidak terkenal dan tak terurus. Ia mengatakan, bahwa ini seakan-akan menerangkan mengapa muncul begitu banyak “desa kanker” di Daratan China, sekaligus menjelaskan bahwa sistem kendali kekebalan tubuh manusia pada orang banyak sudah macet.
Dia mengambil contoh penyakit streptococcus babi yang terjadi pada July lalu di Sichuan, hal itu menunjukan lemahnya sistem kekebalan tubuh bangsa China saat ini. Ia menganalisis, bahwa streptococcus babi adalah suatu gumpalan bakteri biasa yang umum ditemukan pada babi, dan umumnya pada tubuh peternak babi juga membawa kuman ini. Namun, streptococcus babi yang terjadi pada July lalu di Sichuan, dalam waktu yang relatif singkat telah mengakibatkan begitu banyak orang meninggal. Jelaslah bahwa saat ini fungsi kekebalan tubuh bangsa China sudah sangat lemah, ia menekankan, bahwa ini adalah peringatan yang sangat serius.

Polusi Udara Merusak Pernapasan


Secara jelas Feng Lili menunjukkan, bahwa flu burung, SARS dan lain-lain penyakit pada sistem pernapasan berhubungan dengan polusi udara dan penebangan hutan yang sewenang-wenang. Di China, polusi udara sangat parah. Menurut data statistik dari Departemen Kesehatan China, karena jumlah kematian akibat penyakit pada saluran pernapasan termasuk penyakit kanker paru-paru lebih kurang dua juta jiwa setiap tahunnya. Jumlah yang baru tertular penyakit saluran pernapasan setiap tahunnya adalah 1.5 juta jiwa. Secara global ini merupakan angka yang sangat menakutkan.

Ia menyatakan, bahwa flu burung, SARS yang berasal dari China berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan. Ditilik dari burung yang sama sekali tidak mempunyai daya tahan terhadap virus H5N1 bisa diasumsikan bahwa polusi merusak sistem kekebalan tubuh unggas (termasuk binatang lainnya).
Di samping itu, untuk memajukan perekonomiannya, China juga secara besar-besaran menggunakan batu bara sebagai energi. Membakar batu bara dapat menghasilkan belangkin (ter batu bara), dan dapat mengakibatkan kanker cabang tenggorok, kanker paru-paru atau bahkan kanker lambung.
Menurut laporan riset sarjana lingkungan Amerika, bahwa polutan dari angkasa China yang melayang ke Amerika, bisa mengurangi dan merugikan 50% keberhasilan Amerika dalam hal pencemaran lingkungan setiap tahunnya.
Ia mengalihkan pembicaraandan mengatakan, bahwa hutan ibarat paru-paru bumi, adalah untuk melindungi manusia. Hutan rimba China saat ini hampir habis ditebang, misalnya saja di pegunungan Xing’an, nyaris berupa sehamparan hutan yang gundul. Ditinjau dari gambar satelit, tidak tampak tanah yang hijau di China.
Karena tidak ada lagi pohon yang dapat ditebang, China mulai ke negara lain dan menebang pohon secara ilegal, merusak hutan tropis. Menurut laporan Greenpeace World pada 19 Oktober 2005, bahwa hutan tropis yang ditebang di dunia saat ini 50% berhubungan dengan China. Jika begini terus, akan berdampak pada keseimbangan ekologi di seluruh dunia, ekologi akan mengalami kepunahan, dan seluruh umat manusia akan kena dampaknya.
Feng lili khawatir, jika tidak ada perlindungan secara makroskopik pada ekologi alam yang seimbang, maka manusia tidak akan berdaya ketika menemui penyakit menular dalam skala besar. Ia menyerukan agar orang-orang mengkritisi kembali hubungan manusia dengan alam, sebenarnya apakah manusia ingin menuntut tanpa batas pada alam atau belajar hidup bersama secara harmonis dengan alam?



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:01 PM.


no new posts