FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Hallo agansista apa kabar? Udah lama ane ga bikin thread kali ini ane kebelet banget pengen bikin thread karena hal ini penting banget (bagi ane) untuk di share? Ntar ane jelasin belakangan kenapa penting.. Sebelumnya ane minta maaf kalo ane salah kamar atau kesasar, maklum ane masih newbie ga tau jalan yang benar dan ane juga minta maaf kalo ada kata2 ataupun yang tidak berkenan dalam thread ini dan terakhir, maaf juga judulnya agak sadis karena ane bingung mau ngasih judul apa.. ![]() Oke langsung saja ke intinya Nb : Atas permintaan ceriwisser, maka TS juga mensensor nama guru tersebut, sebelumnya terimakasih atas saran2 dan masukan2nya.. ![]() Berawal dari status seorang guru smk swasta yang membuat status tentang keluhannya terhadap Pencuri berkedok Pemulung yang ada di daerah tempat tinggalnya Spoiler for Penampakan: ![]() Menurut ane, dua-duanya bener gan, mungkin si guru sudah gerah sama oknum pemulung yang suka mencuri di daerahnya. nah, si siswa juga bener karena dia berpendapat kalo ga semua pemulung itu pencuri. Karena dalem status sang guru, beliau sangat tegas (seperti) menghina pemulung dengan kata2 “Dasar Pemulung!” Lah, emangnya kenapa kalo pemulung? Salah kalo mulung? Apa pemulung adalah pekerjaan yang hina? Enggak kan? Si siswa cuma bilang alangkah baiknya kalo kata2 “Dasar Pemulung!” diganti dengan kata “Dasar Pencuri!” nah, itu kan kayaknya lebih pas, karena ga semua pemulung itu pencuri.. sama halnya kayak guru alay, misalkan ada satu guru alay, lantas ga semua guru itu dicap alay.. Menurut agansista gimana nih? Setuju sama si guru atau siswa? Jangan keburu milih dulu gansis, masih ada kelanjutan.. Karena ga terima dikasih saran sama salah satu siswanya, guru tersebut membuat status baru lagi ane lupa SSnya keburu di blokir sama yang empunya akun ![]() Intinya beliau ga terima kalo dia disindir2 sama siswanya lantaran status sebelumnya, beliau bilang kalo siswa yang komentar barusan itu sok, dan beliau juga bilang kalo siswa tersebut dan siswa lainnya nilainya didongkrak.. oh, ane baru tau kalo nilai2 kami didongkrak (Wah, bahaya pendidikan di indonesia nih) Nah, disalah satu komentar sang guru ada satu yang sanggat mengganjal di hati ane Spoiler for kejutan: ![]() ![]() Dan ane bales tuh komen karena ane ga terima dihina, gini2 ane lulusan sma swasta yang ga seberapa tapi bisa masuk ke PTN favorit di provinsi ane.. ![]() Komentar ane ga dibales lagi, tapi ada beberapa temennya yang nyaranin “ngusir cantik” ane, ane kira beliau ga bales komen ane karena sadar ehh jawabannya malah makin nyebelin dan menurun ane (sekali lagi maaf) kayak anak alay yang lagi ngambek pas ane mau komen ehh malah ane DIBLOKIR ![]() Baiklah, ane disini bukan maksud untuk menjatuhkan sang guru, ane Cuma heran kok ada sih guru yang seperti itu? WARNING!! Sebelum ninggalin komentar, silahkan baca ini dulu gan.. Quote:[COLOR=Blue ]Dalam Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia: 1. Kepribadian yang mantap, stabil Dalam hal ini untuk menjadi seseorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil. Ini penting karena banyak masalah pendidikan yang disebabkan oleh faktor kepribadian guru yang kurang mantap dan kurang stabil. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya). Oleh sebab itu, sebagai seorang guru, seharusnya kita : a. Bertindak sesuai dengan norma hukum b. Bertindak sesuai dengan norma sosial c. Bangga sebagai guru d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma 2. Kepribadian yang dewasa Sebagai seorang guru, kita harus memiliki kepribadian yang dewasa karena terkadang banyak masalah pendidikan yang muncul yang disebabkan oleh kurang dewasanya seorang guru. Kondisi kepribadian yang demikian sering membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak profesional, tidak terpuji, bahkan tindakan- tindakan tidak senonoh yang merusak citra dan martabat guru. 3. Kepribadian yang arif Sebagai seorang guru kita harus memiliki pribadi yang disiplin dan arif. Hal ini penting, karena masih sering kita melihat dan mendengar peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik. Oleh karena itu peserta didik harus belajar disiplin, dan gurulah yang harus memulainya. Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan, berbuat baik, menjadi contoh sabar dan penuh pengertian. 4. Kepribadian yang berwibawa Berwibawa mengandung makna bahwa seorang guru harus: Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik Artinya, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan, tidak munafik. Sekali saja guru didapati berbohong, apalagi langsung kepada muridnya, niscaya hal tersebut akan menghancurkan nama baik dan kewibawaan sang guru, yang pada gilirannya akan berakibat fatal dalam melanjutkan tugas proses belajar mengajar. 5. Menjadi berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik Guru harus berakhlakul karimah, karena guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi para orang tua. Dengan berakhlak mulia, dalam keadaan bagaimanapun guru harus memiliki rasa percaya diri, istiqomah dan tidak tergoyahkan. Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi dengan akhlak mulia tentu saja tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi memerlukan ijtihad, yakni usaha sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal lelah dan dengan niat ibadah tentunya. Dalam hal ini, guru harus merapatkan kembali barisannya, meluruskan niatnya, bahkan menjadi guru bukan semata-mata untuk kepentingan duniawi. Memperbaiki ikhtiar terutama berkaitan dengan kompetensi pribadinya, dengan tetap bertawakkal kepada Allah. Melalui guru yang demikianlah, kita berharap pendidikan menjadi ajang pembentukan karakter bangsa.[/COLOR] Jadi dengan adanya kasus ini, ane berharap para guru dan calon guru dimanapun kalian berada untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional dan mampu menjadi contoh yang baik bagi siswa2nya... Jangan ada lagi guru2 alay, karena guru alay akan menghasilkan siswa yang lebay.. Dan ane berharap kedepannya pemerintah bisa memfilter guru-guru dengan baik sehingga akan tercipta guru-guru yang profesional, berakhlak, dan unyu.. hehe Sekian, mohon maaf atas segala kekurangan Mohon jangan lupa memberikan tanggapan Pro/Kontranya terimakasih... BACA INI!! Quote:Kenapa ane blow up ini? .Karena beliau GURU gan.. Kenapa kalo guru? Karena guru itu Digugu dan DITIRU.. Ini guru vs siswa.. Kalopun apa yang ane lakukan ini salah, mungkin pepatah "Guru kencing berdiri Murid kencing berlari" mampu menggambarkannya.. Sama halnya kek oknum anggota DPR yang ngelakuin kesalahan, apa ga boleh di blow up? Apa bedanya sama oknum GURU yang juga melakukan kesalahan ini? Mereka sama2 mempunyai ATURAN dan ETIKA profesi masing2.. Jadi kalo ada yg blow up kesalahan anggota DPR harus disalahkan juga tuh, pan hak2 die ya gak? Manusia juga kan yg pasti punya salah juga kan? ![]() |
![]() |
|
|