
11th July 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Mar 2011
Location: Bandung
Posts: 19,160
Rep Power: 90
|
|
PM Malaysia: Demonstrasi Jangan Jadi Budaya
PM Malaysia: Demonstrasi Jangan Jadi Budaya
Quote:

Perdana Menteri Najib Razak mewanti-wanti agar unjuk rasa di jalan tidak dijadikan budaya di Malaysia. "Kita ini warga yang cinta damai," ujarnya di hadapan para petinggi Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), partai yang kini dipimpinnya, di Dewan Merdeka, Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, kemarin.
Dia tak mengizinkan unjuk rasa yang diikuti lebih dari 100 ribu orang digelar di Stadion Merdeka karena stadion itu merupakan simbol nasional. Najib, 57 tahun, mempersilakan demonstran memakai stadion di negara bagian yang dikuasai oposisi. "Kami sama sekali tidak memberi toleransi pada aksi-aksi kekerasan!" kata Presiden UMNO itu.
Pada Sabtu pekan lalu, pemerintah Malaysia menahan sekitar 1.600 demonstran. Unjuk rasa menuntut pemilihan umum bersih ini memakan satu korban tewas. Polisi membubarkan paksa massa dengan menembakkan gas air mata dan meriam air. "Mereka (polisi) menyasar kami," kata tokoh oposisi Anwar Ibrahim, 62 tahun, yang kemarin terluka akibat jatuh di trotoar. "Saya tak sanggup bernapas."
Korban tewas, Baharudin Ahmad, 58 tahun, sudah dimakamkan di Taman Seri Keramat Tengah, Kuala Lumpur. Lebih dari 500 orang mengantar jenazah Baharuddin. Sebelum tewas, Baharudin sempat pingsan akibat tersembur gas air mata.
Di pemakaman, tampak Wakil Presiden Pakatan Rakyat Azmin Ali; anggota parlemen Nurul Izzah, putri Anwar Ibrahim; Presiden PAS Mahfuz Omar; Ketua Solidaritas Pemuda Malaysia Badrul Hisham Shahrin; serta beberapa kelompok oposisi dan lembaga swadaya masyarakat.
"Kami prihatin terhadap musibah ini," kata Datuk S. Ambiga, tokoh Koalisi Damai untuk Pemilu Bersih dan Adil (Bersih 2.0), kelompok yang menggelar demo besar-besaran itu. "Polisi benar-benar tak menghormati rakyat!" Menurut Ambiga, pihaknya akan terus maju, "Kebenaran akan senantiasa menang melawan kesewenang-wenangan."
Demonstrasi yang diikuti lebih dari 20 ribu orang itu merupakan protes politik terbesar dalam empat tahun terakhir. Para demonstran menuntut proses pemilihan umum yang adil dan transparan. Mereka meminta dipakainya tinta yang tak mudah luntur agar pemilih tak bisa mencoblos berulang-ulang.
|
Sumber
|