Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th September 2010
GadoGado's Avatar
GadoGado GadoGado is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Sep 2010
Posts: 13,165
Rep Power: 32
GadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyak
Default Trauma Kepala Akibat Cedera Penyebab Kematian Anak

Sabtu, 8 November 2008 | 23:43 WIB

SOLO, SABTU - Sekitar 5 persen trauma kepala akibat cidera dari kecelakaan pada usia anak-anak, merupakan faktor terbesar penyebab kematian anak.

Demikian diungkap dokter spesialis anak RS PKU Muhammadiyah Solo, dr Rusmawati, MKes SpA di depan peserta seminar "Penanganan Cedera Kepala Pada Anak", di Hotel Sahid Kusuma Raya, Solo, Sabtu.

Seminar tersebut digelar dalam rangka Milad ke 22 RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Lebih lanjut Rusmawati menjelaskan, perbedaan anatomi pada otak anak dibandingkan dengan dewasa, membuat anak lebih mudah mengalami luka dengan tipe tertentu setelah trauma kepala.

"Kepala anak-anak mempunyai proporsi yang lebih besar dibanding luas permukaan tubuh. Kestabilannya lebih bergantung dari ligamentum dibanding dari struktur tulang," jelasnya.

Rusmawati menambahkan, bahwa otak anak-anak mengandung lebih banyak air. 88 Persen dibandingkan 77 persen pada dewasa. Itulah sebabnya, otak anak-anak lebih lunak dan lebih mudah mengalami luka aselerasi-deselerasi.

"Kandungan air berbanding terbalik dengan proses myelinisasi. Otak yang belum termyelinisasi lebih mudah mengalami luka," jelas dr. Rusmawati.

Sementara itu, hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang tua jika anak terjadi trauma pada kepala, adalah memberi perhatian khusus dan waspada.

"Walaupun anak tampak baik-baik saja, namun perlu diawasi secara ketat dalam waktu 48 jam setelah trauma. Selain itu, jangan diberi obat antinyeri. Apabila ada luka terbuka pada kulit kepala, maka segera saja menghubungi petugas kesehatan," jelasnya.

Rusmawati mengingatkan bahwa anak-anak yang lebih muda atau kurang dari dua tahun, lebih berisiko untuk mengalami trauma kepala dibanding dengan anak-anak yang lebih besar.

"Tetapi tidaklah bijaksana apabila kita melakukan rontgen kepala ataupun CT-scan kepala pada semua anak yang mengalami trauma kepala," tandasnya.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:39 AM.


no new posts