Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 16th August 2010
blueparadise's Avatar
blueparadise blueparadise is offline
Super Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 5,258
Rep Power: 114
blueparadise has disabled reputation
Default Tips Praktis Mengenali Pneumonia Nosokomial


Sakit sepulang dari rumah sakit ? Ah, masa ? Yang bener aja �. Iya, beneran kok. Ada kejadian dimana setelah dua hari pasien dirawat di rumah sakit malah jadi sakit. Nah, itulah kasus pneumonia nosokomial. Berbahayakah ? Untuk mengetahui lebih jauh, silakan simak uraian singkat berikut ini �. Selamat mengikuti.

Sinonim
Hospital-acquired pneumonia (HAP), nosocomial pneumonia.



Definisi
Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan yang ditandai oleh peradangan (inflammation) parenkim paru-paru (tidak termasuk bronchi) dengan kongesti (kumpulan darah atau cairan lainnya di bagian tubuh) yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau berbagai bahan iritan. Pneumonia terjadi bila mikroba masuk ke saluran nafas bagian bawah.

Adapun pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi setelah pasien 48 jam di rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang inkubasinya terjadi sebelum masuk rumah sakit.


Epidemiologi
Angka kejadian di Jepang sekitar 5-10 per 1000 kasus yang dirawat. Angka ini menjadi lebih tinggi 6-20x pada pasien dengan alat bantu nafas mekanis.



Penyebab

1. Kuman bukan multi drug resistance (MDR), seperti: Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Methicillin Sensitive Staphylococcus aureus (MSSA).
2. Kuman multi drug resistance (MDR), seperti: Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter spp, dan gram positif seperti Methicillin Resistance Staphylococcus aureus (MRSA).

Pneumonia nosokomial yang disebabkan oleh jamur, kuman anaerob, dan virus jarang terjadi.


Faktor Risiko

1. Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh, seperti:



a. penyakit menahun (penyakit jantung, PPOK, diabetes, dsb).
b. Perawatan di rumah sakit yang lama.
c. Waktu operasi yang lama.
d. Koma, sepsis.
e. Syok hemoragik.
f. Pemakaian obat tidur.
g. Perokok.
h. Intubasi endotrakeal.
i. Malnutrisi.
j. Usia lanjut.
k. Terapi steroid, antibiotik.
l. Infeksi berat di luar paru-paru.
m. Cedera paru-paru akut (acute lung injury/ALI).
n. Bronkiektasis.



2. Faktor eksogen, seperti:


a. Jenis pembedahan yang dilakukan, seperti: torakotomi, operasi perut bagian atas/bawah.
b. Penggunaan antibiotik, seperti: golongan penisilin.
c. Kontaminasi pada peralatan terapi pernafasan.



Gambaran Klinis

Biasa terjadi pada penderita berusia > 60 tahun, dengan penyakit yang mendasari, faktor kebiasaan hidup, dan kondisi akut.



Diagnosis

Diagnosis pneumonia nosokomial menurut The Centers for Disease Control (CDC):
1. Onset terjadi 48 jam setelah dirawat di rumah sakit.
2. Semua infeksi yang inkubasinya terjadi saat masuk rumah sakit harus disingkirkan.
3. Pada foto r�ntgen dada (toraks) ditemukan infiltrat baru atau progresif.
4. Ditambah 2 kriteria berikut: suhu tubuh > 38�C, sekret purulen (dahak kental atau bernanah, berbau busuk), leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih).



Pemeriksaan Penunjang

Dapat dilakukan pewarnaan gram dan kultur dahak yang dibatukkan, analisis gas darah, dan pemeriksaan invasif jika keadaan memburuk, seperti: mengambil bahan kultur melalui bilasan bronkoskopi, bronchoalveolar lavage (BAL), aspirasi transtorakal.



Terapi

Pilihan antibiotik yang dapat diberikan:
1. Sefalosporin antipseudomonal, misalnya: sefepim, seftasidim, sefpirom.
2. Karbapenem, misalnya: meropenem, imipenem.
3. Betalaktam atau penghambat beta laktamase, misalnya: piperasilin-tasobaktam.
4. Aminoglikosida, misalnya: gentamisin, tobramisin, amikasin.
5. Kuinolon antipseudomonal, misalnya: levofloksasin, siprofloksasin.
6. Vankomisin
7. Linesolid
8. Teikoplanin



Pencegahan

1. Hindari pemakaian antibiotik yang tidak tepat.
2. Berhenti merokok.
3. Posisikan kepala lebih tinggi (30-40�) untuk mencegah aspirasi isi lambung.
4. Memberikan makanan secara kontinyu dan sedikit demi sedikit melalui selang makanan.
5. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur untuk menghindari infeksi silang.
6. Mengganti secara berkala alat-alat yang digunakan oleh pasien, misalnya: selang makanan, jarum infus.
7. Menggunakan tempat tidur yang dapat diubah-ubah posisinya.



Tahukah Anda ?

Sebaiknya tidak mengganti antibiotik sebelum 72 jam, kecuali jika keadaan klinis memburuk. Petugas rumah sakit yang mencuci tangan tidak sesuai prosedur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pneumonia nosokomial.





__________________



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:48 PM.


no new posts