FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Yuk sedikit lebih mengenal pesawat2 komersial yang ada di dunia :d Ok.saya mulai dari... Berikut beberapa image gallery AirBus A380 ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Cabin Image dari A380 milik Singapore Airlines Private room: ![]() First class: ![]() BusinessClass: ![]() ![]() EconomyClass: ![]() Varian A380-800 ![]() Length 72.7 m Wingspan 79.8 m Height 24.1 m Max. takeoff weight 560,000 kg Passengers 555-822 Payload 66,400 kg Cruise speed 0.89 Mach Range 15,000 km Engines: Four Rolls-Royce Trent 970 - 70,000 lb / 311 kN. Four Engine Alliance GP7270 - 70,000 lb / 311 kN. ![]() ![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]() CN-235 ![]() CN-235 adalah sebuah pesawat angkut kelas menengah bermesin dua buah turboprop. Pesawat ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat ini saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya. Sejarah CN-235 adalah pesawat hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan prototip milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan prototip milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian up-grade CN-235 Series 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya. Varian : PT.Dirgantara Indonesia: CN-235-10 : Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A CN-235-110 : Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nacel komposit baru ,mempunyai sistem elektrikal, peringatan and environmental yang lebih dikembangkan lagi dibanding seri 100 milik CASA. CN-235-220 : Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada leading-edges sayap dan rudder, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum (MTOW=Maximum Take Off Weight) CN-235 MPA : Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan Navigation System, Comunication System, dan mission system ( mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ). CN235-330 Phoenix : Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan 16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift requirement, tapi dibatalkan karena masalah finansial pada tahun 1998 EADS CASA : CN-235-10 : Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A CN-235-100 : Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nacel komposit baru CN-235-200 : Versi Pengembangan dengan pembentukan kembali struktur pesawat untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada leading-edges sayap dan rudder, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan serta penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum CN-235-300 : Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan sistem presurisasi dan fasilitas instalasi opsional twin nosewheel. CN-235 ASW/ASuW/MPA : Versi Maritim CN-295 : Versi dengan badan lebih panjang, beban 50% lebih banyak dan mesin baru PW127G. Spesifikasi (CN-235-100/110): Karakteristik Umum: Kru: 2(dua) pilots Kapasitas: sampai 45 penumpang Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in) Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in) Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in) Area sayap: 59.1 m� (636 ft�) Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb) Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb) Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb) Tenaga Penggerak: 2� General Electric CT79C turboprops, 1,395 kW (1,850 bhp) each Kemampuan: Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj) Jarak: 796 km (496 mil) Ketinggian Maks: m ( ft) Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min) Beban Sayap Maks: kg/m� ( lb/ft�) Power/berat: kW/kg ( hp/lb) Operator Militer: Botswana Air Force Brunei Air Force (1) Chilean Air Force Colombian