Quote:
Originally Posted by v1ncz777
"Eka mengatakan, film memang dipandang sebagai sebuah hiburan, tetapi di dalamnya ada ideologi bawaan. Sementara itu, selera penonton film domestik telah lama dibentuk atau dibingkai oleh film-film asing yang ditayangkan."
jd maksudnya kita disuruh nonton film domestik yg rata2 berbau pornografi dan pembodohan?? seperti "SUSTER NGESOT" "hantu perawan apaann lupa aku...
dr judulnya aj uda parah amat...
mending nonton film HOllywood
|
Maksudnya film domestik itu bisa diisi dengan ideologi atau menunjukkan budaya kita. Sama seperti awal Hollywood didirikan dahulu bahkan berada dibawah Departemen Pertahananan US sehingga mereka menguasai Eropa kemudian seluruh dunia. Sedang yang kumendan katakan itu karena ulah broker dan produser karena berdalih permintaan pasar berdasarkan rating mereka membuat film yang begituan.
Sebenarnya hal itu yang membuat film kita rusak pada era 80an dan bila kumendan teliti produser yang membuat rusak itu dipelopori orang2 itu juga.
Contohnya film Warkop beserta sinetron "Tersanjung" itu ya itu2 juga yang membuat kita juga neg lihat filmnya. Dan dulunya bila ente mengikuti sejarah perfilman kita dia pernah sebagai broker film Hollywood yang memaksa pemerintah kita membuka kran masuk film dari Hollywood lebih luas padahal sekitar tahun 50 sampai 70an akhir perfilman kita pernah berjaya sampai hampir keseluruh Asia. Orang2 berdedikasi di perfilman kita seperti Tan Tjeng Bok, Usmar Ismail dan Teguh Karya. (Bung Steve) membuat film2 kita berjaya. Sayangnya hal klasik dari kita adalah peran Pemerintah yang kurang memback up perfilman kita sehingga perfilman bahkan budaya di negara kita jalan sendiri.



:loveindon esia