
10th July 2011
|
 |
Ceriwis Addicted
|
|
Join Date: Sep 2010
Location: -ceriwis-
Posts: 4,958
Rep Power: 50
|
|
Pehobi Kuda Mempertahankan Tradisi
Quote:
Ungkapan olahraga berkuda adalah olahraga orang kaya yang disukai orang miskin, ada benarnya juga. Olahraga yang mentradisi di Sumbar ini, membutuhkan uang �berlebih�, baik untuk membeli kuda maupun merawatnya.
ZULKIFLI Djoran atau di setiap gelanggang pacuan kuda biasa dipanggil Ujang Djoran menarik tali kekang kudanya Rice Queen dari kandang Ampangkualo Stable ke lintasan Pacu Kuda Ampangkualo yang terletak bersebelahan. Rice Queen terlihat patuh dan berjalan begitu bersemangat ke lintasan. Kuda peranakan pejantan Prime Minister dan pejantan Mahligai tersebut akan menjalani latihan rutin di gelanggang satu-satunya di Kota Solok tersebut.
Kuda yang telah menang di setiap gelanggang di Sumbar tersebut pada latihan kali ini diberi porsi latihan setiap minggu. Selain untuk menjaga stamina, Rice Queen diharapkan bisa tetap mempertahankan irama larinya di lintasan. Sang joki, Andi Dabo langsung menaiki pelana.
Pemuda asal Padangpanjang tersebut lalu mengusap-usap kuduk dan leher kuda setinggi 153 cm itu. Seakan perkenalan dirasa telah cukup, Andi Dabo lalu menghentakkan kedua kakinya yang membuat Rice Queen mulai melangkah pelan. Setelah itu, kuda yang namanya diambil dari Bulog Kota Solok tempat sang pemilik bekerja (Rice Queen = Ratu Beras), mulai mempercepat laju setelah satu putaran gelanggang.
Di putaran kedua, porsi latihan kemudian berubah. Awalnya, Rice Queen dipacu dalam kecepatan sedang. Setelah mencapai jarak 800 meter, kuda berwarna Karanggo (kuning pekat kemerahan, red) tersebut dipacu dengan kecepatan maksimal. Latihan dengan porsi ini lalu diulang-ulang hingga sekitar satu hingga dua jam.
Porsi ini berikan karena Rice Queen dipersiapkan untuk pacuan jarak menengah dan jauh.
�Kalau kuda untuk jarak pendek sekitar 600 meter hingga 800 meter, porsi latihannya, kuda langsung dipacu sejak start. Namun kalau untuk jarak menengah dan jauh, energi kuda harus dihemat di awal-awal start, agar menjelang finish kuda bisa sprint (lari secepat mungkin). Porsi latihan seperti ini akan membentuk karakter dan mental kuda saat pacuan nanti. Kalau langsung dipacu sejak awal, kuda akan kehabisan tenaga saat menjelang finish,� ujar Zulkifli dengan mata terpaku pada kudanya yang sedang sprint.
Setelah latihan selesai, Andi Dabo turun dari pelana. Zulkifli langsung menghampiri kuda kesayangannya dan menggiring kuda yang telah dirawatnya sejak masih berumur satu setengah tahun tersebut ke kandang, sambil mengusap-usap kudanya yang masih berkeringat. Sang joki beristirahat sambil meneguk air putih. Sesampainya di kandang, beberapa anak kandang (sebutan bagi petugas yang mengurus kandang dan kuda) menyambut dan memasukkan Rice Queen ke kandang. Seluruh pelana dan aksesoris yang melekat ditanggalkan dan kandang ditutup dengan dua palang kayu.
Selang beberapa waktu, saat kuda dirasa sudah dingin, kuda lalu dimandikan. Setelah itu, kuda diberi makan. Dan, karena Rice Queen baru saja usai berlatih, ia diberi porsi makanan khusus. Di samping rumput sebagai makanan standar, kuda juga diberi makanan pelengkap seperti jagung dan sustena. Di setiap usai dua kali latihan, kuda juga disuntikkan vitamin.
Kalau seandainya kuda tidak mau makan usai latihan, makanan cair diberikan dengan menggunakan selang ke tenggorokannya. Uang jutaaan rupiah untuk makanan ini harus ditanggung pemilik kuda. Itu juga belum termasuk gaji joki, anak kandang dan kalau kuda dalam keadaan sakit.
�Kalau seperti saya ini, masih dengan cara tradisional. Kalau yang telah profesioal, biaya merawat, apalagi jelang ikut pacuan, bisa mencapai sepuluh kali lipat. Bayangkan saja harga kuda pacuan standar saja mencapai 600 juta. Bandingkan saja dengan kuda bendi yang berharga 4 juta hingga 10 juta. Tentu saja perawatannya berkali lipat lebih mahal, Lalu bagaimana dengan kuda berharga miliaran. Namun karena hobi, hal itu harus dijalani dengan perasaan senang,� lanjut pria yang juga Ketua Bidang Pacuan Pordasi Solok ini.
Zulkifli menyatakan, adagium pacu kuda adalah olahraga orang kaya yang disukai orang miskin, memang ada benarnya. Namun ia menyatakan bahwa para pehobi kuda bisa menyiasati dengan merawat kuda sedini mungkin. Zulkifli menyatakan dirinya terbiasa membeli kuda sejak kecil. Caranya pun unik, yaitu dengan mendatangi kandang-kandang kuda di seluruh daerah di Sumbar. Faktor �jatuh hati� ke kuda menjadi faktor terpenting. Setelah itu baru melihat bentuk fisik (posisi berdiri, rangka dan bentuk otot) dan ranji ketururunan kuda.
�Biasanya kalau pehobi kuda terlebih dahulu melihat bentuk fisik dan ranji keturunan. Namun bagi saya faktor jatuh hati lebih menjadi pilihan. Saat saya beli, kuda ini terlihat tidak begitu aktif. Bulunya pun lusuh dan tidak bersemangat. Namun saat saya datang, ia langsung menghampiri saya dan mengusap-usapkan badannya kepada saya. Makanya langsung saya beli. Dan ternyata, saat ini kuda ini menjadi kuda yang disegani di setiap pacuan,� ujarnya tanpa mau menyebutkan harga.
�Memang benar kata orang, hobi ini mahal. Bayangkan, kita mempersiapkan kuda bertahun-tahun hanya untuk kesenangan dua menit di satu putaran pacuan,� ujarnya.
|
|