Air Force Ecuadorian Air Force French Air Force Gabonese Air Force Irish Air Corps (2 x CN235MP) Royal Malaysian Air Force (8 x CN235-220) Moroccan Air Force Pakistan Air Force (4 x CN235-220) Panama Papua New Guinea Royal Saudi Air Force South African Air Force South Korean Air Force (20) Thai Air Force (10 dipesan dari IPTN/DI) TNI AU Turkish Air Force UAE Navy Amerika Serikat: Coast Guard sbg HC-144A utk program Medium Range Surveillance Maritime Patrol Aircraft (MRSMPA) ![]() Ternyata pesawat milik kita ini laris manis ![]() ![]() ![]() Semoga proyeknya dilanjutkaannn.... Amin... Peace ![]() ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
Lagi nih.... milik kita..., N-250
![]() ![]() ![]() N-250 Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN. Pesawat ini diberi nama gatotkoco (Gatotkaca). Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire. Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996. ![]() Performa Pesawat Gambar tiga sisi N-250Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa). Berat dan Dimensi Rentang Sayap : 28 meter Panjang badan pesawat : 26,30 meter Tinggi : 8,37 meter Berat kosong : 13.665 kg Berat maksimum saat take-off (lepas landas) : 22.000 kg (Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah) Sejarah Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992. Pesawat pertama (PA 1, 50 penumpang) terbang selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995. Sedangkan PA2 (N250-100,68 penumpang) sedang dalam proses pembuatan. Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300. Summary Tipe: Transpor Sipil Produsen: IPTN/PT Dirgantara Indonesia Perancang: IPTN Pertama terbang: 10-08-1995 Diperkenalkan: 1989 Status: prototipe Jumlah: dibuat 2 (1 sudah terbang , 1 belum selesai) Masih Purwarupa ya..... ![]() ![]() Peace ![]() ![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]() Concorde
![]() General characteristics * Crew: 3 (pilot, co -pilot and flight engineer)[77] * Capacity: 92-120 passengers (128 in high-density layout[78]). BA and AF Concordes had 100 seats. with AF removing a small number of seats after the safety modifications of CY2000-2001 due to weight considerations. * Length: 202 ft 4 in[79] (61.66 m) * Wingspan: 84 ft 0 in (25.6 m) * Height: 40 ft 0 in (12.2 m) * Fuselage internal length: 129 ft 0 in (39.32 m) * Fuselage max external width: 9 ft 5 in (2.88 m) * Fuselage max internal width: 8 ft 7 in (2.63 m) * Fuselage max external height: 10 ft 10 in (3.32 m) * Fuselage max internal height: 6 ft 5 in (1.96 m)) * Wing area: 3,856 ft� (358.25 m�) * Empty weight: 173,500 lb (78,700 kg) * Useful load: 245,000 lb (111,130 kg) * Powerplant: 4� Rolls-Royce/SNECMA Olympus 593 Mk 610 afterburning turbojets o Dry thrust: 32,000 lbf (140 kN) each o Thrust with afterburner: 38,050 lbf (169 kN) each * Maximum fuel load: 210,940 lb (95,680 kg) * Maximum taxiing weight: 412,000 lb (186,880 kg) Performance * Maximum speed: Mach 2.2[80] (~1,450 mph, 2,330 km/h[80]) * Cruise speed: Mach 2.02 (~1,320 mph) * Range: 3,900 nmi (4,500 mi, 7,250 km) * Service ceiling 60,000 ft (18,300 m) * Rate of climb: 5,000 ft/min. (25.41 m/s) * Thrust/weight: 0.373 * Lift/drag ratio: Low speed- 3.94, Approach- 4.35, 250 kn, 10,000 ft- 9.27, Mach 0.94- 11.47, Mach 2.04- 7.14 * Fuel consumption for max. range (max. fuel/max. range): 46.85 lb/mi (13.2 kg/km) * Maximum nose tip temperature: 260 �F (127 �C) Gallery: ![]() ![]() ![]() ![]() cockpit and cabin ![]() ![]() Speed display ![]() ![]() Source: CODE http://en.wikipedia.org/wiki/Concorde ![]() ![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]() Airbus A320 ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Specifications: GENERAL Crew . