Gadis malang ini seharusnya menjadi pengibar bendera merah putih di hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus mendatang. Namun Putri Saridevi, siswa kelas 10 IPS 3 SMAN 1 Tumpang, tewas dihabisi dengan keji oleh ayahnya sendiri. Abdullah, pria berusia 50 tahun ini membakar rumah yang di dalamnya terdapat mayat istri dan anaknya.
Istri Abdullah, Wiwik Halimah, mengalami luka sayatan mulut dan robek di bagian pipi. Sedangkan jari Putri putus akibat tebasan parang pelaku. Padahal teman sekelasnya pun belum ingat betul dengan wajahnya. Sejak awal masuk, Putri menjadi salah satu calon pasukan pengibar bendera (Paskibraka). Dia harus mengikuti latihan setiap hari sehingga tidak harus masuk sekolah.
Salah satu teman sekelas yang berkunjung ke rumahnya, Andri Kusuma Wardhana, mengaku belum mengenal dekat dengannya. Dia hanya tahu dari sebagian teman yang sudah kenal. Putri dipaparkan sebagai gadis yang tinggi dan cantik, itulah sebabnya dia diikutkan menjadi anggota Paskibra. Bagi teman-teman yang mengenal dekat dengannya, banyak yang mengatakan bahwa dia adalah gadis yang ramah dan ceria.
Sang ayah sendiri berusaha bunuh diri setelah membakar mayat mereka dalam sebuah kamar. Peristiwa ini mengundang amarah para warga atas ulahnya yang sangat sadis ini. Abdullah sendiri terkenal ringan tangan dan temperamental . Dia bahkan pernah dibawa ke balai desa karena tindak kekerasan pada istrinya.
Persoalan ekonomi diduga pemicu perbuatan sadis tersebut. Selama ini dia tidak bekerja dan menggantungkan hidup pada penghasilan sang istri. Istri pelaku sehari-hari berjualan rujak di depan rumah. Menurut laporan Kasatreskrim Polres Malang, AKP Wahyu Hidayat, pelaku juga sering dianggap menjual harta istrinya.
23rd August 2015
Kisah Tragis Calon Paskibraka Yang Tewas Dibakar Ayahnya Sendiri
