Game ini adalah
sci-fi shooter yang terinspirasi dari atmosfer seri
Battlefield,
16 vs 16 team action dan memiliki beberapa elemen dasar
first-person shooter seperti
aim down gun sight,
sprinting, maksimal dua senjata yang bisa dibawa, dan
regenerating health. Meskipun gamer bisa merasakan elemen dasar
first-person shooter di
Section 8: Prejudice, butuh waktu tersendiri untuk dapat terbiasa dengan atmosfernya.
Disini gamer berberan sebagai tentara dengan armor berbobot yang dilengkapi dengan
jet pack dan
regenerating shield. Musuhpun juga memiliki hal yang sama. Untuk bisa bergerak dengan cepat di medan perang, gamer dilengkapi dengan fitur Overdrive dimana ketika
sprinting, karakter dapat berlari dengan sangat cepat dan kamera berubah ke dalam tampilan
third-person. Namun fitur ini membutuhkan energi sebagai bayarannya, yang ketika habis bakal membuat gamer tidak bisa melakukan apa-apa. Penggunaan
jet pack pun sangat berguna secara taktis jika dipakai dengan baik dan benar, meskipun ada keterbatasan dari durasinya. Untuk mempermudah membidik musuh, gamer dapat memakai fitur
lock-on sehingga
crosshair secara otomatis dapat membidik musuh kemanapun ia pergi. Pemakaiannya pun punya batasannya, sehingga gamer harus memilih kapan dan dimana akan memakai fitur ini.
Customizing sangatlah krusial dalam
Prejudice. Gamer diberikan kebebasan memilih dua senjata dan dua equipment untuk dibawa. Gamer bisa memilih berbagai macam tipe peluru untuk satu senjata, seperti peluru yang ampuh untuk membasmi armor, tapi lemah di
shield. Equipment-nya pun variatif, contohnya seperti
repair tool dan
serrated knife.
Repair tool berguna untuk memperbaiki diri sendiri, kendaraan, gedung, dan karakter lain. Equipment yang sangat bagus untuk
supporting job. Kedua yaitu
serrated knife. Knife memberikan kemampuan
melee attack untuk gamer. Namun, jika gamer memutuskan untuk membawa equipment lain selain
knife, maka gamer tidak bisa menggunakan
melee attack. Dari berbagai senjata dan equipment yang bisa dipilih, gamer diberikan pilihan dan dianjurkan untuk mempertimbangkan
setup mana yang paling cocok untuk bisa memberikan kontribusi banyak kepada tim. Karena adanya beberapa limitasi,
Prejudice kian menjadi game dengan identitas tersendiri di dunia
first-person shooter.
Variasi Customizing
Kontrol dan
aiming di
Prejudice terasa cukup mengecewakan. Sangat tidak
steady dan akurat ketika gamer mencoba untuk membidik, bahkan hal ini cukup menyusahkan bagi gamer yang sudah berpengalaman di dunia FPS. Mengubah
sensitivity pun tidak memecahkan masalah, dan sepertinya kecepatan belok X-axis terasa tidak proporsional dengan Y-axis. Hal tersebut ikut berpengaruh pada saat gamer memakai kendaraan seperti
tank dan
heavy mech. Beruntungnya, hal ini sedikit ditutupi dengan hadirnya
lock-on system. Musuh AI kerapkali tidak bereaksi ketika ditembak.