FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() , Makassar - Seorang pegawai swasta di Makassar, Nyoman Adi (33), nekat mengedarkan uang palsu dengan alasan kebutuhan ekonomi. Warga Jl. Sultan Abdullah, Kampung Karabba, Kota Makassar, ini kedapatan mengedarkan uang palsu dengan berpura-pura membeli popok di sebuah toko, di Jl. Gatot Subroto Baru No.2, Kota Makassar, Selasa (5/7/2011). Ia mengaku terpaksa mengedarkan uang palsu karena desakan ekonomi. Menurut Ansar (44) pemilik toko di Jl. Gatot Subroto, Nyoman datang ke tokonya sekitar pukul 20.00 Wita. Ia datang untuk membeli popok bayi dengan harga di bawah Rp20.000. Kemudian ia membayar dengan uang Rp20.000. Uang itu kemudian diterima pria berprofesi sebagai fotografer ini. Namun ketika melihat uang berwarna dominan hijau bergambar pahlawan nasional Oto Iskandar Di Nata ini, hatinya agak ragu dengan keaslian uang tersebut. "Saya curiga karena terlihat agak berbeda dengan uang yang sering saya pegang. Karena curiga, maka saya tahan dan saya bawa ke kantor polisi," kata Ansar di kantor polisi. Nyoman kemudian dibawa ke Polsek Tallo, Kota Makassar. Setibanya di sana, polisi menggeledah jaket dan baju pelaku. Alhasil, 21 lembar uang palsu pecahan Rp20.000 ditemukan dengan nomor seri CDA 978958. Polisi kemudian melakukan pengembangan dengan menggeledah rumah tempat tinggal pelaku. Sebuah laptop merek Emacenes D720 dan satu unit printer Cannon diamankan polisi.Selain itu, polisi juga menemukan baju dinas Polri PDH berpangkat AKP, PDL berpangkat Briptu, serta motor vega DD2997 Q dan juga ikut disita uang hasil penukaran sebanyak Rp7.173.000. Uang sebanyak itu merupakan uang hasik kembalian ketika membelanjakan uang palsu itu. Masing-masing pecahan Rp 50.000 sebanyak 9 lembar total Rp450.000, pecahan Rp20.000 sebanyak 1 lembar, pecahan Rp 10.000 312 lembar total Rp 3.120.000. Pecahan Rp 5.000 sebanyak 526 lembar total Rp2.630.000, pecahan Rp2.000 sebanyak 518 lembar total Rp1.036.000, serta pecahan Rp1.000 sebanyak 387 lembar total Rp387.000. Dalam bentuk uang palsu, pecahan Rp100 ribu sebanyak 24 lembar, pecahan Rp50.000 sebanyak delapan lembar, total seluruhnya lima juta rupiah. Pelaku mengaku baru melakukan perbuatannya ini karena desakan ekonomi. Ia baru tujuh bulan berada di Makassar. Sebelumnya ia menetap di Sidoarjo JawaTimur. Sedianya uang-uang palsu tersebut akan diedar atau dibelanjakan di warung-warung kecil. "Saya terpaksa melakukannya Pak, karena kami butuh makan dan biaya hidup. Sementara penghasilan saya tidak mencukupi biaya makan sekeluarga," katanya di kantor polisi. (Sumber) Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
Gajinya kurang gede kali ya Ndan ?
![]() Thanks ! |
![]() |
|
|