Petisi Larang Trump Masuk Inggris Tembus 130.000

**Gusnan**

Donald Trump. (AP via ABC News)

London – Penandatangan petisi untuk melarang Donald Trump, bakal calon presiden Amerika Serikat (AS), masuk Inggris sudah lebih dari 130.000 orang. Karena sudah melebihi 100.000 penandatangan, petisi tersebut harus dipertimbangkan untuk diperdebatkan oleh parlemen dan mendapatkan respons tertulis dari pemerintah.
Petisi ini adalah bagian dari serbuan di media sosial setelah Trump mengatakan, radikalisasi terjadi di beberapa bagian di London sehingga polisi pun mencemaskan nyawanya sendiri. Dengan menggunakan tagar #trumpfacts di Twitter, para pengguna internet mencela miliarder berusia 69 tahun tersebut.
“Menara masjid tertinggi di dunia menyerukan sholat kepada seluruh negeri,” bunyi salah satu kicauan dengan tambahan gambar sebuah menara telekomunikasi di London.
Tweet lain berisi gambar Ratu Elizabeth II mengenakan tudung plus komentar: “Bahkan monarki Inggris pun sekarang dipaksa mengenakan jilbab.”
Warga Inggris muak setelah Trump mengatakan akan melarang seluruh kaum Muslim masuk ke AS. Petisi tersebut diunggah ke laman pemerintah Inggris, Selasa (8/12) malam, oleh warga Skotlandia Suzanne Kelly. Ia dikenal sudah lama menjadi pengkritik miliarder berusia 69 tahun tersebut.
“Inggris sudah melarang masuk banyak orang karena ujaran kebencian. Prinsip yang sama harus berlaku terhadap siapa saja yang ingin masuk ke Inggris,” bunyi petisi tersebut.
Ditambahkan bahwa jika Inggris Raya mau terus menerapkan kriteria bertabiat buruk terhadap siapa saja yang hendak memasuki wilayahnya, berarti harus berlaku adil kepada siapa saja.
“Harus diterapkan secara adil kepada yang kaya selain ke yang miskin, kepada yang lemah selain kepada yang kuat,” kata petisi tersebut.
Enam anggota parlemen Inggris juga sudah meneken mosi Majelis Umum, yang diajukan anggota parlemen Partai Buruh Imran Hussain. Isinya meminta pemerintah menolak visa bagi Donald Trump untuk mengunjungi Inggris sampai dia menarik komentar-komentarnya.
“Sebab komentar-komentar itu sangat memecah belah dan akan memancing timbulnya diskriminasi serta kebencian,” kata mosi tersebut
Trump, bakal calon terdepan dari Partai Republik AS, pekan ini menyerukan penutupan total dan menyeluruh terhadap kaum Muslim yang mau masuk ke AS. Sampai para perwakilan negara, tambah dia, bisa memutuskan apa yang terjadi dari serangan teror yang menewaskan 14 orang di California, AS dan 130 orang di Paris, Prancis.
Ia lalu membela komentarnya kepada jaringan televisi AS, MSNBC. “Ada bagian-bagian di Paris yang sudah teradikalisasi, sehingga polisi menolak untuk bertindak. Ada tempat-tempat di London yang sudah sangat teradikalisasi sehingga polisi takut kehilangan nyawanya sendiri,” ujar Trump.
Walikota London Boris Johnson langsung membantah komentar Trump itu. “Betul-betul dan sama sekali omong kosong,” ujar dia.
Juru bicara untuk Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron menyebut komentar Trump itu memecah belah, sia-sia, dan sangat keliru.

Terkait:

Menu