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Passengers . . . . . . . Up to 180 (dense) Typical Two-class . . . . . . 150 ENGINES 2 CFMI CFM56-5 or 2 IAE V2500 with up to 26,500lb thrust each AVIONICS Two crew member design Two primary flight displays (PFD) Two navigation displays (ND) Electronic Centralised Aircraft Monitor (ECAM) Two Multipurpose Control and Display Units (MCDU) DIMENSIONS Span 111ft 10in Length 123ft 23in Height 38ft 7in Fuselage width 12ft 11in wing sweepback 24.96 deg. @ quarter chord wing area 1,317.5sq ft Range 2,700 - 2,900nm WEIGHTS MTOW 162,000lb MLW 142,200lb MZFW 134,500lb operating weight empty 92,100lb max fuel capac. 6,300USg Engine thrust 2x 25,000lb - 26,500lb PERFORMANCE RANGE Range (with 150 passengers): 2,900nm SPEEDS Max operating speed 350kts 0.82mach Max cruise speed 487kts @ 28,000ft 454kts @37,000ft FIELD PERFORMANCE TO field length 5,630ft Landing field length 4,750ft Airbus A320 adalah pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. Dia merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali terbang-dengan-kabel digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidrolik. Setelah sukses dengan A300, Airbus mulai membangun model baru dengan tujuan menggeser pesawat komersial yang terpopuler saat itu yaitu Boeing 727. Airbus yg baru ini akan sama ukurannya dengan B 727, tp akan lebih ekonomis dan kapasitas penumpang yg lbh bervariasi. Teknologi digital yang digunakan akan lebih canggih dibandingkan dengan B 727 yang keseluruhan teknologinya masih analog. A320 saat itu mentargetkan untuk mengganti seluruh pesawat terbang didunia yang membutuhkan jenis 727 dan varian awal 737. Akibat kenaikan harga minyak dunia pada tahun 70an, Airbus harus meminimalisasi biaya fuel trip dari A320. Pada tahun itu pula, Airbus mulai menerapkan teknologi fly-by-wire flight control, bahan composit untuk struktur, entre-of-gravity control using fuel, glass cockpit (EFIS) dab dua crew. Hasil akhirnya A320 hanya membutuhkani bahan bakar 50% lebih sedikit dari 727 |
#6
|
||||
|
||||
![]() Casa 212 Ini pesawat sering diperuntukan sebagai pesawat militer tp Merpati nusantara juga make pesawat ini, jadi mungkin cocok juga disini. Tp kalo mod keberatan silahkan dihapus. Pesawat ini yg jatuh kemaren di Bogor. ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() EADS-CASA C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat angkut sedang STOL bermesin turboprop yang didesain dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan militer dan sipil. PT Dirgantara Indonesia (IPTN) juga membuat C-212 di bawah lisensi. Desain C-212 pada awalnya dinamakan Aviocar, akan tetapi EADS-CASA tidak lagi menggunakan nama itu. Total 471 C-212 dari seluruh varian diproduksi sampai akhir 2006. EADS-CASA memperkirakan 85 unit lagi akan dikirim ke pengguna di tahun 2007-2016 [1]. Pada Januari 2008, EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT Dirgantara Indonesia di Bandung.[2] Pada akhir tahun 1960-an, Angkatan Udara Spanyol masih menggunakan Junkers Ju 52 dan Douglas C-47 yang sudah mulai uzur. Pesawat-pesawat itu tidak bertekanan udara dan memakai dua atau tiga mesin piston non-turbocharged . CASA mengembangkan the C-212 sebagai alternatif modern dengan menggunakan mesin turboprop yang lebih ringan dan handal. Purnarupa pertama terbang pada tanggal 26 Maret 1971. Pada tahun 1974, Angkatan Udara Spanyol memutuskan untuk membeli Aviocar untuk meremajakan armadanya. Maskapai-maskapai penerbangan (Airline) tertarik setelah melihat keberhasilan tipe ini di operasi militer. Ini membuat CASA mengembangkan tipe sipil. Pesawat versi sipil dikirim pada July 1975. pada Agustus 