Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Business

Business Segala topik apapun tentang bisnis di bahas di dalam sini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 19th February 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Daftar kegagalan rencana peleburan perusahaan BUMN



Ilustrasi BUMN.

Pemerintah sedari dulu berambisi untuk merampingkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN saat ini dinilai terlalu gemuk. Di mana jumlah perusahaan pelat merah saat ini tercatat mencapai 141.
Kementerian BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah membuat peta jalan atau roadmap mengenai efisiensi melalui skema merger (penggabungan). Pemerintah saat itu melihat skema ini, selain untuk efisiensi, juga bertujuan menambah nilai ekuitas dan aset BUMN lima kali lipat dari yang ada saat ini.
Rencananya pemerintah ingin menggabungkan empat kelompok BUMN. BUMN tersebut bergerak pada bidang perkebunan, farmasi, industri perkapalan, dan tambang.
Di bidang perkebunan, pemerintah berencana menggabungkan ke-14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Di bidang farmasi, perusahaan sasaran ialah Kimia Farma dengan Indofarma.
Di bidang industri perkapalan, ada tiga perusahaan masuk dalam skema penggabungan yakni PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, serta Industri Kapal Indonesia Makassar.
Sementara, di bidang tambang, seluruh perusahaan pelat merah yang telah melantai di bursa akan digabung menjadi satu perusahaan bernama Indonesian Resources Company.
Sampai saat ini rencana tersebut belum ada tindak lanjut. Kini, pemerintah Joko Widodo atau Jokowi kembali menghidupkan wacana penggabungan BUMN. Kali ini sasarannya adalah Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri.
Bos BNI Gatot M Suwendo pesimis rencana ini bisa terealisasi. Pasalnya, banyak pengorbanan untuk menjalankan rencana ini. Salah satunya penghentian kerja atau PHK massal dan sulitnya membayarkan pesangon karyawan.
Kesulitan penggabungan dua BUMN ini bukan terjadi saat ini saja. Sebab, menurutnya, tercatat sudah beberapa perusahaan negara gagal bergabung.
"Belum tentu sinergi bisa tercapai. Banyak contoh merger gagal, karena tidak cocok dan tepat. Sulit juga menyatukan budaya perusahaan yang berbeda," ucapnya.
Sebetulnya, BUMN apa saja yang sejauh ini terpantau gagal dimerger? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
Mulai dari :PGN dan Pertagas


[bim]

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:59 PM.


no new posts