Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Surat Pembaca

Surat Pembaca Posting ataupun baca komentar,keluhan ataupun laporan dari orang-orang dengan pengalaman baik/buruk.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 24th May 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Merawat "Roh" Istana Kepresidenan

Lukisan karya Basoeki Abdullah berjudul Pergiwa Pergiwati (1956) menjadi salah satu Koleksi Istana Kepresidenan yang dipajang di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (19/5/2015). Lukisan itu menjadi salah satu dari 16.000 koleksi benda seni berharga milik Istana Kepresidenan.

Keberadaan enam Istana Kepresidenan di republik ini sulit dipisahkan dari ribuan koleksi karya seni berharga yang tersimpan di dalamnya. Ibaratnya, Istana Kepresidenan itu merupakan raga dengan sejarahnya yang panjang, sementara koleksi seni itu merupakan roh yang menjadikan Istana itu "hidup".

Hasil pendataan Sekretariat Negara pada 2010, ada sekitar 16.000 koleksi benda seni berharga yang tersimpan di Istana Merdeka dan Istana Negara di Jakarta; Istana Bogor, Jawa Barat; Istana Cipanas di Cianjur, Jabar; Istana Tampaksiring di Bali; serta Gedung Agung di Yogyakarta. Karya seni yang sebagian besar adalah koleksi era Presiden Soekarno itu terdiri dari 2.700 lukisan, 1.600 patung, dan 11.800 karya kriya atau kerajinan.

Meski hasil taksiran saat itu menyebutkan semua koleksi benda seni tersebut nilainya mencapai Rp 1,5 triliun, bisa saja nilai riilnya lebih dari itu. Di antara koleksi seni itu ada sejumlah mahakarya dari maestro lukis Indonesia yang mendunia, seperti Raden Saleh, S Soedjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, dan Dullah. Ada pula karya pelukis dunia, seperti Konstantin Egorovich Makovsky (Rusia), Diego Rivera (Meksiko), dan Lee Man Fong (asal Tiongkok yang menjadi WNI).

Karya Raden Saleh berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro" (1857) dan "Harimau Minum" (1863) termasuk mahakarya koleksi Istana yang berusia lebih dari satu setengah abad. Lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" juga memiliki makna historis dan patriotik. Lukisan itu sengaja dibuat untuk "melawan" perspektif sejarah yang terlebih dahulu dihadirkan pelukis Belanda, Nicolaas Pieneman, melalui karyanya yang berjudul "Penyerahan Diri Diponegoro" (1835).

Lukisan Raden Saleh menampilkan sosok Pangeran Diponegoro dengan sorot mata tajam menantang Jenderal De Kock saat ditangkap secara licik oleh Belanda, sementara Pienneman menghadirkan sosok Diponegoro yang tertunduk layaknya petarung yang kalah dan menyerah.

Dua lukisan Makovsky yang menjadi koleksi Istana juga termasuk mahakarya yang berharga dan cukup tua. Lukisan berjudul "Pribite Nevesti" atau Perkawinan Adat Rusia (1881) dan "Vakchanalia" atau Di Kayangan (1891) merupakan dua dari tiga karya berukuran "besar", yakni sekitar 3 meter x 4 meter yang pernah dibuat sepanjang karier Makovsky. Selebihnya, karya Makovsky yang lain berukuran lebih kecil.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:09 AM.


no new posts