Drone atau quadcopters yang digunakan untuk balapan. (youtube)
Melbourne - Penghobi teknologi aeromodeling di Australia kini sedang menggeluti permainan baru yaitu balapan
drone atau
quadcopters. Permainan yang cukup menguras kantong ini menjamur di sejumlah kota di Negeri Kangguru. Balapan dikoordinasi oleh sejumlah orang dan secara rutin melakukan kompetisi lokal yang tersembunyi karena belum mendapat izin dari pemerintah. Kompetisi lokal ini biasanya digelar di dalam hanggar, kompleks pergudangan, trek gokart, hingga hutan.
Balapan drone ini disebut First Person Racing (FPV).
Untuk mengikui balapan, setiap peserta merakit sendiri
quadcopters-nya, memasang sebuah kamera kecil di dalamnya serta lampu LED untuk menambah efek
blinging. Sesuai namanya First Person Racing, peserta harus menggunakan
googles khusus (seperti kacamata untuk menyelam, red) untuk mendapatkan pandangan langsung dari kamera yang dipasang di
quadcopters. Dengan
googles tersebut peserta seolah-olah berada dalam
quadcopters. Selanjutnya dengan
remote yang spesifikasinya minimal memiliki empat
channel, peserta bisa mengontrol gerakan dan kecepatan
quadcopters serta pergerakan kamera.
"Permainan ini menjadi candu seperti bermain
video games. Semakin cepat semakin sering saya ingin memainkannya," jelas seorang pebalap
quadcopters, Darren French.

Ia menambahkan biasanya balapan digelar pada hari libur dimulai jam 10 pagi dengan peserta mencapai 30-an. Peserta diberi waktu lima jam untuk mengenali trek dan 'menjinakkan'
quadcopters-nya. Sedangkan balapan digelar selama satu jam penuh. French menjelaskan
quadcopters bisa melaju hingga kecepatan 60 km per jam. "Tabrakan atau jatuh dalam kecepatan yang sangat tinggi sudah menjadi risikonya," katanya.
Pebalap lainnya yang merupakan pilot pewat glider, Chad Novak, menjelaskan balapan
quadcopters sama seperti menerbangkan pesawat. "Bedanya jika pesawat saya menabrak kemungkinan saya akan mati, tapi dengan
quadcopters paling rangkanya saja yang berantakan," katanya.
Novak dan komunitasnya sekarang sedang mengusahakan agar balapan
quadcopters mendapatkan izin dari pemerintah Australia. Di sejumlah negara penggunaan
quadcopters secara tegas dilarang. Alasannya karena bisa membahayakan keselamatan penerbangan dan melanggar hak pribadi seseorang.
Di Australia sendiri komunitas pebalap
quadcopters ini sudah mendirikan organisasi bernama Quadcopter Aerial Race, Organisation & Promotion (QAROP) yang diketuai Chris Ballard. QARAP sedang melobi pemerintah untuk membarui Undang-Undang (UU) penerbangan sipil Australia (CASA) yang sudah berumur 20 tahun karena dalam UU tersebut pengunaan
quadcopters atau benda terbang sejenisnya adalah tindakan melanggar hukum.
Balapan
quadcopters ini bukan hobi yang murah. Apalagi untuk mendapatkan
quadcopters yang bisa melesat cepat, peserta harus meng-
costumize-nya sendiri. Ballard menjelaskan untuk mengikuti balapan
quadcopters, peserta harus merogoh uang antara AUS$1,000 hingga AU$2,000. Harga tersebut sudah termasuk sebuah googles yang harganya hampir setengah biaya keseluruhan.