2006, ada 30 CASA C-212 (semua varian) yang masih terbang di maskapai penerbangan di dunia[3], termasuk Merpati Nusantara Airlines untuk jalur perintis. C-212 mempunyai high-mounted wing, badan yang berbentuk kotak (boxy fuselage) dan ekor yang konvensional. Tiga roda pendarat tricycle undercarriage bisa dimasukkan (retractable). Pesawat ini punya kapasitas 21-28 penumpang, tergantung pada konfigurasi. Karena C-212 tidak mempunyai kabin yang diberi tekanan pressurized, pesawat ini hanya bisa terbang rendah (di bawah 10.000 kaki di atas permukaan laut). Pesawat ini cocok untuk jarak pendek dan penerbangan regional Total ada 71 kecelakaan yang menyebabkan hull-loss dengan total korban 499.[4] [5] Angka ini termasuk tiggi, akan tetapi pesawat ini tidak dianggap sebagai pesawat yang gampang mengalami kecelakaan (accident-prone)) karena banyak kecelakaan terjadi karena pesawat digunakan di operasi-operasi yang beresiko tinggi pada ketinggian rendah. * 27 November 2004: C-212-200 Presidential Airways CASA (registrasi: N960BW / nomor seri: 231) dikontrak oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) untuk membawa perbekalan ke tentara Amerika Serikat di daerah terpencil Afganistan. Pesawat memasukai box canyon dan menabrak Pegunungan Baba (ketinggian maksimum 16,739 kaki) di ketinggian 14.650 kaki. Pesawat terbang kurang lebih 25 mil di utara dari rute normal antara Bagram dan Farah * 26 Oktober 2006: CASA C-212-200 Pengawal Pantai Swedia ((Swedish Coast Guard) (registrasi: SE-IVF/nomor seri: KBV 585) jatuh di Falsterbo Canal pada saat melakukan misi pengintaian (surveillance), empat orang meninggal.[7] [8] Saksi mata mengatakan salah satu sayap lepas dari pesawat. Laporan awal dari Swedish Accident Investigation Board mengungkapkan bahwa sayap kanan lepas karena retak (fatigue crack) di bagian load-bearing structure di sayap * 15 November 2006: CASA 212-200 Patroli Maritim Angkatan Laut Meksiko (Mexican Navy) (nomor AMP-114) jatuh di laut di pantai Campeche pada waktu misi pengintaian (surveillance), semua awak berhasil selamat. Data Umum * Awak: Dua (pilot dan kopilot) * Kapasitas: Maksimum 20 tentara, 12 stretchers, atau 2,820 kg (6,217 lb) kargo * Panjang: 16.15 m (53 ft 0 in) * Rentang sayap: 20.28 m (66 ft 7 in) * Tinggi: 6.60 m (21 ft 8 in) * Sayap area: 41 m� (441 ft�) * Berat kosong: 4,400 kg (9,680 lb) * Max takeoff weight: 8,000 kg (17,600 lb) * Mesin: 2� Garrett AiResearch TPE-331-10R-513C Mesin turboprop, 690 kW (925 shp) each Performance * Never exceed speed: 200 kts * Maximum speed: 370 km/h (200 kts, 230 mph) * Cruise speed: 170 kts * Range: 1,433 km (774 nm, 895 miles) * Service ceiling 7,925 m (26,000 ft) * Rate of climb: 497 m/min (1,630 ft/min) Persenjataan * Maksimum 500 kg (1,100 lb) senjata pada dua hardpoints. Biasanya senapan mesin atau peluncur roket. Sebuah Artikel menuliskan mengenai Casa 212 ini pada tahun 2006. Menerbangkan Pesawat Cassa 212 Harus Ekstra Hati-hati Selasa, 01 Agustus 2006 Jakarta, Media Konsumen - Sehubungan dengan surat pembaca berjudul "CASA Lagi, CASA Lagi" yang dimuat Harian Kompas, 31 Juli 2006, Media Konsumen melakukan wawancara dengan salah seorang instruktur pilot sekaligus pilot uji pesawat CASA 212 untuk mendapatkan informasi lebih jauh mengenai pesawat CASA 212 ini. Atas permintaannya nara sumber lebih senang untuk tidak disebut namanya, maka kami tidak tulis nama bersangkutan di sini. Menurut nara sumber, menerbangkan pesawat CASA C-212 (CASA C-212 Aviocar) memang harus ekstra hati-hati. Dibutuhkan skill yang tinggi untuk meng-handle pesawat pada kondisi darurat. Misalnya menghadapi satu mesin "rewel" seperti ditulis dalam surat pembaca di Kompas. Pilot CASA C-212 umumnya