FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Menghemat listrik adalah salah satu cara untuk mengurangi emisi yang memicu terjadinya pemanasan global atau sering disebut global warming. Ini disebabkan bahan bakar penggerak turbin listrik, khususunya di Indonesia masih menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara yang banyak menghasilkan CO2�sumber utama emisi.
Karenanya tidaklah mengherankan lewat Inpres No.10 tahun 2005, pemerintah mendorong agar instansi pemerintah dan swasta melakukan hemat energi, dan salah satunya adalah hemat listrik di segala sektor. Bagi perusahaan swasta, hemat listrik bukan saja menambah pundi-pundi keuntungan mereka, tetapi juga secara nyata telah ikut berperan penting menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Misi mulia inilah yang terus menghantui Hajar Yulianto, seorang pengusaha pribumi yang kemudian mengembangkan bisnisnya di bidang energi. Hajar ingin sekali berpartisipasi dalam program pemerintah hemat listrik tersebut. Tapi bagaimana caranya? Tanya dia dalam hati. Pada pertengahan tahun 2007 Secara kebetulan dia berkenalan dan berdiskusi dengan beberapa orang yang ahli di bidang transportasi vertikal atau sering disebut eskalator dan beberapa orang ahli di bidang elektro / listrik . Dari hasil diskusi, tercetuslah ide untuk membangun usaha yang bergerak di bidang Energy Saving khusus untuk eskalator hal ini dikarenakan konsumsi listrik untuk escalator mencapai 20 % - 30 % dari total konsumsi listrik di suatu pusat pertokoan atau mal. Dengan memanjatkan puji syukur niat tersebut telah terwujud dengan membangun usaha dengan nama PT VIDYA CITRA MECHATRONIC dengan konsentrasi usaha pada bidang Energy Saving atau Teknologi Inovatif. Menemukan Descont Di bawah PT. Vidya Citra Mechatronic�didirikan tahun 2007� Hajar dan teman-teman mulai meriset dan membuat alat penghemat listrik pada eskalator. Setelah beberapa bulan berjalan, akhirnya mereka menemukan alat tersebut yang kemudian mereka namai Descont. Singkatan dari Digital Electronic Speed Controller. Berbeda dengan alat sebelumnya, Descont bekerja dengan sistem normal speed dan idle speed. Artinya, saat eskalator berpenumpang, ia akan berjalan dengan kecepatan normal sekitar 35 mpm. Sebaliknya, saat tak berpenumpang, eskalator akan berjalan melambat dengan kecepatan sekitar 7 mpm. Jadi tidak berhenti total seperti sistem stop and go. Sistem ini juga menghilangkan sentakan pada mesin eskalator sehingga life time mesin bisa dipertahankan. Pada sisi penghematan listrik, Descont mampu melakukan penghematan listrik pada eskalator antara 45 � 65 % tergantung kondisi eskalator maupun jumlah pengunjung yang ada di sebuah mal misalnya. Bahkan penghematan hingga 75% bisanya terjadi pada mal-mal yang jumlah pengunjungnya tidak terlalu ramai atau ramainya hanya pada hari atau jam-jam tertentu saja. Selain itu, Descont juga memiliki kehandalan yang lain. Yaitu kemampuannya untuk mengatur ritme penggunaan listrik sesuai dengan jumlah penumpang yang menumpangi sebuah eskalator. Semakin sedikit jumlah penumpang yang menumpangi sebuah eskalator, maka makin sedikit pula energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan eskalator. Penggunaan energi listrik akan meningkat secara proporsional sesuai dengan jumlah orang yang menumpangi eskalator tersebut. �Jadi banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh klien yang menggunakan alat ini,� ujar Hajar. Hingga saat ini setidaknya sudah sekitar 67 mal maupun pusat perbelanjaan yang menggunakan alat Descont. Beberapa di antaranya seperti jaringan Carrefour dan mal-mal di bawah grup Jaya, sudah langsung memanfaatkan alat Descont. Beberapa yang lain masih dalam tahap uji coba (trial) �Hasilnya memuaskan,� ujar Hajar. Komponen Schneider Secara visual Descont berbentuk sebuah kotak persegi panjang dengan ukuran tinggi 50 cm, lebar 30 cm, dan tebal 20 cm. Komponen-komponen yang ada dalam kotak ini antara lain Variable Speed Drive, Program Logic Control (PLC), Breaking Resistor, contactor 32 Amp-220 volt-50 Hz, fuse holder, Photo Sensor, dan sebagainya. Sebagian besar komponen-komponen tersebut diproduksi oleh perusahaan elektronic dengan merek Schneider. PT. Vidya Citra Mechatronic telah menandatangi MoU dengan pihak Schneider di mana pihak Schneider menjamin bahwa mereka akan menyuplai semua komponen yang dibutuhkan oleh Descont. Kerjasama dengan Schneider ini sendiri sudah tentu semakin menjamin mutu dan kemampuan kerja Descont. Dukungan Perbankan Meski memiliki kehandalan yang sudah terbukti, Hajar mengaku bisnis ini masih menyisahkan sejumlah kendala. Di antaranya pihak klien atau costumer mengaku belum memiliki uang yang cukup untuk berinvestasi di bidang ini. Padahal, kata Hajar, jika biaya investasi itu diambil dari keuntungan penghematan yang dihasilkan, maka pihak klien sebenarnya tidak perlu membuat investasi baru. Hanya kendalanya, jika biaya diambil murni dari keuntungan penghematan tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 2 � 3 tahun untuk memenuhi seluruh biaya investasi. �Misalnya total biaya investasi untuk 100 eskalator adalah 2 miliar, sementara dalam sebulan keuntungan penghematan hanya 80 juta, maka setidaknya dibutuhkan waktu 2 - 3 tahun untuk mengembalikan biaya investasi. Di sinilah kendalanya,� jelas Hajar. Untuk itu dia sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah dan terutama pihak perbankan. Di mana pihak perbankan bisa mengambil peran sebagai kreditur dalam program ini. �Secara matematis hampir tak ada resiko di sini. Sebab pihak mal atau pemilik eskalator membayar kreditnya dari keuntungan penghematan listrik, sementara pihak perbankan mendapatkan kepastian pembayaran karena bertransaksi dengan lembaga bisnis yang jelas,� tegasnya. Rasanya harapan Hajar ini tidak begitu berlebihan. Apalagi semua ini dilakukan dengan satu tujuan yaitu menyelamatkan kehancuran bumi melalui upaya-upaya penghematan energi. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah maupun perbankan memaknai hal ini. sumber : http://www.biruvoice.com/berita/tekn...eskalator.html |
![]() |
|
|