
Kompas/ Ambrosius Harto
Udang Galah Bakar.
Jika sudah ke Kotawaringin Barat, mungkin akan rugi jika kita sekadar menikmati sejumlah obyek wisata dan mengabaikan kekayaan
kuliner dan cendera mata yang khas. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bumi Kalimantan kaya sumber daya alam.
Di Kotawaringin Barat, cicipilah masakan dari ikan bawal, patin, nila, senangin, kakap, atau udang galah, cumi- cumi, kerang, dan kepiting. Asal tahu saja, kondisi alam Kotawaringin yang akrab dengan sungai dan rawa menjadi surga bagi ikan-ikan tersebut.
Anda mungkin akan terpana ketika disajikan masakan ikan dengan ukuran besar. Seekor ikan patin bakar utuh hampir seukuran piring oval. Menyantap daging patin yang besar itu sudah membuat kita kenyang sehingga tidak perlu nasi saat makan.
Irisan mentimun cukup besar, dan terbayang lalapan itu sebesar pemukul bisbol. Kami juga terkesima melihat nanas yang diiris berdiameter hampir sebesar diameter bola takraw.
Makanan khas Kotawaringin adalah soto manggala. Masakan ini berbahan singkong (manggala) dengan aneka bumbu dan rempah. Masakan ini adalah kreasi Kesultanan Kutaringin yang kemudian populer di kalangan warga.
Warung, rumah makan, dan restoran yang menyediakan masakan sari laut dan masakan khas soto manggala cukup banyak terdapat di Pangkalan Bun dan daerah lain di Kotawaringin Barat.
Jika ingin membawa oleh-oleh, datanglah ke kios atau toko cendera mata di Pangkalan Bun dan Kumai. Di Pangkalan Bun akan mudah ditemukan toko-toko yang menjual batu kecubung dan batu hias atau akik senilai Rp 50.000 sampai lebih dari Rp 1 juta dalam rupa cincin, anting, gelang, dan kalung.