Aplikasikan tabir surya pada kulit.
Jakarta - Terbentang di garis khatulistiwa, dengan iklim tropis, Indonesia terpapar sinar UV sepanjang tahun dan memiliki kelembaban tinggi. Berdasarkan riset, paparan UV di Indonesia memiliki UV index yang mencapai angka 10 dari skala 1 sampai 11. Hal tersebut disampaikan dermatologis, dr. Amaranila Lalita Drijono (Nila).
Dengan begitu, dilanjutkannya masyarakat Indonesia sangat membutuhkan pelindung kulit, yakni sunscreen. Namun, sering terjadi kesalahpahaman dimana masyarakat saat memilih sunscreen lebih fokus kepada kandungan SPF (Sun Protection Factor) yang lebih melindungi kulit dari sinar UVB.
"Padahal SPF hanya melindungi kulit dari paparan sinar UVB. Yang terjadi di Indonesia paparan UVA jauh lebih besar dari UVB. Selain itu, penetrasi UVA ke kulit juga lebih dalam dibandingkan UVB," ungkap dr. Nila pada jumpa pers peluncuran Sunscreen L'Oreal UV Perfect Aqua Essence City UV Mist di Jakarta, Kamis (20/8).
UVA terbukti 9,5 persen yang masuk ke Indonesia, sedangkan UVB hanya 0,5 persen. Selain itu, paparan maksimal sinar UVB terjadi antara pukul 10.00 hingga 14.00, dapat diserap oleh awan serta dihambat oleh materi seperti kaca dan juga lapisan ozon. Sebaliknya, UVA dapat menembus awan dan kaca, serta hadir secara stabil sepanjang hari.
"UVA itu membuat kolagen yang terbentuk cepat rusak. Jadi, masyarakat Indonesia saat memilih sunscreen sebaiknya memilih yang PA (Protection Grade of UVA) plus tiga atau tertulis PA +++. Dan untuk SPF sebaiknya minimal 30. Hal itu merupakan broadspectrum sunscreen yang ideal bagi negara yang banyak terpapar UVA,"ungkap dr. Nila.