|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
"Gadisku yang manis, Aku ingin menjadi waktu, dimana jarak tak lagi mampu memupuk rindu."
19032016 Gadisku yang manis, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku, disaat jemarimu bermain di pipiku, aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu. Gadisku yang manis, kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu. Gadisku yang manis, sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata penumpuk rindu, seluas tinta penangkal pilu. Gadisku yang manis, kita akan bersepeda setiap harinya pukul empat sore, menikmati setiap fenomena menarik yang disajikan tepat sesaat senja berganti malam, Kota kecil di ujung barat, persinggahan kita di tengah hiruk pikuk dunia, tak ada pergeseran seperti berita-berita di pertelevisian, kedudukan, harta, mobil, sepeda motor, perluasan wilayah, rumah mewah bergarasi luas, dan kolam renang di atap rumah. Gadisku yang manis, segala vokal dan konsonan sajakku kian terhubung Di saat penyebranganku hadir di hadapanku Di saat seok langkah menghampiri taubatku Ruang, Waktu, dan Dimensi bersimpati menyanjungku, menanggalkan jubah dan melepaskan topeng lamaku Selarik tantangan, beraksara diam, menggelitikku dalam dunia fana Gadisku yang manis, getaran-gataran pada daun telingaku di ambang gendang Serpihan harta di malam nan basah naas tersenyum menyapa Dalam kotak tak bersuluh, menggelepar di sudut rumah Seluruh tubuhku kini di gerogoti detak seorang pujangga Pakaian kusam dan sebatang sikat gigi, tiada puas lalu membisu di terpa banyu Gadisku yang manis, meski seroja telah layu di danau, dan burung-burung tak lagi berkicau Bibir pucat tampak dalam pudar Tetaplah sediakan aku semangkuk ubi bakar dan segelas kopi Karena senja ini akan terasa syahdu Merona jingga di dinding mega Untukmu kusulam hatiku Terkerenda rindu, melumat arung jiwamu Bertirani sunyi merajut sepi Lekatkan hatimu gadis manismu Ukir namaku meski nyata bergelayut manja Gadisku yang manis, aksaraku mengalir bagai sonata Kurangkai dengan melodi Terkadang mendayu, terkadang kelu Aksara dangkal yang mengerti sastra, mengalun seirama kalbu Gadisku yang manis, ketika rinai tak lagi membiaskan pelangi Ketika jagad terpanggang matahari Simpanlah aku di bilik hatimu Karena aku akan menjadi angin yang bergerak memainkan hatimu Berdesir, membelai semak-semak perdu, bakul-bakul musim, dan ladang-ladang asing Dari kutub kekutub, detik berlalu tanpa degup, berlayar bersama sunyi disaat kau dan aku menyapu debu. ~Alex Wahyu~</div></div></div> |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|