Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 13th April 2016
Penari91's Avatar
Penari91
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 393
Rep Power: 10
Penari91 mempunyai hidup yang Normal
Default Gadisku yang Manis

"Gadisku yang manis, Aku ingin menjadi waktu, dimana jarak tak lagi mampu memupuk rindu."



19032016





Gadisku yang manis, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku,

disaat jemarimu bermain di pipiku,

aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu.



Gadisku yang manis, kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam

Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu

Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama

Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu.



Gadisku yang manis, sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata penumpuk rindu, seluas tinta penangkal pilu.



Gadisku yang manis, kita akan bersepeda setiap harinya pukul empat sore, menikmati setiap fenomena menarik yang disajikan tepat sesaat senja berganti malam, Kota kecil di ujung barat, persinggahan kita di tengah hiruk pikuk dunia, tak ada pergeseran seperti berita-berita di pertelevisian, kedudukan, harta, mobil, sepeda motor, perluasan wilayah, rumah mewah bergarasi luas, dan kolam renang di atap rumah.



Gadisku yang manis, segala vokal dan konsonan sajakku kian terhubung

Di saat penyebranganku hadir di hadapanku

Di saat seok langkah menghampiri taubatku

Ruang, Waktu, dan Dimensi bersimpati menyanjungku, menanggalkan jubah dan melepaskan topeng lamaku

Selarik tantangan, beraksara diam, menggelitikku dalam dunia fana



Gadisku yang manis, getaran-gataran pada daun telingaku di ambang gendang

Serpihan harta di malam nan basah naas tersenyum menyapa

Dalam kotak tak bersuluh, menggelepar di sudut rumah

Seluruh tubuhku kini di gerogoti detak seorang pujangga

Pakaian kusam dan sebatang sikat gigi, tiada puas lalu membisu di terpa banyu



Gadisku yang manis, meski seroja telah layu di danau, dan burung-burung tak lagi berkicau

Bibir pucat tampak dalam pudar

Tetaplah sediakan aku semangkuk ubi bakar dan segelas kopi

Karena senja ini akan terasa syahdu

Merona jingga di dinding mega

Untukmu kusulam hatiku

Terkerenda rindu, melumat arung jiwamu

Bertirani sunyi merajut sepi

Lekatkan hatimu gadis manismu

Ukir namaku meski nyata bergelayut manja



Gadisku yang manis, aksaraku mengalir bagai sonata

Kurangkai dengan melodi

Terkadang mendayu, terkadang kelu

Aksara dangkal yang mengerti sastra, mengalun seirama kalbu



Gadisku yang manis, ketika rinai tak lagi membiaskan pelangi

Ketika jagad terpanggang matahari

Simpanlah aku di bilik hatimu

Karena aku akan menjadi angin yang bergerak memainkan hatimu

Berdesir, membelai semak-semak perdu, bakul-bakul musim, dan ladang-ladang asing

Dari kutub kekutub, detik berlalu tanpa degup, berlayar bersama sunyi disaat kau dan aku menyapu debu.



~Alex Wahyu~</div></div></div>

Sponsored Links
Space available
Post Reply




Switch to Mobile Mode

no new posts