NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak turun pada Jumat (7/8) waktu setempat, karena penguatan dollar AS meredam dampak lebih baiknya dari perkiraan data ketenagakerjaan di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di duni.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, turun 1,01 dollar AS menjadi 70,93 dollar AS per barrel, setelah mencapai posisi tertinggi lima pekan 72,42 dollar AS pada Kamis.
Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman September tergelincir 1,24 dollar AS menjadi 73,59 dollar AS per barrel, setelah menyentuh 76,00 dollar pada Kamis, tingkat tertinggi selama 10 bulan.
Analis mengatakan harga jatuh ketika dollar AS naik terhadap mata uang utama dalam reaksi terhadap data yang menunjukkan pengurangan pekerjaan (pemutusan tenaga kerja, red.) di AS melambat, di tengah tanda-tanda tentatif pemulihan di ekonomi terbesar dunia.
Minyak dihargakan dalam mata uang AS dan menjadi lebih mahal ketika dollar AS meningkat.
Tetapi melonjaknya dollar AS pada Jumat dalam reaksi terhadap data positif ketenagakerjaan AS, mengejutkan karena mata yang dianggap sebagai "safe haven" (tempat berlindung yang aman) sering naik ketika data ekonomi mengurangi harapan pemulihan dari resesi.
"Harga minyak telah jatuh menjadi korban kenaikan dollar," kata Antoine Halff dari Newedge Group.
Harga sempat menikmati "rally" singkat pada Jumat setelah data menunjukkan tingkat pengangguran jatuh menjadi 9,4 persen pada bulan Juli, karena pengurangan pekerjaan pada bulan tersebut menyempit menjadi 247.000.
Data yang lebih baik dari perkiraan, karena kebanyakan ekonom swasta yang telah memproyeksikan 325.000 kehilangan pekerjaan dan tuna karya naik ke tingkat 9,6 persen dari Juni pada 9,5 persen
18th September 2010
Dollar Menguat, Minyak Jatuh
