Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 15th April 2016
SendokMomod's Avatar
SendokMomod SendokMomod is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 362
Rep Power: 10
SendokMomod mempunyai hidup yang Normal
Default ( Full Pic and Unpublished.. ! ) Rumah, Sejarah, Lukisan Raden Saleh tahun 1800-an

Raden Saleh

Pelukis Legendaris Indonesia





lahir di Semarang tahun 1807,

meninggal di Bogor tahun 1880
































Pembukaan Pameran di rumah Raden salah, Batavia 12-08-1893









Rumah Raden Saleh

menjadi Rumah Sakit PGI Cikini








Berdiri pada 12 Januari 1898 sebagai RS Ratu Emma (Vereniging voor Ziekenverpleging Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini), RS Cikini didirikan oleh Ny. Adriana Josina de Graaf-Kooman, istri misionaris Belanda, dengan tujuan untuk merawat orang-orang sakit dari berbagai golongan masyarakat tanpa memandang kedudukan dan untuk semua suku, bangsa, dan agama. Biaya pendirian rumah sakit diperoleh dari Ratu Emma, digunakan untuk membeli bekas rumah pelukis kenamaan Raden Saleh di Menteng (Huis van Raden Saleh). Nirin Ninkeulen dari Depok menjadi pribumi pertama yang bekerja sebagai tenaga medis di RS Ratu Emma. Rumah Sakit Ratu Emma berubah nama menjadi Rumah Sakit Tjikini pada 1 Agustus 1913.



Pada masa pendudukan Jepang, RS Cikini dijadikan Rumah Sakit Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Pasca pendudukan Jepang (Agustus 1945 - Desember 1948), RS Tjikini dioperasikan oleh RAPWI dan kemudian DVG, hingga akhir 1948 RS Cikini dikembalikan pengelolaannya kepada pihak swasta dipimpin oleh R.F. Bozkelman. Tahun 1957, pengelolaan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini diserahkan kepada DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia) dengan Prof. Dr. Joedono sebagai pimpinan sementara. Selanjutnya diangkat dr. H. Sinaga, sebagai direktur pribumi pertama RS Tjikini. Yayasan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini kemudian diubah namanya menjadi Yayasan Rumah Sakit DGI Tjikini. Pada 31 Maret 1989, sehubungan dengan perubahan nama DGI menjadi PGI, dan adanya ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, maka nama Yayasan RS DGI Tjikini disempurnakan menjadi Yayasan Kesehatan PGI Cikini.



sumber: wikipedia









Lukisan dan Sketsa

karya Raden Saleh






alat pertanian, sketsa karya Raden Saleh





Elisabeth Antoinette, Baroness de Kock, kelahiran Verster,

istri AHW Baron de Kock, karya Raden Saleh tahun 1856





Albert Henry Wendelin, Baron de Kock, Wakil Presiden Dewan Hindia,
dalam kostum resmi, karya Raden Saleh tahun 1856





Lukisan potret Aleida Vlierden, istri Mr. H. W. Daendels,

karya Raden Saleh





Lukisan kebakaran hutan dan hewan yang berlarian,
karya Raden Saleh 1865





Madelon Pietermaat, janda Peter Myer (1866-1872)

oleh Raden Saleh pada tahun 1870





Banjir di Jawa, karya Raden Saleh 1865-1875





Sketsa Raden Saleh, fragmen lukisan dinding di tangga sayap kantor

Tropenmuseum abad ke-19





Herman_Willem_Daendels

karya Raden Saleh













Peringatan dan penghargaan



Tahun 1883, untuk memperingati tiga tahun wafatnya diadakan pameran-pameran lukisannya di Amsterdam, di antaranya yang berjudul Hutan Terbakar, Berburu Kerbau di Jawa, dan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan-lukisan itu dikirimkan antara lain oleh Raja Willem III dan Ernst dari Sachsen-Coburg-Gotha.



Memang banyak orang kaya dan pejabat Belanda, Belgia, serta Jerman yang mengagumi pelukis yang semasa di mancanegara tampil unik dengan berpakaian adat ningrat Jawa lengkap dengan blangkon. Di antara mereka adalah bangsawan Sachsen Coburg-Gotha, keluarga Ratu Victoria, dan sejumlah gubernur jenderal seperti Johannes van den Bosch, Jean Chrétien Baud, dan Herman Willem Daendels.



Tak sedikit pula yang menganugerahinya tanda penghargaan, yang kemudian selalu ia sematkan di dada. Di antaranya, bintang Ridder der Orde van de Eikenkoon (R.E.K.), Commandeur met de ster der Frans Joseph Orde (C.F.J.), Ksatria Orde Mahkota Prusia (R.K.P.), Ridder van de Witte Valk (R.W.V.), dll.



Sedangkan penghargaan dari pemerintah Indonesia diberikan tahun 1969 lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, secara anumerta berupa Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia. Wujud perhatian lain adalah, pembangunan ulang makamnya di Bogor yang dilakukan oleh Ir. Silaban atas perintah Presiden Soekarno, sejumlah lukisannya dipakai untuk ilustrasi benda berharga negara, misalnya akhir tahun 1967, PTT mengeluarkan perangko seri Raden Saleh dengan reproduksi dua lukisannya bergambar binatang buas yang sedang berkelahi.



Berkat Raden Saleh, Indonesia boleh berbangga melihat karya anak bangsa menerobos museum akbar seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan dipamerkan di museum bergengsi Louvre, Paris, Perancis.



Pada tahun 2008, sebuah kawah di planet Merkurius dinamai dirinya.



sumber: wikipedia





Makam Raden Saleh di Bogor






Makam Raden Saleh (sisi depan prasasti) & istrinya,
tampak belakang adalah prasasti makam







Makam Raden Saleh sempat “hilang” dan baru ditemukan kembali pada 1923 oleh Adung Wirjaatmadja yang kemudian merawatnya dengan sukarela karena berada di lokasi pemakaman keluarga Raden Panoeripan. Pada 1953 makam direstorasi dan dibuka oleh Ir. Soekarno, Presiden R.I. kala itu dengan upacara sederhana. Makamnya diberi nisan dengan penambahan prasasti di sisi kanan makam rancangan Friederich Silaban arsitek yang juga merancang Masjid Istiqlal, Jakarta. Raden Saleh, putra dari Sayid Husen bin Alwi bin Alwal dan Raden Ayu Sarifah, lahir di Terboyo, Semarang. Tanggal kelahirannya tidak jelas, dan di prasastinya tercantum kira-kira 1813/1814. Raden Saleh menghabiskan masa kecilnya di Terboyo di bawah pengawasan pamannya Raden Adipati Surohadi Menggolo, Bupati Semarang yang kemudian mengirimnya belajar kepada para pemimpin Belanda di Batavia pada usia 10 tahun. Atas prakarsa Galeri Nasional, pada 2007 komplek Makam Raden Saleh dipugar untuk kedua kalinya dengan menambahkan bangunan saung yang dilengkapi dengan ruang kecil sebagai ruang istirahat penjaga serta toilet.







masih ingin mengetahui sejarah Indonesia

dari Jaman Hindia Belanda?





silahkan klik disini...









<span style="display:block; text-align:center;">

<a target="_blank" href="http://imageshack.com/i/13ys4gj" onclick="_gaq.push(['_trackEvent', 'outbond', 'click', 'http://imageshack.com/i/13ys4gj']);dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'http://imageshack.com/i/13ys4gj'}); ">

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:17 AM.


no new posts