Luapan kegembiraan petenis putri AS, Serena Williams, usai menjuarai Prancis Terbuka 2015. (Reuters)
Paris – Luar biasa. Petenis putri AS dan unggulan pertama, Serena Williams, tampil perkasa dengan menjuarai Prancis Terbuka 2015 setelah di babak final yang berlangsung di Court Philippe Chatrier (Center Court), Roland Garros, Sabtu (6/6) siang, mengalahkan petenis Ceska yang ditempatkan sebagai unggulan ke-13, Lucie Safarova, rubber set, 6-3, 6-7 (2-7), dan 6-2 dalam waktu dua jam dan satu menit.
Kemenangan ini merupakan gelar untuk ketiga kalinya bagi Serena, 33 tahun, di lapangan tanah liat, sekaligus menjadi gelar Grand Slam ke-20 sepanjang kariernya. Hasil ini pun membuat Serena menjadi petenis pertama sejak Monica Seles pada 1991-1992 yang berhasil merebut tiga gelar Grand Slam secara beruntun, AS Terbuka, Australia Terbuka, dan Prancis Terbuka.
Secara keseluruhan, dengan torehan 20 gelar Grand Slam, Serena hanya terpaut dua gelar dari rekor “abadi” legenda putri Jerman, Steffi Graf yang sukses merebut 22 gelar Grand Slam di era modern.
Sejatinya, Serena yang sehari sebelumnya dilanda flu berat, berkesempatan menuntaskan pertandingan lebih cepat. Sebab, setelah unggul dengan skor 6-3 di set pertama, pada set kedua Serena tancap gas dan sempat meninggalkan Sarafova dengan skor 4-1.
Saat itu, di
game keenam, Serena memegang servis dan unggul 40-15. Artinya, tinggal satu pukulan guna merebut poin kelima. Namun, tiba-tiba Serena grogi menyusul dua kali
double fault. Kondisi ini dimanfaatkan Safarova yang dengan cepat mampu menyamakan kedudukan menjadi 5-5.
Lagi-lagi, Serena berada di ujung pertandingan dengan melaju 6-5 dan di
game ke-12 telah unggul 30-15. Dengan kata lain, tinggal dua pukulan jarak antara Serena dan gelar juara. Akan tetapi, lagi-lagi Safarova menunjukkan mentalnya. Dengan brilian, Safarova mampu menyamakan kedudukan menjadi 6-6 dan memenangi set kedua dengan
tie-break 7-2.
Publik Roland Garros kian menyemangati petenis Ceska di set ketiga. Sebabnya, Safarova langsung unggul 2-0. Namun, di
game ketiga, Safarova melakukan kesalahan yang tak perlu,
double fault, yang membuat Serena mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Di titik inilah kunci kemenangan Serena. Dalam empat game berikutnya Serena praktis tidak mendapat perlawanan yang berarti.
ME Gunawan/ED