FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Halaman 1 dari 2
![]() Paraiba, Brazil, Joelison Fernandes da Silva tumbuh sebagai pria yang minder. Sejak remaja, ia kerap di-bully oleh teman-temannya karena tubuhnya yang terus meninggi akibat gigantisme. Ia bahkan meminta sang ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah dan mengurung diri di rumah. Pria yang kini berusia 28 tahun itu tumbuh di desa kecil di pedalaman Paraiba, Brazil bagian utara. "Sedari bayi, sepatunya tak pernah muat, dan saya harus membelikan yang lebih besar dan lebih besar lagi. Saya kira ada yang salah dengannya tapi dokter bilang ia hanyalah bayi yang besar, dan nanti ia akan berhenti tumbuh dengan sendiri," kisah sang ibu, Ivanilde Fernandes da Silva (45). Namun kenyataan berkata lain. Tinggi Joelison terus bertambah, bahkan melebihi teman-temannya. Dan hal ini menjadikannya obyek bullying di sekolah. Tak tahan, ia pun memutuskan keluar dari sekolah. Di satu sisi sang ibu kecewa dan khawatir dengan masa depan putranya, di sisi lain ia tak tahu mengapa Joelison terus bertambah tinggi. "Saya melihat diri saya sebagai seseorang yang tidak normal," kata Joelison kepada Barcroft TV. Baca juga: Kelainan Kromosom, Remaja Ini Bisa Jadi 'Raksasa' di Dunia Nyata Dokter kemudian menemukan sebuah tumor jinak di kelenjar pituitari yang ada di otak Joelison. Tumor inilah yang ternyata mendorong tubuh Joelison untuk memproduksi hormon pertumbuhan dalam jumlah yang tak terkendali. Meski awalnya Joelison menolak untuk dioperasi karena harus menghabiskan waktu tiga bulan lamanya di rumah sakit, keluarga akhirnya berhasil meyakinkan pria ini untuk melakukannya. Operasi ini pun berhasil dilaksanakan di tahun 2007, dengan bedah laser yang tidak invasif.Next Halaman 1 2 Next (lll/up) |
![]() |
|
|