Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Travel, Wisata, Liburan

Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 3rd April 2016
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Senjakala di Rindu Alam, Nostalgia Kuliner Mumpung Masih Ada







Restoran Rindu Alam Puncak


Bogor - Bagi traveler, Restoran Rindu Alam di Puncak Pass bukan sekadar destinasi kuliner. Ada nostalgia yang mungkin akan hilang seiring rencana ditutup tahun depan.

Sudah 35 tahun lebih restoran itu bertengger di atas kawasan Puncak, di bagian paling atas perkebunan teh yang dilintasi jalan raya. Semua mobil tujuan Bandung atau Cianjur, pasti melewati restoran ini.

Namun, kini adalah masa senjakala bagi destinasi kuliner ini. Traveler kini malah pergi ke Bandung lewat Tol Cipularang, kemudian aneka destinasi kuliner baru bermunculan di Puncak. Apalagi Puncak kini semakin macet dan menguras tenaga wisatawan. Walhasil, pengunjung Rindu Alam jauh berkurang.

Klimaksnya adalah rencana penutupan Restoran Rindu Alam tahun 2017. Maklum saja, ia berdiri di atas tanah Pemprov Jabar dengan skema pinjam pakai. Pemerintah ingin kawasan itu menjadi jalur hijau kembali demi kelestarian alam di Puncak.



Pengunjung menikmati cuaca berkabut


Mumpung masih ada kesempatan, mampir ke sana, Rabu (30/3/2016) siang, ketika kabut sedang pekat-pekatnya. Suasana resto tampak lengang. Pengunjung memilih makan di teras belakang menikmati pemandangan kebun teh yang tertutup kabut.

"Dulu karyawan kami sampai 130 orang, sekarang tinggal 80 orang. Pengunjung yang mau makan dulu sampai antre," kenang Odod Suhara, Head Waiter Restoran Rindu Alam.

Restoran Rindu Alam didirikan tahun 1980 oleh almarhum Letjen Ibrahim Adjie, mantan Pangdam III Siliwangi, yang kini fotonya dipampang di atas meja kasir. Saat itu kebun teh di Puncak belum penuh dengan aneka warung jagung bakar yang menghalangi pemandangan. Rindu Alam menjadi destinasi wisata kuliner akhir pekan dari generasi ke generasi.

"Pak Habibie, Gus Dur, Megawati, JK, Pak SBY pernah makan di sini. Soeharto sih nggak, Jokowi juga belum pernah," kata Odod mengenang sejarah yang pernah terjadi.



Campursari, menu khas di Rindu Alam



Nostalgia, itulah nuansa yang dirasakan di sana. Traveler datang untuk mengenang cerita kisah masa kecil diajak papa mama makan di sana. Mereka menikmati menu-menu yang sebagian adalah ciri khas Rindu Alam.

Salah satunya adalah Campur Sari, berupa platter besar berisi teri cabe hijau ala Padang, disatukan dengan ayam dan udang goreng dan telur bebek goreng. Satu platter besar ini dimakan ramai-ramai sekeluarga.

Menu khas lainnya adalah kambing guling, sup ikan, ikan mas kecil cabe hijau dan es kopyor. Sisanya adalah menu khas restoran yang ngetop tahun 1980-an macam ayam goreng mentega, nasi goreng telur gulung, udang goreng asam manis atau malah menu yang mulai jarang macam pepes bambu bakar.

Nostalgia itu jugalah yang dirasakan para pengunjungnya. Diah, seorang pengunjung yang sudah paruh baya, datang dengan kakak-kakaknya untuk mengenang indahnya masa lalu, makan di sini bersama keluarga.



Ikan mas kecil, kambing guling, sup ikan dan campursari


"Sayang yah sebenarnya kalau ditutup. Tempat ini sudah bersejarah, sudah jadi ikonnya Puncak. Tapi mau bagaimana ya," kata Diah.

Memang, mengubah kawasan itu menjadi jalur hijau juga tidak salah kok. Demi pelestarian lingkungan di Puncak yang rusak dihajar aneka bangunan, harus ada kawasan hijau yang dijaga di sana.

Mungkin, kelestarian alam di Puncak adalah harga yang setimpal dengan berakhirnya nasib restoran ini tahun depan. Jika Rindu Alam pernah jadi bagian dari nostalgia masa kecil Anda, kunjungi saja akhir pekan ini mumpung masih ada waktu tersisa.

Menjelang akhir masa hidupnya, Rindu Alam menjadi lebih dari sekadar destinasi wisata kuliner. Ini adalah kisah tentang memori, memori yang akan hilang seperti kabut putih yang biasa menyelimutinya.

Pemandangan berkabut khas Puncak


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:31 PM.


no new posts