FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Quote: ![]() Terima Kasih All Kask Officer, Mimin Momod, dan ucapan terbesar untuk seluruh ceriwisser sejagad raya sekali lagi terima kasih... ![]() ![]() SEMOGA INFORMASI INI BERMANFAAT ![]() </span></span> ![]() </span></span> ![]() </span></span> ![]() ![]() ![]() Quote: Jika ketemu orang ribut di jalan yang sepi malam-malam, mending ga usah digubris. Takutnya itu adalah modus buat merampok pengendara yang berhenti buat misahin mereka. Sebab, sudah ada beberapa kejadian seperti itu. Sindikat ini biasanya pakai mobil dan motor. Sopir mobil dan motor bakal terlihat adu argumentasi sampai memaki-maki dan adu jotos buat menarik perhatian pengendara lain. Setelah ada pengendara yang coba misahin, turun 2-3 orang dari belakang mobil sambil bawa senjata. Akhirnya, kendaraan orang yang misahin kericuhan itu diambil orang-orang tersebut. Kalau sudah ditodong senjata, ya hanya bisa pasrah orang itu nyerahin kendaraannya. Daripada nyawanya melayang. </span></span> ![]() Quote: Quote: 2. Jatuhin cek ![]() ![]() Quote: Kalau penipuan dengan modus rem berasap banyak terjadi di wilayah dataran tinggi, terutama Puncak, Bogor. Modus ini banyak menimpa pengendara mobil yang tengah menuju Puncak. Biasanya pengendara ini baru sekali ke Puncak, jadi pengalamannya minim. Penipu yang pakai modus ini adalah pengelola bengkel di Puncak. Mereka beraksi dengan menyiramkan air sabun ke knalpot yang menimbulkan asap. Saat ada asap, akan muncul pengendara motor yang mengingatkan sopir mobil itu bahwa remnya mengeluarkan asap, padahal asap keluar dari bagian knalpot. Setelah sopir menepi, pengendara motor itu pura-pura membantu tapi ujungnya bilang, “Wah, harus diganti ini udah rusak.” Terus sopir mobil bakal dibimbing ke bengkel terdekat dan digetok dengan harga mahal untuk sebuah spare part yang belum tentu asli juga. Modus ini sudah lazim terjadi di Puncak. Jadi kalau ketemu orang teriak-teriak remnya rusak atau apa pun, cuekin saja. Bilang saja kamu sudah punya asuransi mobil yang akan mengurus semuanya biar dia ga terus mengikuti. ![]() Quote: Quote: 4. Sengaja nyenggol ![]() ![]() Quote: Kasus debt collector gadungan ini sering menimpa orang yang membeli sepeda motor dengan cara kredit. Komplotan mata elang itu biasanya memiliki akses ke data kredit leasing tertentu. Modusnya, mereka terdiri atas 5-6 orang bergerombol di pinggir jalan sambil pegang handphone communicator zaman dulu. Mereka tampak seperti mengecek pelat nomor setiap kendaraan yang lewat. Setelah nemu pengendara yang berpotensi jadi korban, mereka langsung tancap gas. Empat orang dengan sepeda motor tanpa pelat di belakang bakal memepet si korban dan memberhentikannya. Kemudian mereka akan menginterogasi korban dan menyatakan kredit motor itu bermasalah, walau si korban beli motor dengan cara cash sekalipun. Ujungnya adalah mereka bakal memaksa menyelesaikan masalah ini di “kantor”. Lalu salah satu di antara mereka akan membawa motor korban dan ngacir ke kantor yang entah berada di mana, sementara korban ditinggal sendirian. Kalau ketemu kasus kayak gini, jangan kabur karena bakal dikejar mereka. Berhenti saja di tempat yang ramai dan langsung masukkan kunci motor ke saku. Tanggapi santai pertanyaan-pertanyaan mereka dan minta bukti bahwa motor itu bermasalah. ![]() Quote: Quote: 6. Jual barang di jalan ![]() ![]() Quote: Modus yang satu ini mirip dengan modus jual barang, hanya pelakunya biasanya nenek-nenek renta. Dia biasanya beraksi di jalanan atau angkutan umum. Pertama-tama, dia bakal menegur orang di jalan lalu bertanya alamat. Kemudian dia mengeluh mencari alamat orang ga ketemu-ketemu sampai kehabisan ongkos. Ujungnya, “Kalau ada duit seikhlasnya, Nak, buat nenek pulang ke (menyebut nama daerah yang jauh dari TKP)”. Kalau terjadi di angkutan umum, Metro Mini, misalnya, si nenek bakal beraksi dari kursi belakang lalu berpindah-pindah sampai kursi depan. Kepada setiap penumpang dia akan menceritakan kisah sedihnya itu agar mendapat duit. Memang, tak semua yang mengaku kehabisan ongkos di jalan adalah penipu. Tapi kalau modusnya sudah mirip kayak di atas, kita pantas curiga. Kalau mau bersedekah, mending yang pasti-pasti saja, seperti ke panti asuhan atau panti jompo. ![]() <span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;"> ![]() ![]() <a target="_blank" href="http://www.kaskus.co.id/thread/54b38454925233186c8b4574/tms--thread-maker-syndicate---part-3/" onclick="_gaq.push(['_trackEvent', 'outbond', 'click', 'http://www.kaskus.co.id/thread/54b38454925233186c8b4574/tms--thread-maker-syndicate---part-3/']);dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'http://www.kaskus.co.id/thread/54b38454925233186c8b4574/tms--thread-maker-syndicate---part-3/'}); "> ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
![]() |
|
|