Kontras pernah memuji TNI karena pelanggaran HAM dan kekerasan yang dilakukan TNI sempat menurun. Namun mereka menyayangkan kekerasan militer dan ketidakdisipilnan prajurit kembali meningkat akhir-akhir ini.
"Dalam catatan Kontras, meningkat kekerasan zaman George Toisutta," ujar Koordinator Kontras Haris Azhar kepada detikcom, Sabtu (12/6/2011) malam.
Kontras mencatat ada beberapa insiden seperti tewasnya Charles Mali di Atambua, insiden bentrokan di Kebumen serta penyiksaan yang dilakukan TNI di Papua. Ini perlu jadi perhatian pimpinan angkatan darat selanjutnya.
"Dalam rapat di DPR, Panglima TNI pernah menyatakan ingin mendorong reformasi, transparansi peradilan militer dan meningkatkan kedisiplinan internal. Nah, KSAD yang baru harus orang yang mampu bekerja sama dengan Panglima TNI untuk mewujudkan hal ini," katanya.
Selain itu, KSAD yang baru diminta untuk mencari solusi soal sengketa tanah dan rumah dinas antara warga sipil dengan TNI AD. Cara-cara damai perlu diutamakan karena masih banyak kasus yang masih dalam sengketa.
"Prioritasnya adalah mencari solusi atas sengketa lahan antara masyarakat dengan TNI," katanya.
Pengamat militer Mufti Makarim menjelaskan hal serupa. Dia menyayangkan militer kembali menuduh isu HAM digunakan untuk separatis atau untuk melawan TNI. Padahal dalam kasus sengketa tanah, seringkali rakyat membela lahan mereka.
"Seperti di Kebumen itu masyarakat menuntut hak mereka, tapi akhirnya jadi dituduh antimiliter, anti kepentingan pertahanan. Saya kira di era ini berkembang lagi pola yang sama," jelas Mufti.
sumber :detik