FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Moto GP Para pecinta MOTO GP berkumpul dan membicarakan hobbynya disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Marc Marquez (kanan) menyalip Valentino Rossi di GP Australia, 18 Oktober 2015. (Honda Racing Corporation) Valentino Rossi mengagetkan semua orang ketika di penghujung musim ini dia justru menyerang secara verbal Marc Marquez, bukan Jorge Lorenzo yang menjadi satu-satunya rival dia memperebutkan titel juara dunia MotoGP 2015. Di hadapan media Italia usai jumpa pers di Sepang, Malaysia, Kamis (22/10) lalu, Rossi menunjukkan sejumlah data bahwa Marquez sengaja melambatkan motornya di Grand Prix Italia dan ikut meramaikan pertempuran di belakang sehingga mengganggu konsentrasi The Doctor, yang meyakini bahwa Marquez sebetulnya mampu melesat sejak awal dan menjadi juara tanpa harus menunggu putaran terakhir. Dengan data-data itu pula Rossi menuduh Marquez punya rencana agar ada pembalap lain antara dia dengan Lorenzo yang finis di depannya, sehingga keunggulannya di puncak klasemen makin terpangkas. Berdasarkan data catatan waktu Marquez di setiap putaran GP Australia yang dihimpun Beritasatu.com, memang ada indikasi Marquez melambatkan motor, meskipun bukan berarti dia menjalankan strategi seperti yang dituduhkan Rossi, karena setiap pembalap jelas punya hak mengatur ritme balapan sendiri dengan segala pertimbangannya. Pada putaran ke-14, Marquez membuat catatan waktu tercepat balapan dengan 1 menit 29,294 detik, namun di tiga putaran berikutnya dia terus melambatkan motor menjadi 1 menit plus 29,577 detik, 29,790 detik dan 29,959 detik. Pada putaran 18 dan 19, Marquez sedikit lebih cepat, namun pada putaran ke-21, 22 dan 23 -- ketika balapan makin sengit -- catatan waktu Marquez justru jauh lebih lambat menjadi di atas 1 menit 30 detik. Berikut grafik catatan waktu Marquez di setiap putaran, di mana sisi kiri menunjukkan satuan detik setelah ditambah 1 menit: ![]() Grafik: Beritasatu.com Ketika balapan tinggal tiga putaran, catatan waktu Marquez masih 1 menit 30 detik, namun setelah itu catatan waktunya meningkat pesat menjadi 1 menit 29,658 detik. Pada putaran terakhir dia bukan hanya kembali ke kinerja putaran ke-14, namun bahkan mampu mencatat rekor terbaru balapan hari itu dengan 1 menit 29,280 detik.Kemungkinan ini yang membuat kesal Rossi, bahwa Marquez sebetulnya mampu menjadi yang paling kencang sejak pertengahan lomba, namun sengaja menunda untuk mengganggunya sambil tetap menjaga jarak tetap dekat dengan Lorenzo. Baru setelah putaran terakhir dia melesat untuk menyalip Lorenzo dan menjadi juara. Lalu bagaimana dengan klaim Rossi bahwa Marquez sengaja melakukan itu agar ada pembalap lain yang memisahkan dirinya dengan Lorenzo? Pada GP Australia, tiga pembalap di atas ditambah Andrea Iannone terus bertempur dari lap pertama hingga terakhir. Dari data posisi empat pembalap tersebut di setiap putaran seperti yang dihimpun redaksi, tuduhan Rossi tidak terbukti untuk paruh pertama balapan. Marquez seperti biasa kalah dalam melakukan start dibandingkan Lorenzo, dan tercecer ke posisi empat di putaran pertama. Mulai putaran ketujuh dia stabil di posisi dua setelah sepanjang tiga putaran sebelumnya dia terlibat pertempuran segitiga yang seru melawan Iannone dan Rossi. Pada putaran ke-18, Marquez berhasil memimpin balapan dengan menyalip Lorenzo. Namun setelah itu muncul hal yang membuat Rossi curiga. Pada putaran ke-21 Lorenzo kembali di depan, dan lap ke-22 Marquez juga disalip oleh Iannone sehingga dia tepat di depan Rossi pada momen-momen kritis balapan. Tuduhan Rossi adalah Marquez sengaja memperlambat tempo agar ada pembalap lain antara dia dan Lorenzo. Untuk mudahnya, antara putaran 21 dan 26 Lorenzo aman di posisi paling depan, sementara di belakangnya terjadi pertempuran yang sangat dinamis dengan urutan sebagai berikut: - putaran ke-21 Marquez-Ian-Rossi - putaran ke-22 Ian-Marquez-Rossi - putaran ke-23 Marquez-Rossi-Ian - putaran ke-24 Marquez-Rossi-Ian - putaran ke-25 Ian-Rossi-Marquez - putaran ke-26 Ian-Marquez-Rossi Puncaknya adalah putaran ke-27, setelah "memaksa" Rossi di urutan empat, Marquez langsung melesat menyalip Iannone dan Lorenzo untuk menjadi juara. ![]() Grafik: Beritasatu.com Siapa pun yang terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan kecepatan maksimum hingga 340 km per jam sepanjang enam putaran penuh, pasti sangat tegang syarafnya. Dan siapa pun yang finis paling akhir dalam rombongan itu pasti kesal dan mencari argumen. Mungkin hal itulah yang terjadi pada Rossi.Marquez sendiri telah menjelaskan dia menjalani ritme balapan di atas untuk menjaga umur ban. Dan balapan di Aragon menunjukkan ketika dia buru-buru menggeber motor untuk menyalip Lorenzo di putaran awal, akibatnya justru terjatuh. Intinya, dia punya alasan sangat kuat menjalani balapan seperti di Phillip Island, tidak buru-buru, save the best for last. Di pihak Rossi, dia juga punya alasan mengkritik Marquez karena buruan utamanya adalah Lorenzo, namun terus diganggu oleh pembalap yang sebetulnya bisa melesat jauh meninggalkan duel sesama Yamaha. Sebagai catatan tambahan, di balapan sepanjang 27 putaran itu Rossi belum pernah sekalipun dalam posisi untuk bisa menyalip Lorenzo. Jadi sangat sulit menilai benar-tidaknya tuduhan Rossi. Data dan grafik di sini hanya untuk membantu pembaca membuat analisis sendiri. Heru Andriyanto/HA |
![]() |
|
|