Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 13th April 2016
Takoyaqi's Avatar
Takoyaqi Takoyaqi is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 358
Rep Power: 10
Takoyaqi mempunyai hidup yang Normal
Default 8 Alasan Kenapa Hujan Bikin Macet

<span style="display:block; text-align:center;"></div></div></div>


Musim Hujan sudah datang gan . ada ga diantara agan yang pernah mengalami ketika pulang dari kantor/ kampus/ sekolah bertepatan dengan turunya sang hujan ? tentu agan akan berpikir lagi untuk melanjutkan pulag atau menunggu hujan berhenti. di saat agan memutuskan untuk pulang dan sudah memakai seragam anti hujan, baru saja sampai di jalan depan tempat agan berada agan di kaget kan dengan macet yang sangat parah. padahal kalo hari biasa tanpa macet nya ga separah itu



Memang menyebalkan saat berhadapan dengan mitos “hujan bikin macet”. Agan merasa kedua hal itu tidak ada hubungannya kecuali jika ruas jalanan yang agan lewati itu betul-betul banjir. Kejadian ini terjadi di kota-kota dengan kepadatan kendaraan yang tinggi. Semakin banyak kendaraan, maka kemungkinan terjadinya macet saat hujan semakin besar. Maka itu, bisa dibilang Jakarta adalah kota yang paling sering mengalaminya. Di Jakarta, jangankan hujan deras, kamu seolah-olah sudah mengamini bahwa gerimis kelas teri pun bisa menyebabkan macet.



Nah ini dia gan 8 alasan yang menyebabkan kemacetan saat hujan






Spoiler for Pertama:
Spoiler for pict1:






2. Jalan Licin



Saat hujan, jalanan menjadi lebih licin. Ban kendaraan tidak bisa terlalu banyak menangkal licinnya aspal saat bercampur dengan air hujan. Para pengendara takut tergelincir di belokan atau saat menyalip kendaraan. Jadilah mereka memutuskan untuk berjalan lambat saja. Tak apa biar lambat, asal selamat.



Tapi ternyata semua pengendara lain juga punya kekhawatiran yang sama sehingga mereka semua berjalan lambat, dari ujung jalan hingga ke persimpangan. Kendaraan di depan tidak kunjung beranjak dari persimpangan saking lambatnya sementara kendaraan belakang menunggu untuk bergerak. Akhirnya terjadilah penumpukan kendaraan di satu ruas jalan.





Spoiler for Ketiga:
Spoiler for pict3:






4. Takut Kendaraan Kotor



Biarpun terdengar agak tidak masuk akal, tapi takut kendaraan jadi kotor bisa menjadi alasan kuat. Apalagi kalau kamu baru saja mencucinya dengan tenagamu sendiri. Sudah capek-capek mencuci, tapi kendaraanmu jadi kotor lagi lantaran terkena cipratan genangan. Jadilah kamu melambatkan kendaraan. Masalahnya, satu kendaraan melambat saja sudah bisa menyebabkan kemacetan bagi kendaraan-kendaraan di belakangnya. Terlebih jika volume kendaraannya padat seperti di Jakarta.





Spoiler for Kelima:
Spoiler for pict5:






6. Pengendara Motor Berhenti di Pinggir Jalan untuk Memakai Jas Hujan



Satu-dua kali pasti kamu pernah menemukan pengendara motor yang berhenti tiba-tiba saat hujan deras mulai turun. Karena tidak ada tempat untuk berteduh, maka mereka mengenakan jas hujan tepat di pinggir jalan. Bukannya ingin mendiskreditkan pengendara motor atau melarang mereka memakai jas hujan lho. Namun jika mereka melakukannya di area ruas jalan, meskipun itu di pinggir jalan, sedikit banyak akan mengganggu kelancaran lalu lintas. Mau tak mau pengendara lain harus menunggu si-pengguna-jas-hujan sampai selesai mengenakan jas hujan atau menunggu untuk menyalip.



Hitunglah butuh satu hingga dua menit sebelum mereka sempurna memakai jas hujan. Jika hal itu terjadi di ruas jalan sibuk Jakarta, kendaraan yang berhenti dalam rentang waktu sependek itu pun bisa menyebabkan macet.





Spoiler for ketujuh:
Spoiler for pict7:






8. Pengatur Lalu Lintas Ikut Pula Berteduh



Beberapa persimpangan jalan dan ruang putar-balik kendaraan membutuhkan pengatur lalu lintas, terlebih pada jam-jam sibuk ketika pengendara sulit diatur oleh hanya lampu dan rambu lalu lintas. Baik pengatur berseragam, seperti polisi dan petugas dinas perhubungan, maupun pengatur nonseragam, yang biasa disebut Pak Ogah, bahu membahu demi melancarkan lalu lintas.



Akan berbeda kondisinya saat hujan. Karena tidak semua dibekali jas hujan, terutama para Pak Ogah, mereka kebanyakan memilih berteduh. Saat itulah beberapa pengendara merasa bebas. Mereka main terobos lampu dan rambu lalu lintas. Karena buru-buru ingin sampai tujuan, mereka putar-balik seenaknya, berhenti semaunya. Ketidaksabaran itu membuat mereka susah sendiri. Kesemrawutan terjadi dan tidak ada ruang bagi kendaraan untuk bergerak karena jaraknya terlalu rapat. Akhirnya yang menjadi korban tentu pengendara-pengendara di belakangnya. Mereka harus mengantre akibat kecerobohan pengendara di depannya.






Budayakan komen dulu baru baca.. eh baca dulu baru komen !

Mungkin dari para ceriwisser sekalian ada yang ingin menambahkan ? monggo ..



sekian trit dari ane, wassalam ....




Spoiler for sumber:
SUMBER
















</div></div></div>

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:30 PM.


no new posts