FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Sory gan kalo ![]() mari gan disimak Bila Anda menghabiskan malam di Yogyakarta sambil menikmati pertunjukan wayang kulit, akan terasa hidup. Irama merdu dari gamelan selaras dengan suara para penyanyi wanita tidak akan membiarkan Anda tertidur. Kisah yang disajikan oleh dalang sebagai dalang serta pendongeng akan membawa Anda ke menjadi salah satu karakter dalam cerita. Anda akan segera mempelajari kebesaran budaya Jawa di masa lalu. Pergelaran Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah lebih dari setengah milenium usia. Keberadaannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu Wali Songo atau sembilan pemimpin saleh yang menyebarkan Islam di Jawa diciptakan wayang dengan mengadopsi Wayang beber atau beber Wayang yang tumbuh selama kejayaan Hindu-Buddha. Adopsi tersebut dilakukan karena wayang kulit telah melekat pada orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang seni rupa. Akibatnya, wayang kulit dibuat agar orang bisa melihat bayangan. Wayang kulit dilakukan oleh dalang yang juga pendongeng yang mungkin dianggap sebagai penghibur terbaik di dunia. Semua malam, ia memainkan seluruh karakter dari wayang kulit membentuk karakter manusia yang terbuat dari kulit kerbau dengan dihias motif sebagai produk dari kulit ukiran. Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, menghasilkan humor dan bahkan menyanyi. Agar suasana hidup, pendongeng dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan - instrumen musik tradisional Jawa - dan sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa. Jumlah karakter dalam wayang kulit dalam jumlah ratusan. Boneka yang tidak dimainkan terjebak dalam batang pisang yang ditempatkan dekat dengan si pendongeng. Sementara dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan dari pandangan belakang layar putih di depan si pendongeng. Bayangan itu bisa dibuat oleh cahaya dari lampu minyak yang ditempatkan di bagian belakang atas pendongeng yang sudah dipotong oleh orangan yang sedang dimainkan di layar. Setiap pertunjukan wayang menyajikan cerita yang berbeda atau bertindak. Variasi bertindak ini dibagi menjadi empat kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan, dan lakon Karangan. Lakon pakem adalah cerita standar yang seluruhnya berasal dari literatur wayang kulit lakon carangan sementara hanya cerita utama yang juga mengacu pada literatur wayang kulit. Lakon gubahan tidak berasal dari cerita wayang kulit namun memakai tempat-tempat yang sesuai dengan literatur wayang kulit; Karangan lakon cerita sepenuhnya bebas. Kisah-kisah dalam wayang kulit berasal dari beberapa buku lama seperti Ramayana, Mahabharata, Pustaka Raja Purwa dan Purwakanda. Sekarang, ada beberapa buku yang berisi lakon gubahan dan Karangan yang telah ratusan tahun agar disukai oleh masyarakat seperti Abimanyu Kerem, Doraweca, Suryatmaja Maling dan sebagainya. Di antara buku-buku lama, buku Purwakanda adalah yang paling sering digunakan oleh dalang-dalang dari Kraton Yogyakarta. Acara wayang kulit dimulai ketika dalang mengeluarkan sebuah boneka berbentuk gunung yang disebut gunungan. Sebuah pertunjukan wayang kulit sepanjang malam dalam gaya Yogyakarta dibagi dalam 3 adegan dengan 7 jejeran atau tindakan dan tindakan 7 perang. Adegan pertama, disebut pathet Lasem, memiliki 3 jejeran dan 2 tindakan perang disertai dengan Lasem pathet komposisi musik Jawa. Pathet Sanga sebagai adegan kedua memiliki 2 jejeran dan tindakan perang 2, sementara Pathet Manyura sebagai adegan kedua memiliki 2 jejeran dan 3 tindakan perang. Salah satu adegan yang paling banyak penonton menunggu adalah gara-gara yang menyajikan humor khas Jawa. Spoiler for beberapa gambar wayangnya: ![]() ![]() ![]() ![]() Spoiler for videonya: Spoiler for sumber: http://www.yogyes.com kalo aga berkenan boleh di ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() tapi ane jangan dilempari ![]() ane butuh ![]() ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|