punya patokan, sejauh yang dimaksud "rewel" adalah bukan kebakaran mesin, oil pressure turun, dan kondisi-kondisi membahayakan lainnya, maka pilot tidak akan mematikan mesin yang "rewel" itu. Pilot akan terus menerbangkan pesawat sambil mengambil kemungkinan untuk kembali mendarat bila memungkinkan. Apakah pesawat CASA C-212 benar-benar tidak bisa terbang dengan satu mesin? Jawabnya adalah: Bisa! Nara sumber mengatakan, sebelum benar-benar dinyatakan laik terbang, pesawat CASA C-212 harus menjalani uji terbang satu mesin. Dan itu biasa dilakukan setiap keluar dari hanggar usai perawatan berkala 100 jam. Dalam uji terbang itu, pilot melakukan asimetric power. Yakni, menurunkan power mesin yang satu ke nol, dan menambah power mesin lainnya ke power maksimal. Bila indikator kecepatan pesawat menunjukkan minimal 120 knot, maka pesawat dinyatakan layak untuk diterbangkan. Satu mesin dimatikan pun tidak jadi masalah. Bila kurang dari 120 knot, maka pesawat harus kembali ke hanggar perawatan. Kecepatan minimal terbang dengan satu mesin dari pesawat CASA C-212 sendiri adalah 96 knot. Kurang dari kecepatan tersebut pesawat akan jatuh ( stall). Angka 120 knot dijadikan patokan minimal supaya ada toleransi yang besar ketika pilot menghadapi trouble satu mesin di udara. "Jadi, kesimpulannya adalah, apakah uji terbang rutin setiap 100 jam itu dilaksanakan atau tidak?" kata nara sumber. Mematuhi prosedur perawatan dan uji terbang dalam dunia pesawat terbang, mutlak adanya. Bila dilanggar, maka seribu kemungkinan buruk akan didapat. Soal usia pesawat, relatif tidak jadi masalah. Lagi-lagi sejauh suku cadang dan prosedur perawatan dilakukan dengan benar. Setahu nara sumber, pesawat-pesawat CASA C-212 di lingkungan TNI AU umumnya baru dua atau tiga kali menjalani perawatan berat ( overhaul). Perawatan jenis ini dilakukan setiap pesawat melampaui 1.600 jam. Tetapi, pernah ada satu pesawat CASA C-212 yang merupakan hibah dari maskapai penerbangan. Usia pakainya sudah melampaui 15.000 jam. "Penyebab kecelakaan beragam faktornya. Bisa karena masalah teknik, human error, management error, atau cuaca. Jadi, memang tidak segampang itu untuk mengatakan pesawat CASA C-212 tidak layak terbang. Kita tahu di Indonesia pesawat ini telah digunakan sejak tahun 1980-an dimana Merpati menggunakannya untuk rute-rute perintis di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara," kata nara sumber tersebut. (roni) |
#7
|
||||
|
||||
![]()
Saya Tambahkan keterangan mengenai Wite Knight Two ini, berikut gallery image nya:
General characteristics * Payload: 30,500 kg (30 tons) * Length: 24 m (79 ft) * Wingspan: 43 m (141 ft) * Height: () * Powerplant: 4� Pratt & Whitney Canada PW308 turbofan Performance * Service ceiling 18 km (60,000 ft) Image Gallery ... ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Source: Wikipedia CODE http://en.wikipedia.org/wiki/Scaled_...ite_Knight_Two Engadget.com CODE http://www.engadget.com/2008/01/23/s...rent-they-cut/ ![]() ![]() |
#8
|
||||
|
||||
![]() Antonov An-124 Ruslan ASCC codename: Condor Heavy Transport Deskripsi: Sebelum adanya An-225, Antonov An-124 adalah pesawat terbesar di dunia, mengalahkan C-5 Galaxy. An-124 dibuat berdasarkan pengalaman dalam pembuatan turboprop raksasa An-22 dengan beberapa pengembangan yang membuat An-124 lebih efektif. ![]() An-124 dilengkapi dengan sebuah hidung tergantung-menghadap atas dan sebuah lerengan untuk kemampuan roll-on roll-off loading (pengangkutan). Sebagai tambahan, dua set roda hidung yang dapat direndahkan untuk merendahkan hidung dan memudahkan pengangkutan kargo. Desain An-124 mempunyai full-span leading-edge slats pada sayapnya yang memungkinkan kemampuan take-off