
5th July 2011
|
 |
Ceriwis Pro
|
|
Join Date: Feb 2011
Location: |"AWAY"|
Posts: 2,463
Rep Power: 55
|
|
Tengah Malam, Semeru Batuk
Quote:
Gunung Semeru di Lumajang mengeluarkan letusan dasyat hingga terdengar dalam radius 12 kilometer, jam 23.55 WIB. Akibatnya, warga di Desa/Kecamatan Pronojiwo berhamburan keluar rumah untuk mencari sumber letusan.
Informasi yang berhasil dihimpun dari warga, letusan cukup keras dan puncak Semeru terlihat jelas ada kepulan asap membumbung tinggi. Warga banyak yang keluar rumah, karena letusan Semeru disertai gempa.
"Benar mas, ada letusan Semeru, warga banyak yang keluar," kata Sugianto warga Desa Pronojiwo saat dihubungi, Minggu (03/07).
Dia menambahkan, letusan Semeru memang mengagetkan warga yang sedang tertidur pulas dan mengajak keluar anggota keluarganya. "Soal semeru mengeluarkan material tidak terlihar, hanya kepulan," ungkapnya.
Sugiono Anggota SAR Lumajang mengatakan mendapatkan laporan dari warga, Gunung Semeru meletus disertai suara dentuman.
Warga di sekitar Kecamatan dan Pasar berhamburan keluar. "Saya mendapat kabar Semeru meletus dan banyak warga keluar rumah," ujarnya.
Sementara itu, petugas Pengamatan Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro, Sofyan, membenarkan adanya letusan di puncak semeru dengan tinggi letusan 700 meter.
"Semeru meletus tapi gempa tidak dirasakan di pos," ujar Sofyan dihubungi wartawan.
Suara letusan Semeru yang disertai gempa tidak sampai merusak rumah warga. "Meski letusan Semeru disertai gempa tidak sampai merusak rumah," ujar Gianto.
Dia menambahkan, gempa yang berlangusng sekitar 2 menit, sempat membuat rumah warga bergetar kencang. Namun, tidak sampai merusak rumah beserta isinya. "Aman kok mas, cuma letusan Semeru yang keras itu bikin kaget warga," ujarnya.
Sekedar diketahui, Letusan besar semeru sudah 2 kali terjadi, pertama pertengahan bulan Juni dan keduanya Sabtu malam Minggu, jelang minggu dini hari. Warga mengaku was-was, bila letusan Semeru keras disertai gempa. "Kalau semeru begini terus, ya khawatir juga," ungkap Gianto.
Sementara, letusan Gunung Semeru yang dirasakan diwilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Sementara di kota Lumajang tidak dirasakan letusan dan gempa vulkanik dari Gunung tertinggi di pulau Jawa itu.
Satlak PB Pemkab Lumajang meminta warga sekitar kaki gunung Semeru untuk waspada. Himbauan itu terkait dua kali letusan Semeru dalam sebulan terakhir.
Sekretaris Satlak PB Pemkab Lumajang, Rochani menuturkan bahwa warga memang harus mewaspadai kemungkinan-kemungkinan terburuk. Meski begitu, warga diminta untuk tidak panik.
"Letusan tadi malam memang cukup besar. Tetapi, letusan itu tidak berbahaya bagi warga. Jarak luncurnya hanya 4 kilometer. Itu masih masuk ring satu," katanya, Minggu (3/7).
Ditambahkan oleh Rochani, warga bisa berkoordinasi dengan petugas di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro. "Segala sesuatunya telah kita siapkan. Warga harus waspada namun tidak perlu panik. Ada petugas yang siap membantu warga," tuturnya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Liswanto, Ahad (3/7), mengatakan gempa guguran tersebut tercatat dalam seismograf PPGA di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Dalam 24 jam terakhir, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu diguncang gempa guguran sebanyak satu kali, namun masih dalam batas kewajaran gunung api yang berstatus waspada," tuturnya.
Menurut dia, seismograf juga mencatat aktivitas Gunung Semeru selama 24 jam terakhir yakni gempa tektonik jauh sebanyak empat kali dan hembusan asap sebanyak 20 kali dengan jarak 500-600 meter.
"Kalau terdengar suara letusan berarti ada material vulkanik dalam gempa guguran dan tektonik jauh itu, namun tidak membahayakan warga, karena jarak pemukiman dengan puncak Semeru cukup jauh. Ketika ada letusan agak kuat, kubah lava tersebut berguguran," paparnya.
Ia menjelaskan, Gunung Semeru memiliki karakteristik yang berbeda dengan gunung api lainnya yakni mengeluarkan letusan setiap beberapa menit sekali, namun saat ini letusan yang dikeluarkan Semeru berkisar satu jam sekali. "Status Semeru masih tetap Waspada (Level II), sehingga masyarakat tidak boleh beraktivitas di radius 4 kilometer dari puncak Semeru," katanya menambahkan.
Secara terpisah Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Lumajang, Rochani, mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan PPGA di Gunung Sawur terkait dengan perkembangan aktivitas Gunung Semeru.
"Saya imbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan isu yang meresahkan karena sempat tersebar informasi bahwa Semeru meletus, itu tidak benar karena Satlak PB selalu memantau perkembangan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu," katanya menjelaskan.
Apabila ada informasi peningkatan aktivitas Semeru, lanjut dia, Satlak PB Lumajang segera melakukan koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa yang memiliki wilayah di lereng Gunung Semeru untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
SUMBER
|
update lagi nih,,,
|