Komandan Korem 091/ASN, Brigjen TNI Teguh Arief Indratmoko (kiri) menunjuk tapal batas Indonesia-Malaysia di pos perbatasan nomor "3" Desa Ajikuning Sebatik Tengah, Nunukan, Kaltara, 15 Februari 2015. (Antara/M Rusman)
J
akarta - Masalah batas wilayah Indonesia yang dimasuki oleh militer Malaysia di Ambalat menjadi pembahasan serius kedua negara. Rupanya, sudah ada tujuh pelanggaran batas wilayah yang dilakukan Malaysia, dan sudah dua nota protes dilayangkan, namun semuanya tidak digubris oleh Malaysia.
Kedua nota protes itu dilayangkan pemerintah Indonesia ketika Malaysia melanggar batas di wilayah Sebatik, Kalimantan Barat. Lima pelanggaran lainnya juga dilakukan Malaysia di Sebatik, namun nota protesnya masih dalam proses.
"Sudah ada tujuh nota protes pelanggaran wilayah, semuanya udara, sejak Januari. Tapi mereka belum merespons," ujar Direktur Politik Keamanan dan Wilayah, Octavino Alimudin, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (25/6).
Menurut Octa, sapaan akrabnya, untuk memberikan nota protes, harus lengkap datanya.
"Pesawat, kapal, atau kendaraan bermotor yang lewat batas wilayah Indonesia tanpa izin harus jelas tanggal berapa, tepatnya di mana, jenis kendaraannya apa, dan seberapa jauh mereka masuk wilayah Indonesia," kata Octa.
Batas negara Indonesia memang paling banyak bersinggungan dengan beberapa negara ASEAN seperti Malaysia. Selain Malaysia, ada Vietnam, Thailand, Timor Leste, dan Filipina.
"Sedangkan Timor Leste ada dua area, sebelah utara Selat Omay yang berbatasan dengan Alor, serta sebelah selatan Pulau Nusa Tenggara yang dekat dengan Australia. Filipina juga berbatasan dengan Laut Sulawesi sampai utara Halmahera," terang dia.