Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 30th December 2011
dionless's Avatar
dionless dionless is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Location: ~WOUM~
Posts: 7,075
Rep Power: 60
dionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophet
Default Kisah Tragis Dibalik Lagu "Hymne Guru"



Siapa yang tak kenal lagu ini lirik hymne guru berjudul “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa“? Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari Senin, lagu ini selalu dinyanyikan.

Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa senjanya hidup dalam kesederhanaan. Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun, 29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun. Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).


Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.


Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik. Sartono yang beragama Islam itu melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.


Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur, dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.


Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari dari Rp 1 juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.


Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.

Spoiler for BERMULA DARI LOKANANTA:

Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak. Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.

Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3 Surabaya. Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam. “Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono, yang mengaku sudah susah mengingat tahun.

Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di sana selama tiga bulan,” jelasnya.



Spoiler for DARI SECARIK KORAN:

Ihwal penciptaan lagu himne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980, Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.

Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,” jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.

Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis syairnya.”

Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang. “Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono. Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”

“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.

Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya. Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.



Spoiler for PENGHARGAAN MINIM:

Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.

Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000. Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.

Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.

Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru. Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang pahlawan tanpa tanda jasa.



Sumber




Last edited by dionless; 30th December 2011 at 06:30 PM.
Reply With Quote
  #2  
Old 30th December 2011
meR's Avatar
meR meR is offline
Moderator
 
Join Date: Apr 2010
Location: home sweet home
Posts: 2,520
Rep Power: 28
meR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important personmeR is very very important person
Default

itulah bangsa kita ...... lebih menghargai penjilat, dan koruptor di banding warga negara yang punya karya ......

banyak yang seperti itu, antara lain gesang ... pencipta lagi bengawan solo yang mendunia
__________________


Reply With Quote
  #3  
Old 30th December 2011
wilurof's Avatar
wilurof wilurof is offline
Member Aktif
 
Join Date: Nov 2010
Location: teng pundi bae
Posts: 267
Rep Power: 15
wilurof mempunyai hidup yang Normal
Default

Itulah yang menjadi masalah bagi negeri tercinta ini. Dulu kebudayaan disatukan dengan dengan pendidikan lalu dialihkan ke Kementrian Pariwisata, eh ternyata ada wacana dikembalikan lagi ke Kementrian Pendidikan lagi. Hal ini terjadi karena pemerintah belum mempunyai apresiasi dan visi yang kuat untuk mendukung budaya kita. Alih-alih mendukung budaya menginventarisir benda-benda bersejarah saja pemerintah kedodoran apalagi menghargai sejarah ataupun orang-orang yang berjasa khususnya beliau Bpk. Sartono ini. (hanya dihargai Rp. 600.000 dan sepeda motor garuda...........bagi ane nich itu penghinaan berjamaah yang paling nyata)
Reply With Quote
  #4  
Old 30th December 2011
librilz's Avatar
librilzVIP librilz is offline
Ceriwis VIP
 
Join Date: Mar 2011
Posts: 15,788
Rep Power: 92
librilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophet
Default

Lagunya melambung, Sartono tidak.

Reply With Quote
  #5  
Old 30th December 2011
dionless's Avatar
dionless dionless is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Location: ~WOUM~
Posts: 7,075
Rep Power: 60
dionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophet
Default

Guru kencing berdiri
Murid kencing belari
Rakyat terus dikencingi

Para pemimpin merampok negeri
Para politisi dan kroni menjadi-jadi
Rakyat semakin depresi bunuh diri

Presiden gila pujian paling demokrasi
Kepala daerah gila kekuasaan otonomi
Rakyat ironis mati di lumbung padi

Para penegak hukum tanpa nurani
Keadilan hanya untuk para pembeli
Rakyat terus dibantai secara mesuji

Para mahasiswa berteriak NKRI harga mati

Para mafia kekuasaan-ekonomi mengamini
Rakyat tetap terkapar kemiskinan setiap hari

Para ulama terus berkilah tunggulah di akhirat nanti

Para konglomerat-kleptokeparat menggelontor upeti
Rakyat hanya haqul yakin janji Tuhan pasti terjadi!

Semua orang kini saling mengencingi
Sambil berdiri, berlari, atau beratraksi
Rakyat tenggelam dalam ironi NKRI!

By Antho Massardi


Reply With Quote
  #6  
Old 30th December 2011
KwonBoA KwonBoA is offline
Member Aktif
 
Join Date: Dec 2011
Posts: 247
Rep Power: 0
KwonBoA sebentar lagi akan terkenalKwonBoA sebentar lagi akan terkenalKwonBoA sebentar lagi akan terkenal
Default

Pahlawan tanpa tanda jasaSelalu ditekankan demikian jadi pemerintah bisa bilang kan kaga pake tanda jasa
Jadi mo nuntut apaan
Reply With Quote
  #7  
Old 30th December 2011
ddjoko's Avatar
ddjoko ddjoko is offline
Member Aktif
 
Join Date: May 2010
Posts: 175
Rep Power: 0
ddjoko mempunyai hidup yang Normal
Default

semoga para teroris mau ngobom gedung DPR pas lagi sidang laporan pertanggung jawaban SBY, supaya mati semua. amin.
Reply With Quote
  #8  
Old 31st December 2011
volzart's Avatar
volzart volzart is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2010
Posts: 1,021
Rep Power: 22
volzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessedvolzart is blessed
Default

beginilah arti sebuah nyata kehidupan indonesia
zaman sekarang untuk melamar kerja,beli pakaian,beli handphone.beli makanan meski harus memakai uang

bagi yang punya uang abang disayang
bagi yang tidak punya uang abang saya tendang


:gant eng:

mari bergabung untuk forum patah hati


http://ceri.ws/600843
Reply With Quote
  #9  
Old 31st December 2011
anaksebelah's Avatar
anaksebelah anaksebelah is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2011
Location: disebelah bang
Posts: 345
Rep Power: 16
anaksebelah mempunyai banyak pengalamananaksebelah mempunyai banyak pengalamananaksebelah mempunyai banyak pengalamananaksebelah mempunyai banyak pengalamananaksebelah mempunyai banyak pengalamananaksebelah mempunyai banyak pengalamananaksebelah mempunyai banyak pengalaman
Default

itu sebabnya kreatifitas di negeri ini mandeg soalnya tak ada penghargaan dari para pengurus negeri ini buat orang2 yg berjasa. Klu diluar orang bisa ngomong gini
"Jangan tanya apa yg negeri mu berikan pada mu tapi tanya apa yg bisa kamu berikan pada negeri mu" tapi klu disini malah terbalik "Jangan tanya apa yg kamu berikan pada negeri mu tapi tanya apa yg bisa diberikan negeri pada kamu"
Contohnya kasus ini apa yg udah diberikan negeri ini pada sang maestro? Minta pengakuan jadi PNS aja gak dapat mau jadi apa negeri ini
Reply With Quote
  #10  
Old 31st December 2011
cauambon cauambon is offline
Newbie
 
Join Date: Dec 2011
Posts: 4
Rep Power: 0
cauambon mempunyai hidup yang Normal
Default

dikasih penghargaan minim
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:29 AM.


no new posts