|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan menindaklanjuti laporan Komunitas Suporter Antikorupsi (Korupssi) mengenai dugaan korupsi di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Tindak lanjut tersebut akan dilakukan dengan melakukan penelaahan terhadap laporan yang diterima oleh tim Pengaduan Masyarakat (Dumas) KPK. "Setiap laporan yang masuk akan ditindaklanjuti dengan penelaahan terlebih dulu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Komisioner KPK, Johan Budi SP di Gedung KPK, Jakarta, Senin (8/6). Dikatakan Johan, penelahaan dilakukan untuk memastikan laporan yang diterima terdapat unsur tindak pidana korupsi dan menjadi wewenang KPK. Jika disimpulkan ada dugaan tindak pidana korupsi, dan menjadi kewenangan KPK akan dilanjutkan dengan pengumpulan barang bukti dan keterangan. "Semua baru bisa diproses jika masuk wewenang KPK dan ada tindak pidana atau tidak. Semua akan melalui proses itu. Bisa disimpulkan setelah melalui proses telaah," katanya. Sebelumnya, suporter sepakbola yang tergabung dalam Korupssi melaporkan pengurus PSSI ke KPK, Senin (8/6). Para suporter ini melaporkan berbagai dugaan penyelewengan dana sekitar Rp 24 miliar yang dilakukan pengurus PSSI dalam rentang waktu 2010-2013. Untuk menguatkan laporannya, Korupssi membawa serta berbagai dokumen audit BPK, dokumen kerja sama antara PSSI dan rekanan, serta penjualan tiket kepada KPK. Koordinator Korupssi, Parto menyatakan, Kempora pernah mengucurkan dana kepada PSSI pada tahun 2010 untuk timnas AFF sebesar Rp 20 miliar. Namun, berdasar audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terdapat banyak penyimpangan dalam pengelolaan dan penggunaan dana tersebut. "Beberapa penyimpangan itu yakni bantuan sebesar sekitar Rp 414 juta dari Kempora dipertanggungjawabkan oleh PSSI tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, dan pajak penghasilan kurang setor sebesar Rp 167 juta," kata Parto di Gedung KPK, Jakarta, Senin (8/6). Pengurus PSSI, kata Parto, juga diduga menyelewengkan dana sebesar Rp 439 juta yang dikucurkan Kempora untuk pemusatan latihan Asian Youth Games timnas sepakbola U-14 pada 2013 lalu. Parto menduga telah terjadi tindak korupsi yang dilakukan pengurus PSSI dengan menjual kegiatan yang pernah dilakukan dan tidak sesuai dengan proses dalam UU Keuangan Negara. Hal itu lantara, hasil Audit BPK menunjukan, dana tersebut dikucurkan setelah kegiatan rampung dilakukan. "Pencairan dana tanggal 29 Juli, namun kegiatan pemusatan latihan sudah dilaksanakan pada 3 Juni, 3 Juli, dan 7 hingga 9 Juli 2013 di Depok, dan 4 hingga 6 Juli di Kuningan," ungkapnya. Lebih jauh dari itu, PSSI juga belum mempertanggungjawabkan bantuan Kempora sebesar Rp 3,5 miliar untuk Kongres Luar Biasa PSSI pada 2013. Hal itu diketahui saat sidang sengketa informasi di Komsi Informasi Pusat (KIP). "Dalam tiga kasus hasil audit BPK dan keterangan dalam sidang sengketa informasi di KIP itu kami menilai ada potensi kerugian negara yang ditimbulkan karena penyalahgunaan wewenang pengurus PSSI," katanya. Menurut Parto dugaan penyalahgunaan di tubuh PSSI lantaran federasi sepakbola itu sangat tertutup dalam memberikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang diperoleh dari APB, hak siar pertandingan dan sponsor. Padahal, PSSI adalah badan publik. "Bahkan PN Jakarta Pusat pada 8 Desember 2014 menyatakan PSSI wajib membuka laporan keuangan mengenai kontrak PSSI dengan stasiun televisi terkait hak siar, pengelolaan dana hak siar, kerja sama sponsorship, rincian laporan keuangan dan hasil audit keuangan, serta rincian laporan keuangan penyelenggaraan Kongres PSSI," tegasnya. Selain melaporkan dugaan korupsi, komunitas suporter ini juga meminta KPK untuk melakukan supervisi terhadap kasus dugaan korupsi dana hibah yang diduga dilakukan petinggi Kadin Jawa Timur kepada klub Persebaya2010. Tak hanya itu, Parto menyatakan, pihaknya mendukung KPK segera menuntaskan kasus korupsi RS Pendidikan di Universitas Airlangga. "Dua kasus ini diduga melibatkan elit PSSI. Kami yakin dalam konteks Indonesia, KPK dapat bekerja seperti FBI menyelamatkan sepakbola dunia," harap Parto. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|