Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge > Gossip & Gallery

Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 17th November 2011
yudho1's Avatar
yudho1 yudho1 is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Nov 2011
Posts: 10,852
Rep Power: 28
yudho1 mempunyai hidup yang Normal
Default pengelolaan dan teknologi pengolahan sampah

Quote:






Originally Posted by Topik



PENGELOLAAN SAMPAH





Quote:






Originally Posted by Tujuan





Memberitahukan Kepada Lingkungan Sekitar Terutama Masyarakat Sebagai Konsumtif, Tentang Pengelolaan Sampah yang Baik dan Benar









Quote:






Originally Posted by Latar Belakang





Pertumbuhan penduduk di kota-kota Indonesia pada dekade akhir abad XIX hingga abad abad XX ini mengalami tingkat eskalasi

pertumbuhan yang tinggi dan pertumbuhan ini akan berlangsung dengan percepatan yang tinggi, meskipun beberapa kota besar seperti jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota lainya telah membangun sistem yang ketat dalam kaitanya dengan pertumbuhan penduduk perkotaan di wilayahnya.

Tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat akan menambah beban yang tidak ringan bagi suatu kota dalam penyiapan infrastruktur baru, seperti pendidikan, kesehatan, serta pelayanan perkotaan lainya, apalagi para pendatang pada umumnya bependidikan rendah, sehingga keadaan ini juga akan lebih menambah beban bagi pemerintah kota.

Salah satu beban yang timbul adalah limbah padat / sampah, sampah sebagai barang sisa yang tidak terpakai baik padat maupun cair, sehingga dengan demikian apabila masalah sampah ini tidak dapat dikelola dengan baik maka otomatis akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yang selanjutnya akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Dimana notabene kota-kota di Indonesia sampai sejauh ini belum mampu menangani sampah ini dengan baik.








Quote:






Originally Posted by Bahasan





Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.

Pada umumnya, sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat tidak membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selama ini pengelolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Misalnya, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.









Estimasi Total Timbulan Sampah Berdasarkan Jenisnya Kota Metropolitan/Besar (26 kota dengan total penduduk 40,1 juta):




Spoiler for table:


















Berdasarkan asal atau sumbernya sekurang-kurangnya data pada 5 tahun terakhir, besaran sampah di kota-kota indonesia sebagai berikut :



Spoiler for table:
















Jumlah penduduk terlayani mencapai 130 juta jiwa atau sebesar 56 % dari total penduduk Indonesia, sedangkan pelayanan antar daerah/kota berbeda. Contoh wilayah P Jawa sudah rata-rata mencapai 59 %, sedangkan sumatera baru 48 %. Tidak semua sampah dapat diangkut ke TPS/TPA, sehingga ditemukan berbagai macam sistem penanganan sampah dilakukan oleh masyarakat. Sistem penanganan sampah setelah dikumpulkan masyarakat dari permukiman adalah sebagai berikut :



Spoiler for table:


















Dari sistem pengelolaan persampahan yang sedang berjalan sampai saat ini, ternyata belum mampu menangani persampahan kota, karena ada permasalahan yang timbul dalam sistem penanganan sampah sekarang ini, yakni :



Quote:






Originally Posted by Bahasan





1.Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, diantaranya :



-Biaya operasional sangat tinggi bagi pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan lebih lanjut. Apalagi bila letak TPA jauh dan bukan di wilayah otonomi.

-Pembuangan sistem open dumping menimbulkan dampak negatip terhadap lingkungan. Pada penimbunan dengan sistem anarobik landfill akan timbul leachate di dalam lapisan timbunan dan akan merembes ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Leachate ini sangat merusak dan menimbulkan bau tidak enak, selain itu menjadi tempat pembiakan bibit penyakit seperti : lalat, tikus dan lainnya.

-Pembuangan dengan cara sanitary landfill, walaupun mencegah timbulnya bau, penyakit dan lainnya, tetapi masih memungkinkan muncul masalah lain yakni Timbulnya gas yang menyebabkan pencemaran udara.



