FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Denpasar - Pemanasan global mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan coral triangle atau segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina.
Kerusakan segitiga terumbu karang ini dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat kerusakan terumbu karang ini. Untuk mengantisipasi dan menyelamatkan terumbu karang akibat pemanasan global ini, para aktivis lingkungan dari enam negara tersebut merancang protokol adaptasi penyelamatan terumbu karang. Rancang protokol tersebut dibahas dalam workshop perencanaan dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang yang diikuti 40 orang peneliti, perwakilan pemerintah dan LSM di hotel Mercure Sanur, jalan Mertasari, Denpasar. Lebih dari 50 persen spesies terumbu karang dunia hidup di kawasan coral triangle. Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebanyak 30 persen terumbu karang dunia telah mati akibat badai el nino pada 1998 lalu. Diprediksi, pada 10 tahun ke depan akan kembali terjadi kerusakan sebanyak 30 persen. "Total kerusakan terumbu karang akan mencapai 60 persen," kata Elizabeth Mc Ieod, seorang Peneliti Adaptasi Iklim Wilayah Asia Pasifik, Kamis (4/8/2009). Untuk meminimalkan dampak kerusakan terumbu karang kepada masyarakat lokal, diperlukan dua langkah, yaitu pemantauan melalui satelit serta jaringan informasi peringatan dini. Pemantauan dari satelit bertujuan untuk memantau apakah terjadi kerusakan terumbu karang. "Apakah benar terjadi kerusakan terumbu karang serta meramalkan kejadian berikutnya," kata Elizabeth. Sedangkan jaringan informasi peringatan dini ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisa yang diperoleh oleh badan dunia NOAA (National Cceanic and Atmospheire Administration) tersebut kepada masyarakat lokal. "Akan dibangun jaringan untuk mempercepat informasi tersebut kepada masyarakat lokal," kata NOAA Coral Reef Wacth Scoot F. Heron. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para aktivis ini adalah bagaimana agar teknologi ini bermanfaat bagi masyarakat lokal yang akan terkena dampak langsung akibat kerusakan terumbu karang di kawasan coral triangle ini. sumber : http://www.detiknews.com/read/2008/0...coral-triangle |
![]() |
|
|