jarak pendek. Roda pendaratannya mempunyai 24 roda sehingga An-124 dapat beroperasi pada medan yang berat. Kompartemen besar untuk 88 penumpang sebagai tambahan pada dek kargo utama 118 ft x 21 ft x 14.5 ft, dengan total volume 44.725ft3. ![]() An-124 pertama kali beroperasi untuk Aeroflot yang digunakan sebagai pesawat kargo besar. Sejumlah An-124 digunakan oleh militer Rusia untuk misi transpor strategis. Total 54 An-124 dibuat dari 1984 sampai 1997. Pada tahun 2000, 26 beroperasi untuk AU Rusia, 21 beroperasi untuk maskapai penerbangan sipil dan 5 hilang pada kecelakaan. Keterbatasan dana membuat produksi untuk militer dihentikan dan untuk komersial tetap berjalan, 3 pesawat tiap tahun hingga 2003. Walaupun pembuatannya telah dihentikan, tetapi Rusia dan Ukraina setuju untuk memulai kembali produksi pada semester kedua tahun 2008 jika jumlah pesanan memenuhi target. HISTORY: First Flight: 26 December 1982 Service Entry: 1987 CREW: six: pilot, co-pilot, navigator, communication operator, engineer, electrical engineer military models also carry a loadmaster; up to twelve cargo handlers and a second primary crew for long flights may also be carried PASSENGERS: 88 ESTIMATED COST: $150 to $160 million [2008$] AIRFOIL SECTIONS: Wing Root: unknown supercritical Wing Tip: unknown supercritical DIMENSIONS: Length: 226.46 ft (69.10 m) Wingspan: 240.48 ft (73.30 m) Height: 69.10 ft (21.08 m) Wing Area: 6,760 ft� (628.0 m�) Canard Area: not applicable WEIGHTS: Empty: 385,810 lb (175,000 kg) Normal Takeoff: 864,210 lb (392,000 kg) Max Takeoff: 892,870 lb (405,000 kg) Fuel Capacity: (An-124) 471,215 lb (213,740 kg); (An-124-100) 468,150 lb (212,350 kg) Max Payload: 330,695 lb (150,000 kg) PROPULSION: Powerplant: four Loratev D-18T turbofans Thrust: 206,360 lb (918.0 kN) PERFORMANCE: Max Level Speed: at altitude: 530 mph (850 km/h) at 25,000 ft (7,620 m), Mach 0.77; at sea level: unknown cruise speed: 465 mph (750 km/h) Initial Climb Rate: unknown Service Ceiling: 39,335 ft (12,000 m) Range: 2,430 nm (4,500 km) with 330,695 lb (150,000 kg) payload; 6,480 nm (12,000 km) with 88,185 lb (40,000 kg) payload ferry: 8,690 nm (16,090 km) Endurance: 20 hr g-Limits: unknown ARMAMENT: none KNOWN VARIANTS: An-124: Military transport model An-124A: Proposed military version that would have used six sets of tandem wheels on the main gear instead of five to permit operations from rougher airfields An-124-100: Civil version modified for compatability with cargo loading infrastructure at commercial airports An-124-100M: Improved model equipped with uprated D-18 Series 3 engines allowing greater range and shorter takeoff distance, also fitted with more advanced Western avionics allowing crew size to be reduced from 6 to 4 by eliminating the communication operator and engineer An-124-100V: An-124-100 aircraft modified with noise-reduction covers on the engine nacelles to meet noise pollution standards An-124-100MV: Model incorporating the improvements of both the An-124-100M and An-124-100V versions An-124-100M-150: Upgrade for An-124-100M models to increase payload and maximum takeoff weight, extend flight hours from the original 7,500 to 24,000 (and ultimately 40,000), and replace outdated equipment An-124-102: Proposed model with a three-crew cockpit An-124-130: Proposed model, details unknown An-124-200:Proposed upgrade to add General Electric CF6-80C2 turbofan engines to the An-124-100M An-124-210: Similar to the An-124-100M but to be equipped with Rolls-Royce RB211-52H-T engines as well as new avionics An-124AK: Proposed launch platform for the Shtil-3A ballistic missile used for launching satellites into orbit, the missile would be carried in the main