2.Penggunaan Incinerator dalam pengolahan sampah memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :



-Dihasilkan abu (15%) dan gas yang dihasilkan dari pembakaran dengan menggunakan alat ini dapat mengandung gas pencemar berupa : NOx., SOx dan lain-lain yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

-dapat menimbulkan air kotor saat proses pendinginan gas maupun proses pembersihan Incinerator dari abu maupun terak. Kualitas air kotor dari instalasi ini menyebabkan COD meningkat dan pH menurun.

-memerlukan biaya yang besar dalam menjalankan Incinerator. Untuk menangani sampah 800 ton/hari memerlukan investasi Rp. 60 milyar, sedangkan dari hasil penjualan listrik yang dihasilkanhanya Rp. 2,24 milyar/tahun.

-butuh keahlian tertentu dalam penggunan alat ini. Sebagai contoh pada penanganan sampah di Surabaya, tehnologi ini sudah digunakan sejak tahun 1990, namun tanpa didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang memahami filosofi alat ini, akibatnya pada tahun kedua terjadi kerusakan. Hal ini tentu menambah beban dalam perolehan dana bagi perbaikannya. Belum lagi sampah yang akan menumpuk dengan tidak berfungsinya alat ini.

-Penggunaan Incinerator ini tidak dapat berdiri sendiri dalam pemusnahan sampah, tetapi masih memerlukan landfill guna membuang sisa pembakaran.



3.Belum maksimalnya usaha pemasaran bagi kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah kota.



4.Belum maksimalnya upaya sistem daur ulang menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi tinggi.



5.Sulitnya mendapatkan tambahan biaya bagi peningkatan kesejahteraan petugas yang terlibat dalam penanganan sampah. Hal ini tentu akan berakibat pada kegairarahan kerja yang rendah dari para pengelola sampah.











PENGELOLAAN SAMPAH PERLU DIRUBAH





Quote:






Originally Posted by Solusi





Solusi dalam mengatasi masalah sampah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi terhadap semua program pengelolaan sampah yang dimulai pada skala kawasan (tingkat kecamatan/kawasan permukiman), kemudian dilanjutkan pada skala yang lebih luas. Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya sehingga selain membersihkan lingkungan, juga menghasilkan kegunaan baru. Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganannya (Murthado dan Said, 1987). Karenanya model pengelolaan sampah perkotaan secara menyeluruh salah satunya adalah meliputi penghapusan model TPA secara bertahap.



Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu. Cohen dan Uphof (1977) mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat dalam suatu proses pembangunan terbagi atas 4 tahap, yaitu :



a) partisipasi pada tahap perencanaan,

b) partisipasi pada tahap pelaksanaan,

c) partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil-hasil pembangunan dan

d) partisipasi dalam tahap pengawasan dan monitoring.



Masyarakat senantiasa ikut berpartisipasi terhadap proses-proses pembangunan bila terdapat faktor-faktor yang mendukung, antara lain : kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran, kebutuhan sarana dan prasarana, dorongan moral, dan adanya kelembagaan baik informal maupun formal.



Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu faktor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks. Pemerintah Jepang saja membutuhkan waktu 10 tahun untuk membiasakan masyarakatnya memilah sampah. Reduce (mengurangi), Reuse (penggunan kembali) dan Recycling (daur ulang) adalah model relatif aplikatif dan dapat bernilai ekonomis. Sistem ini diterapkan pada skala kawasan sehingga memperkecil kuantitas dan kompleksitas sampah. Model ini akan dapat memangkas rantai transportasi yang panjang dan beban APBD yang berat. Selain itu masyarakat secara bersama diikutsertakan dalam pengelolaan yang akan memancing proses serta hasil yang jauh lebih optimal daripada cara yang diterapkan saat ini.










Marilah Kita Sadar Diri Untuk Berpartisipasi Dalam Pengelolaan Sampah, Sehingga Terciptanya Indonesia GO GREEN !!!






VIDEO Mengelola Sampah








sumber









Quote:






Originally Posted by image














Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:29 AM.


no new posts