FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Religion Forum diskusi dan sharing mengenai religi dan seluruh agama. NO SARA |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Kubah dan menara-menara kecil berwarna putih tampak menjulang tinggi di antara pemukiman elite di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Di bagian lain, Tulisan ‘Masjid Ramlie Musofa’ terukir dalam tiga bahasa itu, yaitu Indonesia Arab dan Mandarin terpampang di pagar depan masjid. Tulisan Bahasa Mandarin menunjukkan bahwa pemilik adalah warga Tionghoa. Ini kepanjangan dari Masjid Ramlie Musofa Ram=Ramli Rasidin Lie=Lie Njoek Kim Mu=Muhammad Rasidin So=Sofian Rasidin Fa=Fabianto Rasidin Masjid ini memiliki ketinggian sekitar 35 Meter ini dibagun oleh arstiek Julius Danu, marmer didatangkan dari Itali dan Turki. Di sekeliling masjid, bambu kuning tertanam serupa pagar alami. Pucuknya dimainkan angin, menambah kesejukan masjid yang menghadap Danau Sunter itu. Disetiap sisi pelataran terdapat potongan ayat dari surat kitab suci Al-quran yaitu surah Al-Qari’ah, di sisi kanan kiri nya surat Al-Fatihah yang juga menggunakan tiga bahasa yaitu Arab, Mandarin dan Indonesia. Dibawah tangga terdapat tempat wudhu yang nyaman Yang berbeda adalah semua tulisan memiliki tulisan berbahasa Indonesia, Arab dan Mandarin. Memasuki bangunan 4 lantai ini kita bisa melihat kemegahannya didalam, melalui pintu gerbang yang serba putih ini kita bisa melihat ukuran detail dan aksara arab dan mandarin menjadi satu menarik perhatian. ![]() Lantai pertama paling bawah, tembus dengan tempat wudhu, lantai kedua merupakan tempat sembahyang utama, kemudian naik satu lantai lagi di lantai ke tiga yang merupakan balkon yang bisa dipakai untuk sembayang wanita, sedangkan lantai 4 paling atas kita bisa melihat keindahann arsitektur dan pilar pilarnya Masjid yang beralamat di Danau Sunter Selatan 1 Blok 1/10 nomor 12 C 14 A, Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu tengah jadi buah bibir. Masjid bersih dengan ukiran di beberapa sisinya itu dibuat dengan perencanaan matang. Selama 40 tahun Ramli menyimpan mimpinya. Barulah di pertengahan Mei 2016 mimpinya jadi kenyataan. “Beliau sudah ingin membangunnya sejak muda, awal tahun 1970-an,” jelas Sofian. Awal 2011, mimpi Ramlie terwujud. Masjid itu mulai dibangun. Sejumlah material bangunan dibawa langsung dari Turki dan Italia. Pualam licin dan bebatuan alam lainnya dibawa secara bertahap. Pembangunan Masjid seluas 2.000 meter itu membutuhkan waktu lima tahun. ![]() “Detailing-nya yang lama, beberapa ukiran seperti di kubahnya itu membutuhkan waktu yang lama,” terang Sofian. Dalam pengerjaannya, masjid yang baru dibuka sebulan lalu itu mencontoh bangunan Taj Mahal. Menurut Sofian, keluarganya memberikan buku soal arsitektur Taj Mahal pada arsitek yang membangun masjid. “Beliau berharap masjid ini serupa Taj Mahal, tahan beratus tahun. Tapi, bukan bangunannya saja, orang-orang yang beribadah di sini juga tahan beratus tahun,” ucap Sofian. Saat ini, masjid ini telah digunakan untuk salat lima waktu, tarawih dan salat Jumat. Sementara, untuk pengajian belum terjadwal karena baru beroperasi. Masjid yang juga ramah bagi penyandang disabilitas itu membuka pintunya lebar-lebar bagi semua umat, bahkan non-muslim sekalipun. ![]() Meski baru sebulan buka, masjid itu sudah ramai dikunjungi. Ratusan jemaah rutin salat lima waktu. “Masjidnya bersih, unik gitu, ada tulisan Mandarinnya,” ujar Rahma (22), mahasiswi yang kebetulan berbuka dan salat di masjid itu. (bbs) |
![]() |
|
|