cargo hold to an altitude of 36,090 ft (11,000 m) and deployed through the aft cargo doors using a parachute before its motor ignited An-124FFR: Proposed firefighting model capable of carrying over 440,000 lb (200,000 kg) of water or fire retardant KNOWN OPERATORS: Civil: Aeroflot Air Foyle AJAX Antonov Airlines Antonov AirTrack Atlant Soyuz Airlines HeavyLift Cargo Airlines Libyan Arab Air Cargo Maximus Air Cargo Russian State Transport Company Titan Cargo Transaero Airlines TransCharter Titan Cargo Volga-Dnepr Airlines Polet Airlines Rossiya Military: Russia, Voyenno Vozdushniye Sili (Russian Air Force) Ukraine, Viys'kovo-Povitriani Syly Ukrayiny (Ukraine Military Air Forces) Union of Soviet Socialist Republics, Voyenno Vozdushniye Sili (Soviet Air Force) ![]() Peace all ![]() ![]() |
#9
|
||||
|
||||
![]() de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter Regional Airliner Regional Transport Deskripsi Setelah membuat pesawat transportasi mesin tunggal DHC-3 Otter, de Havilland Canada mengumumkan pengembangan pesawat mesin kembar DHC-6 pada 1964. Mampu membawa 13 hingga 18 penumpang, pesawat ini dikembangkan untuk landasan pendek yang mana kemampuan take-off dan pendaratan jarak pendek menjadi sangat penting. DHC-6 dapat dilengkapi dengan roda pendaratan standar ataupun skis atau pelampung untuk operasi di salju maupun air. Versatilitas ini tidak hanya membuat banyak maskapai penerbangan tertarik, tetapi juga departemen militer dan pemerintahan. Pesawat ini juga populer pada institusi riset seperti NASA dan NOAA. ![]() Model utama pesawat ini termasuk Seri 100, Seri 200 yang lebih berat dan Seri 300 dengan pengembangan mesin dan ruangan menjadi 20 penumpang. Versi militer juga dibuat, dikembangkan untuk tugas-tugas militer seperti pesawat transpor bersenjata dan pesawat intai maritim. Produksi Twin Otter berakhir pada 1988 setelah 844 pesawat dibuat, dan pesawat pengganti bernama DHC-9 masih dalam pengembangan. Akan tetapi, Twin Otter masih tetap populer sehingga perusahaan Kanada, Sir Viking, membeli hak produksi dan mengumumkan bahwa produksi akan dimulai kembali pada 2008 untuk seri-400. ![]() HISTORY: First Flight: 20 May 1965 Service Entry: 1966 CREW: two: pilot, co-pilot PASSENGERS ![]() ESTIMATED COST: unknown AIRFOIL SECTIONS: Wing Root: NACA 63A516 mod Wing Tip: NACA 63A516 mod DIMENSIONS: Length: 51.75 ft (15.77 m) Wingspan: 65.00 ft (19.81 m) Height: 19.50 ft (5.94 m) Wing Area: 420 ft� (39.02 m�) Canard Area: not applicable WEIGHTS: Empty: 7,415 lb (3,365 kg) Normal Takeoff: unknown Max Takeoff: 12,500 lb (5,670 kg) Fuel Capacity: internal: 2,500 lb (1,135 kg); external: not applicable Max Payload: 2,500 lb (1,135 kg) PROPULSION: Powerplant: two Pratt & Whitney Canada PT6A-27 turboprops Thrust: 1,304 ehp (942 ekW) PERFORMANCE: Max Level Speed: at altitude: 215 mph (340 km/h) at 10,000 ft (3,050 m); at sea level: unknown Initial Climb Rate: 1,600 ft (490 m) / min Service Ceiling: 26,700 ft (8,140 m) Range typical: 700 nm (1,295 km) max payload: 100 nm (185 km) g-Limits: unknown KNOWN VARIANTS: Series 100: First production model with a short nose; 115 built Series 200: Model with a longer nose, increased baggage capacity, and higher maximum takeoff weight; 115 built Series 300: Improved Series 200 model with uprated engines and greater maximum takeoff weight, later models able to carry up to 20 passengers Series 300M: Military transport in two versions: basic model and counter-insurgency model equipped with machine guns and underwing pylons Series 300MR: Maritime reconnaissance model featuring a search radar; 1 built for Senegal Series 300S: Model with 11 seats and improved STOL features for use in small inner-city airports; 6 built Series 400: Proposed improved model to meet more stringent US noise requirements; not built Series 400: Revived production model manufactured by the Canadian firm Viking Air, includes a new PT6A-34/35 engine; at least 40 to be built CC-138: Search-and-rescue model used by the Canadian military UV-18A: Command transport based on the Series 300 model and used by the US Army; 6 built UV-18B: Parachuting model based on the Series 300 and used by the US Air Force Academy; 2 built KNOWN OPERATORS: Civil: AAI Adlair Aviation Aerolinea de Antioquia (ADA) Aeroperlas Aerovias DAP Aero Zambia Air Alpes Air America Air BC Air Burundi Aircalin Air Djibouti Air Ecosse Air Greenland Air Iceland Air Limousin Travail A�rien (ALTA) Air Madagascar Air Moorea Air Pacific Air Panama Air S�o Tom� and Pr�ncipe AirSea Lines Air S�n�gal Air Seychelles Air Tindi Air Turks & Caicos Air Vend�e Air West Alaska Airlines Aloha Island Aurigny Brymon Cameroon Airlines Carib Aviation Cayman Airways China Flying Dragon Aviation Continental Express CrownAir Crown Airways Dorado Wings Eagle Air (Iceland) Eastern Metro Express/Metro Airlines (USVI) Emirates Era Evergreen Helicopters Flugf�lag Nor�urlands Fraser Valley Grand Canyon Airlines GT Air Gulf Air Harbour Air Intermountain Aviation Isles of Scilly Skybus Jersey European Kenn Borek Air Lab Air Labrador Airways La Ronge Lake Union Lina Congo Loganair Malaysian Airline System (MAS) Maldivian Air Taxi MASWings Manx Merpati Nusantara Airlines Metro Airlines Metropolitan Mountainwest Nature Air Nepal Airlines NorOntair NT Air Pacific Sun Pilgrim Airlines Ptarmigan Raecom Rio Royal Nepal Airlines Seaborne Airlines Shawnee Airlines Solomon Airlines St. Lucia Airways SCAT Scenic Schreiner Airways Schreiner Airways Cameroon Skybus Skydive Spacegrand Swedair Talair Touraine Air Transport (TAT) Trigana Air Service Trans Maldivian Airways Trans Provincial UNICEF Unitair US Air Express Vaengir Walker's Cay West Coast West Flight Wiggins Airways Windward Islands Airways International Yeti Airlines Government/Military Afghanistan Argentina (Air Force, Army, Navy) Australia Benin British Antarctic Survey Canada Chile Colombia Dominican Republic Ecuador Ethiopia France (Air Force, Army) Haiti Jamaica Malaysia National Aeronautics & Space Administration (NASA) National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Nepal Netherlands Norway Panama Paraguay Peru Senegal (300MR) Sudan Switzerland Uganda US Air Force US Army Venezuela ![]() Peace all ![]() ![]() ![]() |
#10
|
||||
|
||||
![]() Boeing VC-25 AIR FORCE ONE ![]() ![]() Boeing VC-25 adalah peasawat Boeing 747-200B yang di desain khusus buat alat tranportasi Presiden Amerika, Pesawat ini di bat pada saat pemerintahan Prsiden Ronald Reegan., dan selesai pada tahun 1990 pada saat pemerintahan Presiden George H.W. Bush. Pesawat seharga US$325 juta ini memilki 3 lantai dengan luas 370m2. Pesawat dengan kapasitas 70 orang ini dapat terbang sejauh 7600 mil (12,600 km) dan dapat menjelajahi 1/3 bumi hanya degan sekali pengisian bahan bakar. Pemerintah Amerika berencana menggantikan dengan pesawatat Boeing 747-8 terbaru atau Airbus 320. General characteristics Crew: 26: three pilots, cabin crew Capacity: 76 passengers Length: 231 ft 5 in (70.6 m) Wingspan: 195 ft 8 in (59.6 m) Height: 63 ft 5 in (19.3 m) Zero fuel weight: 526,500 lb (238,800 kg) Max takeoff weight: 833,000 lb (375,000 kg) Powerplant: 4� General Electric CF6-80C2B1 turbofans, 56,700 lbf (250 kN) each Performance Maximum speed: Mach 0.92 (630 mph, 1,015 km/h) at altitude Cruise speed: Mach 0.84 Range: 6,800 nmi (7,800 mi, 13,000 km) Service ceiling 45,100 ft (13,700 m) |
![]() |
|
|
|